Program Pengembangan Wisata Pesisir Lalong Kota Luwuk

4.9.2 Rencana Sirkulasi Wisata Pesisir Lalong Kota Luwuk

Kota Luwuk memiliki akses dengan kondisi jaringan jalan yang cukup memadai, hal ini dipengaruhi oleh kawasan wisata berada di pusat kota sehingga dapat dicapai melalui transportasi darat, air, dan udara. Keberadaan sarana transportasi yang dapat diakses menuju kawasan Lalong Kota Luwuk adalah kendaraan umum dan kendaraan pribadi. Terkait dengan kawasan yang berada di pusat kota yang dapat memicu kemacetan sehingga dibutuhkan pengaturan sirkulasi wisata. Pola sirkulasi yang baik apabila mengikuti hierarki sirkulasi. Artinya, perlu upaya pemisahan fungsi jalan yang meliputi jalan primer, sekunder, dan tersier. Hal ini untuk mengurangi kemacetan sekaligus mempermudah aksesbilitas yang aman dan nyaman bagi pengguna jalan khususnya wisatawan yang ingin berjalan kaki untuk mengunjungi objek wisata. Rencana sistem pola sirkulasi yaitu menggunakan sistem kurva linier yang merupakan gabungan dari pola garis lurus dan garis lengkung yang memanfaatkan topografi, dengan cara mengikuti bentuk lahan sedekat mungkin. Dengan rencana sistem kurva linier suasana jalan menjadi lebih menarik karena bervariasinya pemandangan lanskap. Sirkulasi primer merupakan sirkulasi antara ruang utama dan ruang penunjang. Sirkulasi primer merupakan jalur kendaraan khusus wisata, pengguna sepeda, dan pejalan kaki. Sirkulasi sekunder merupakan sirkulasi dalam ruang yang menghubungkan objek wisata. Sirkulasi ini menghubungkan objek wisata pada ruang wisata akuatik dan objek wisata pada ruang wisata teresterial. Sirkulasi sekunder terdiri dari sirkulasi darat dan sirkulasi air. Sirkulasi darat merupakan jalur khusus sepeda wisata dan pejalan kaki, hal ini bertujuan untuk kenyamanan dan dapat menikmati lebih banyak objek dan atraksi wisata yang ditawarkan. Sedangkan sirkulasi air merupakan jalur kapal, perahu, sampan, dan duck tour. Pola sirkulasi keduanya bervariasi untuk setiap sub-sub ruang wisata. Sedangkan sirkulasi tersier merupakan sirkulasi di dalam objek dan atraksi wisata. Sirkulasi tersier berupa boardwalk dan trancking primitif. Rencana sirkulasi kawasan wisata pesisir dapat dilihat pada Gambar 39. Rencana lanskap dikembangkan berdasarkan rencana tata ruang dan rencana sirkulasi wisata yang menghasilkan rencana blok kawasan wisata Gambar 40 dan dibagi dalam beberapa segmen rencana blok kawasan wisata Gambar 41, Gambar 42, Gambar 43, Gambar 44, Gambar 45, dan Gambar 46. Selanjutnya rencana blok kawasan wisata pesisir diintegrasikan dalam bentuk rencana lanskap Gambar 47, Gambar 48, Gambar 49, Gambar 50, Gambar 51, dan Gambar 52. Ga mbar 39 P eta re nc ana sirkulasi w isa ta p esis ir L KL 75