5.7.2. Tingkat Pengeluaran Rumah Tangga
Pengeluaran rumah tangga responden secara garis besar dibagi menjadi 2 kelompok yaitu pengeluaran untuk pangan terdiri dari pengeluaran untuk bahan
makanan dan minuman, serta pengeluaran non pangan terdiri dari pengeluaran untuk selain makan dan minum seperti untuk pendidikan, kesehatan, listrik dan lain-
lain. Tingkat pengeluaran responden dapat diukur dengan menggunakan konsep
kemiskinan menurut kriteria Sajogyo yang menyetarakan nilai sejumlah beras pertahun dengan pengeluaran perkapita pertahun. Harga beras yang dikonsumsi
rumah tangga responden dalam penelitian ini rata-rata Rp. 5.000,- harga beras kualitas sedang . Konsep kemiskinan Sajogyo yaitu : Tidak miskin apabila
pengeluaran perkapita setahun lebih besar dari Rp. 1. 600.000,- setara konsumsi 320 kg beras pertahun , miskin apabila pengeluaran perkapita pertahun antara Rp.
1.200.000,- 1.600.000,- setara konsumsi 240 – 320 kg beras setahun , miskin
sekali jika pengeluaran perkapita pertahun Rp.900.000,- – 1.200.000,- setara
konsumsi 180 – 240 kg beras setahun dan paling miskin jika pengeluaran
perkapita pertahun kurang dari Rp.900.000,- setara konsumsi beras 180 kg setahun .
Berdasarkan hasil penelitian dari dua kelompok responden baik yang aktif memanfaatkan potensi wisata maupun yang tidak aktif memanfaatkan potensi
pariwisata maka dapat diketahui bahwa pengeluaran perkapita dalam setahun berkisar antara Rp. 1.020.000,- - Rp. 2.700.000,- atau pengeluaran perkapita
perbulan antara Rp. 85.000,- hingga Rp. 200.000,-. Tingkat pengeluaran rumah tangga responden yang aktif dan yang tidak aktif dalam memanfaatkan potensi
pariwisata dapat dilihat pada Tabel 47.
Tabel 47 Distribusi Tingkat Pengeluaran Perkapita Perbulan Rumah Tangga yang Aktif Memanfaatkan Potensi Pariwisata Dengan Rumah Tangga yang
Tidak Aktif dalam Memanfaatkan potensi Pariwisata. No
Tingkat Pengeluarn perkapitabulan Rp
Memanfaatkan Tidak memanfaatkan
Nilai X
2
Jumlah Jumlah
1 Tinggi ≥ 133.333
21 70,00
17 56,67
2,46 2
Sedang 100.001 – 133.333
4 13,33
9 30,00
3 Rendah 75.000
– 100.000 5
16.67 4
13,33 4
Rendah Sekali 75.000 0,00
0,00
Sumber : Pengolahan data primer, 2008
Tabel 47 menunjukkan bahwa tingkat pengeluarankonsumsi perkapita perbulan rumah tangga yang aktif memanfaatkan potensi pariwisata adalah
sebanyak 70 persen pengeluarannya di atas Rp. 133.333,- atau sekitar 21 orang memiliki tingkat pengeluaran yang tinggi, 4 keluarga memiliki tingkat pengeluaran
sedang dan 5 orang yang tingkat pengeluarannya rendah. Demikian hal nya dengan responden yang tidak aktif memanfaatkan potensi pariwisata, responden yang
memiliki tingkat pengeluaran perkapita tinggi sebanyak 56,67 persen, tingkat pengeluaran sedang sebanyak 30 persen dan rendah sebanyak 16,67 persen.
Dari hasil uji Khi-Kuadrat X
2
antara tingkat pengeluaran responden dengan keikutsertaan dalam memanfaatkan potensi pariwisata diperoleh hubungan
yang tidak signifikan dimana nilai X
2
sebesar 2,46 lebih rendah dari nilai X
2 Tabel
yaitu 5,99 pada α=0,05. Hasil koefisien kontingensi adalah sebesar 0,198 atau 19,8 persen yang menunjukkan keeratan hubungan keikutsertaan dalam memanfaatkan
potensi pariwisata dengan pengeluaran yang sangat tidak erat. Pengeluaran responden secara umum lebih banyak untuk pengeluaran konsumsi pangan,
sedangkan untuk non pangan pengeluaran terdiri dari biaya rumah, transportasi dan pendidikan dengan jumlah pengeluaran yang umumnya tidak jauh berbeda.
5.7.3. Tingkat Pendidikan