yang diperoleh begitu berbeda maka kondisi perumahan yang dapat mereka jangkau hamper sama.
Berdasarkan Tabel 50 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden mempunyai tempat tinggal cukup layak. Sebanyak 53,33 persen
responden yang aktif memanfaatkan potensi pariwisata bertempat tinggal permanen, sebanyak 43,33 persen semi permanen dan 3,33 persen non permanen. Adapun
masyarakat yang tidak aktif dalam memanfaatkan potensi pariwisata sebanyak 36,67 persen bertempat tinggal permanen, 56,67 persen semi permanen dan 6,67
persen non permanen. Kondisi perumahan yang paling menonjol adalah bahwa tidak ada responden yang menggunakan atap selain seng hal ini dikarenakan
Bengkulu adalah kota yang rawan gempa terutama lokasi penelitian yang masuk ke dalam zona satu rawan tsunami, mereka yang tinggal di rumah semi permanen
awalnya adalah rumah yang permanen namun gempa tahun 2000 dan 2007 mengakibatkan tempat tinggal mereka rusak dan akhirnya dibuat semi permanen.
5.7.6. Fasilitas Perumahan
Kelengkapan fasilitas pokok suatu rumah tangga akan menentukan nyaman tidaknya suatu rumah tinggal, yang juga menentukan kualitas rumah tinggal.
Fasilitas pokok yang penting agar suatu rumah menjadi nyaman dan sehat untuk ditinggali adalah tersedianya listrik, air bersih serta jamban dengan tangki septik
BPS,2000 dalam Prawiranegara. Fasilitas perumahan yang lengkap merupakan cerminan dari status sosial masyarakat di sekitar lokasi wisata. Yang dimaksud
fasilitas di sini adalah meliputi luas pekarangan, hiburan, penerangan, bahan bakar untuk memasak, sumber air dan sarana MCK.
Umumnya masyarakat yang aktif memanfaatkan potensi pariwisata memiliki pekarangan tergolong sempit sebanyak 70,00 persen, sementara 30
persen lainnya memiliki pekarangan sedang. Hiburan yang dimiliki oleh keluarga responden sebanyak 66,67 persen memiliki TV, 10,00 persen memiliki tape dan 23,
33 persen memiliki radio. Sarana pendingin yang dimiliki keluarga responden sebanyak 20,00 persen memiliki kulkas, 23,33 persen memiliki kipas angin dan
56,57 persen menggunakan pendingin alam. Adapun untuk penerangan, 100 persen keluarga responden menggunakan listrik. Dalam melakukan kegiatan memasak
makanan, bahan bakar yang digunakan adalah kompor minyak tanah sebanyak 96,67 persen dan 3,33 persen menggunakan gas. Sumber air bersih yang digunakan
adalah gumur gali sebanyak 53,33 persen dan PAM sebanyak 46,67 persen. Untuk sarana MCK sebanyak 50,00 persen mempunyai MCK sendiri dan 50,00 persen
MCK bersama. Sedangkan pada rumah tangga responden yang tidak aktif dalam
memanfaatkan potensi pariwisata, sebanyak 93,33 persen pekarangannya sempit dan 6,67 persen memiliki pekarangan sedang. Hiburan yang dimiliki oleh keluarga
responden sebanyak 66,67 persen memiliki TV, 3,33 persen memiliki tape dan 30,00 persen memiliki radio. Sarana pendingin yang dimiliki keluarga responden
sebanyak 6,67 persen memiliki kulkas, 30 persen memiliki kipas angin dan 63,33 persen menggunkan pendingin alam. Untuk penerangan dan bahan bakar memasak
100 persen keluarga responden menggunakan listrik dan kompor minyak tanah. Sumber air bersih yang digunakan adalah gumur gali sebanyak 73,33 persen dan
PAM sebanyak 26,67 persen serta sarana MCK sebanyak 46,67 persen mempunyai MCK sendiri dan 53,33 persen MCK bersama Tabel 51.
Tabel 51 Distribusi Fasilitas Perumahan Rumah Tangga yang Aktif Memanfaatkan Potensi Pariwisata dengan Rumah Tangga yang Tidak Aktif dalam Memanfaatkan Potensi
Pariwisata.
No Fasilitas perumahan Memanfaatkan
Tidak memanfaatkan Nilai X
2
Jumlah Jumlah
1 Lengkap skor 21
– 27 4
13,33 2
6,67 0,74
2 Semi lengkap skor 14
– 20 26
86,67 28
93,33 3
Tidak lengkap skor 7 – 13
0,00 0,00
Sumber : Pengolahan data primer, 2008
Dari hasil Khi – Kuadrat antara fasilitas perumahan rumah tangga
responden dengan keikutsertaan dalam memanfaatkan potensi pariwisata diperoleh hasil bahwa adanya hubungan yang tidak signifikan. Hal ini diketahui dari nilai X
2
sebesar 0,74 lebih rendah dari nilai X
2 Tabel
yaitu 3,84 pada α=0,05. Perbedaan fasilitas perumahan antara kedua kelompok responden relatif tidak berbeda. Rata
– rata kedua kelompok responden dalam hal fasilitas penerangan dan bahan bakar
adalah sama yakni menggunakan listrik dan bahan bakar minyak tanah. Berdasarkan Tabel 51 di atas dapat dilihat bahwa pada kelompok rumah
tangga yang aktif memanfaatkan potensi pariwisata yang mempunyai fasilitas semi lengkap adalah sebanyak 26 orang atau 86,67 persen dan yang memiliki fasilitas
lengkap sebanyak 13,33 persen. Sedangkan untuk rumah tangga yang tidak aktif memanfaatkan potensi pariwisata sebanyak 28 orang atau 93,33 persen fasilitas
rumahnya semi lengkap dan 2 atau 6,67 persen fasilitas rumahnya lengkap. Dan dari kedua kelompok responden tidak ada yang fasilitasnya tidak lengkap.
5.8. Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Sekitar Kawasan Wisata Pantai Panjang dan Tapak Paderi.