kebutuhan dasar manusia lainnya. Sedangkan Supriatna 1997 menyatakan bahwa strategi kesejahteraan pada dasarnya dimaksudkan untuk memperbaiki
taraf hidup atau kesejahteraan penduduk perdesaan melalui pelayanan dan peningkatan program-program pembangunan sosial yang berskala besar atau
nasional seperti peningkatan pendidikan, perbaikan kesehatan dan gizi, penanggulangan urbanisasi, perbaikan pemukiman penduduk, pembuatan sarana
dan prasarana sosial lainnya seperti transportasi, pendidikan, tempat ibadah dan fasilitas umum lainnya diperdesaan.
Pendapatan dari sektor pariwisata merupakan sumber dana bagi negara daerah dimana pariwisata itu berada. Dengan semakin meningaktnya kunjungan
wisata maka berarti bahwa semakin bertambah pengeluaran wisatawan, yang berakibat naiknya permintaan terhadap barang atau jasa-jasa yang diperlukan
wisatawan tersebut yang berakibat bertambahnya lapangan kerja yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.
2.2. Penelitian Terdahulu
Penelitian tentang pariwisata pada umumnya telah banyak dilakukan, baik penelitian wisata alam, bahari dan budaya. Terbukti di beberapa daerah sektor
pariwisata cukup berperan dalam menopang perekonomian. Menurut Putra 2006 dalam penelitiannya tentang persepsi masyarakat
terhadap ekowisata perkampungan budaya betawi sebagai pelestarian situs dan cagar budaya menyimpulkan adanya persepsi yang berbeda antara warga asli
betawi dan non betawi, dimana warga asli kawasan memiliki persepsi yang cukup baik terhadap ekowisata perkampungan budaya betawi sedangkan pemudik dan
pemerhati memiliki persepsi yang baik. Namun warga pendatang masih kurang baik. Kurang baiknya persepsi warga pendatang diduga karena kurangnya
intensitas kontrak dengan kawasan akibatnya intensitas pesan ekotourisme kawasan yang diterima warga pendatang menjadi sangat terbatas dan
menyebabkan ekotourisme tidak menarik perhatian warga pendatang. Hal lain karena mereka kurang dilibatkan dalam berbagai kegiatan yang dilakukan di
kawasan.
Penelitian lainnya yang berkaitan dengan persepsi masyarakat terhadap pengembangan wisata adalah penelitian dari Hastari 2005 yang membahas
karakteristik objek wisata dan persepsi masyarakat sebagai dasar dalam pengembangan wisata alam yang dilakukan di Arboretum Nyaru Enteng
Palangkaraya. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa persepsi masyarakat pada umumnya baik dan positif terhadap kegiatan wisata yang berlangsung di ANM
maupun pengembangannya di masa depan, meskipun tingkat partisipasi masyarakat dalam mendukung kegiatan wisata masih rendah yang ditunjukkan
dengan masih sedikitnya pekerjaan sampingan yang ditekuni masyarakat yang berhubungan dengan wisata. Hal ini perlu menjadi motivasi dalam pengembangan
dan pengelolaan wisata alam ANM yang lebih baik dimasa yang akan datang. Prawiranegara 2002 dalam penelitiannya tentang kajian hubungan
kesejahteraan nelayan dengan keterlibatan nelayan pada industri pariwisata pesisir pantai carita di Kecamatan Labuan menyimpulkan bahwa industri pariwisata
berdasarkan skor dari indikator kesejahteraan keluarga berhubungan nyata terhadap kesejahteraan masyarakat yang berarti industri pariwisata memberikan
kontribusi yang cukup baik terhadap kesejahteraan masyarakat. Dimana nilai X
2
hitung sebesar 35.718 lebih besar dari X
2
tabel sebesar 5.99 artinya industri pariwisata memberikan kontribusi yang cukup baik terhadap kesejahteraan
masyarakat. Manfaat lebih besar daripada kerugian, bahwa faktor eksternal sangat berpengaruh terhadap masyarakat lokal terutama peluang. Peluang tersebut belum
dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat setempat, hal ini berkaitan dengan sumberdaya manusia yang masih rendah dan perlu ditingkatkan. Oleh karena itu
strategi bagaimana memaksimalkan kekuatan dan peluang suatu kegiatan industri pariwisata dan secara bersamaan meminimalkan kelemahan dan ancaman pada
kegiatan tersebut. Penelitian Wulaningsih 2004 , menemukan bahwa dalam kegiatan
pengembangan pariwisata di kawasan Gunung Salak Endah, kemauan masyarakat untuk berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan kepariwisataan cukup tinggi.
Masyarakat lokal GSE sangat tergantung pada kawasan ini untuk dapat melangsungkan kehidupannya. Tingkat partisipasi masyarakat lokal GSE dalam
pengembangan pariwisata cukup tinggi aktif dan sangat aktif terutama pada tahap pelaksanaan
. Penelitian lain yang berhubungan dengan kepariwisataan adalah yang
membahas dampak pariwisata terhadap perekonomian wilayah. Dalam penelitiannya Safri 1996 di Kabupaten Dati II Batang Hari Jambi menyatakan
bahwa berdasarkan nilai Location Quotient atas dasar indikator pendapatan maupun tenaga kerja masih kecil sumbangan pariwisata ini terhadap
perekonomian wilayah dan juga terdapat perbedaan rata-rata pendapatan masyarakat pariwisata dengan non pariwisata. Adapun Sari 2007 dalam
penelitiannya tentang dampak multiplier ekonomi sektor pariwisata berdasarkan tabel I-O jawa tengah menunjukkan bahwa peranan sektor pariwisata dalam
perekonomian Jateng relatif kecil. Dari sektor pembentukan struktur permintaan, total permintaan sektor pariwisata menduduki peringkat ke empat setelah sektor
pertambangan. Rampon 2006 menyatakan bahwa sektor pariwista di Tana Toraja
berada pada kelompok tersier dan merupakan sektor non basis. Partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pengembangan objek wisata Londa Lembang
Sandai Wai relatif kurang, hal ini dipengaruhi oleh terbatasnya pengetahuan masyarakat tentang peluang yang ada, mengakibatkan keputusan yang ada belum
aspiratif dan terbatasnya waktu anggota masyarakat mengakibatkan kurangnya kesempatan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengembangan objek wisata.
Pengembangan pariwista di Kabupaten Tana Toraja secara kumulatif menunjukkan bahwa hanya dampak ekonomi yang relatif memberikan manfaat,
karena angka rasionya lebih besar dari satu. Berdasarkan hasil penelitian-penelitan tentang pariwisata tersebut di atas
dapat disimpulkan bahwa persepsi yang positif dari masyarakat terhadap kegiatan pembangunan akan mendorong masyarakat untuk berpartisipasi dalam
memanfaatkan pembangunan serta akan ada tanggung jawab dari masyarakat untuk menjaga pembangunan tersebut. Dengan kegiatan pembangunan pariwisata
masyarakat dapat meningkatkan pendapatan melalui usaha-usaha di bidang kepariwisataan.
BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran
Pada dasarnya tujuan utama dalam pembangunan suatu wilayah adalah mencapai suatu pembangunan wilayah yang berkelanjutan bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat. Secara sosial, ekonomi dan budaya konsep pembangunan berkelanjutan mensyaratkan bahwa manfaat yang diperoleh dari kegiatan
pembangunan serta
sumberdaya alamnya
harus diprioritaskan
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat disekitar kegiatan tersebut, terutama bagi
mereka yang tergolong dalam kelompok ekonomi lemah. Hal ini bertujuan untuk menjamin kelangsungan pertumbuhan ekonomi wilayah tersebut.
Dengan penerapan UU no. 22 tahun 1999 yang kemudian direvisi menjadi UU no. 32 tahun 2004 di Indonesia tentang pemerintahan daerah,
menjadi peluang pada tiap daerah di Indonesia untuk memanfaatkan potensi yang ada dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Maka Pemerintah
Propinsi Bengkulu melakukan kegiatan pembangunan pariwisata yang berbasis industri rakyat dengan tujuan untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi, sumber PAD, serta meningkatkan pendapatan masyarakat disekitar objek wisata.
Pelaksanaan kebijakan pengembangan sektor pariwisata di provinsi Bengkulu salah satunya tercermin dari program pengembangan sektor pariwisata
yang meliputi
pembangunan infrastruktur
seperti sarana
transportasi, pengembangan daya tarik kawasan atau objek wisata unggulan seperti
pengembangan kawasan pantai panjang dan tapak paderi, penyiapan sosial, penyiapan kelembagaan serta promosi yang dirintis sejak tahun 2006.
Adanya program pengembangan sektor pariwisata yang telah dan sedang dilaksanakan memerlukan adanya penelitian untuk mengetahui apakah program
pengembangan pariwisata dapat mendukung dan meningkatkan industri rakyat yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat
di sekitar lokasi objek wisata. Berangkat dari pemikiran tersebut, penelitian ini diarahkan untuk
mengkaji persepsi masyarakat yang terlibat langsung dengan kegiatan pengembangan wisata tapak paderi, bagaimana persepsi masyarakat lokal