Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Sekitar Kawasan Wisata Pantai Panjang dan Tapak Paderi.

lengkap sebanyak 13,33 persen. Sedangkan untuk rumah tangga yang tidak aktif memanfaatkan potensi pariwisata sebanyak 28 orang atau 93,33 persen fasilitas rumahnya semi lengkap dan 2 atau 6,67 persen fasilitas rumahnya lengkap. Dan dari kedua kelompok responden tidak ada yang fasilitasnya tidak lengkap.

5.8. Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Sekitar Kawasan Wisata Pantai Panjang dan Tapak Paderi.

Pada hakekatnya tujuan pembangunan adalah untuk meningkatkan taraf hidup serta mewujudkan kesejahteraan yang lebih baik dan merata. Penyebab dari masalah kesejahteraan dipengaruhi oleh faktor internal dimana ada sistem sosial yang mengandung gejala ketimpangan struktural dalam masyarakat yang kurang memiliki akses terhadap peluang-peluang sosial ekonomi. Sedangkan faktor eksternal antara lain adanya intervesi program pemerintah yang oleh sebagian masyarakat sangat ketergantungan dalam memenuhi kebutuhan sosial ekonominya. Untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat di sekitar kawasan wisata Pantai Panjang dan Tapak Paderi, indikator yang digunakan adalah indikator hasil sensus sosial ekonomi nasional SUSENAS yang dikeluarkan oleh BPS di modifikasi dengan kriteria kemiskinan Dirjen Tata Guna Tanah serta kriteria kemiskinan Sajogyo. Indikator – indikator tersebut antara lain tingkat pendapatan perkapita perbulan, tingkat pengeluaran perkapita perbulan, tingkat pendidikan, tingkat kesehatan, kondisi perumahan dan fasilitas perumahan. Distribusi tingkat kesejahteraan masyarakat di sekitar kawasan wisata Pantai Panjang dan Tapak Paderi dapat dilihat pada Tabel 52. Tabel 52 Distribusi Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga yang Aktif Memanfaatkan Potensi Pariwisata dengan Rumah Tangga yang Tidak Aktif dalam Memanfaatkan Potensi Pariwisata. No Tingkat Kesejahteraan Memanfaatkan Tidak memanfaatkan Jumlah total Nilai X 2 Jumlah Jumlah 1 Tinggi skor 14 – 18 24 80,00 22 73,33 46 0,37 2 Sedang skor 10 – 13 6 20,00 8 26,67 14 3 Rendah skor 6 – 9 0,00 0,00 Jumlah total 30 100,00 30 100,00 60 Sumber : Pengolahan data primer, 2008 Dari hasil analisis Khi – Kuadrat X 2 menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara rumah tangga yang aktif dalam memanfaatkan potensi pariwisata dengan yang tidak aktif memanfaatkan potensi pariwisata dalam tingkat kesejahteraan di sekitar kawasan wisata Pantai Panjang dan Tapak Paderi. Hal ini dapat dilihat dari nilai X 2 hitung = 0,373 yang lebih rendah dari X 2 Tabel = 3,84 pada selang kepercayaan 95 persen. Hal ini berarti bahwa kegiatan pariwisata tidak berpengaruh nyata terhadap tingkat kesejahteraan responden. Berdasarkan Tabel 52 di atas terlihat bahwa 80 persen rumah tangga yang aktif dalam memanfaatkan potensi pariwisata tergolong dalam kesejahteraan tinggi dan sisanya 20 persen tergolong memiliki kesejahteraan sedang. Sedangkan rumah tangga yang tidak aktif dalam memanfaatkan potensi pariwisata sebanyak 73,33 persen memiliki kesejahteraan tinggi dan sisanya sebanyak 26,67 persen kesejahteraannya sedang. Meskipun tidak terdapat perbedaan dalam hal kesejahteraan, namun hasil T-Tes membuktikan bahwa keluarga responden yang mau aktif dan terlibat dalam kegiatan pariwisata bisa mendapatkan hasil yang lebih baik berdasarkan kriteria BPS yang dimodifikasikan dengan kemiskinan Dirjen Tata Guna Tanah dan kemiskinan Sajogyo. Secara keseluruhan, untuk masyarakat yang tinggal di kawasan wisata Pantai Panjang dan Tapak Paderi yang menjadi responden dalam penelitian ini sebanyak 76,67 persen tergolong dalam ketegori tingkat kesejahteraan tinggi dan sisanya sebanyak 23,33 persen kesejahteraannya sedang Hasil wawancara dengan responden yang bergerak di bidang jasa pariwisata seperti pedagang makanan dan minuman ringan, pengelola warung gaul, kafe gaul dan souvenir mengatakan bahwa dengan adanya pengembangan kawasan wisata Pantai Panjang dan Tapak Paderi pendapatan mereka sedikit meningkat namun dengan adanya ketidakstabilan harga BBM membuat real income mereka menjadi tetap bahkan kadang-kadang turun. Di lain pihak responden yang tidak aktif memanfaatkan potensi wisata dan bekerja di sektor informal seperti buruh bangunan, buruh nelayan dan pedagang kecilwarung mengatakan dengan adanya pengembangan kawasan wisata Pantai Panjang pendapatan mereka sedikit meningkat karena poyek bangunan meningkat namun real income mereka cenderung menurun seiring adanya kenaikan BBM. Pengunjung yang kebanyakan adalah warga kota Bengkulu juga merupakan salah satu faktor mengapa mereka tidak mencoba ikut berusaha disana selain terkendala masalah pendanaan, dan penempatan tempat usaha.

5.9. Kebijakan Pengembangan Sektor Pariwisata : Penerapan Analitical