Potensi Objek dan Atraksi Wisata Pesisir Lalong Kota Luwuk

Tabel 20 menunjukkan potensi objek dan atraksi wisata pesisir LKL. Tabel 20 Potensi objek dan atraksi wisata LKL No Ekosistem Objek Atraksi Potensi wisata Keterangan Photo 1 Hutan lahan atas l l Fauna Tarsius Alam Fauna Tarsius Sulawesi merupakan fauna endemik yang berasal dari Sulawesi 2 Lahan bernilai penting Akper Gaya arsitektur kolonial Budaya Sejarah Rumah sakit umum pertama di Kota Luwuk pada masa kolonial 1936 3 Lahan bernilai penting Kediaman Anuranta Gaya arsitektur kolonial Budaya Sejarah Rumah keluarga dokter yang dibangun pada masa kolonial dan terjaga keasliannya 4 Lahan Bernilai Penting Gereja Bukit Zaitun Luwuk Gaya arsitektur kolonial Budaya Sejarah Gereja pertama di Kota Luwuk yang mencapai umur hampir 100 tahun 5 Lahan bernilai penting Museum daerah Gaya arsitektur kolonial, galeri budaya Banggai, dan pertunjukan seni tarian dan teater Budaya Sejarah Bangunan peninggalan kolonila yang dibangun pada tahun 1930 dan merupakan bekas distrik 6 Lahan bernilai penting Pemukiman pasar tua Arsitektur lokal rumah panggung Budaya Sejarah Pusat perdagangan pada masa pemerintahan kolonial yang didominasi oleh suku Gorontalo dan bangunan mencapai ratusan tahun Sumber: Olahan data lapang 2013 Tabel 20 Lanjutan No Ekosistem Objek Atraksi Potensi wisata Keterangan Photo 7 Lahan bernilai penting Kediaman keluarga kerajaan Banggai Gaya arsitektur lokal Budaya Sejarah Bangunan yang dimiliki oleh keluarga kerajaan Banggai sejak masa Kolonial 8 Lahan bernilai penting Kediaman wakil bupati Gaya arsitektur kolonial Budaya Sejarah Kediaman bupati Banggai pertama setelah kemerdekaan 9 Lahan bernilai penting Bekas benteng Majapahit Situs sejarah monumen perjuagan gerilya kerajaan Banggai Budaya Sejarah Goa bawah tanah pada masa Majapahit yang dan dalam proses penelitian ahli purbakala - 10 Lahan bernilai penting Pelelangan ikan Proses kegiatan jual beli ikan dan dapat menikmati hasil laut Budaya Belanja dan kuliner Pelelangan ikan sekaligus pelabuhan nelayan Kota Luwuk yang didominasi suku Muna dan Buton 11 Lahan bernilai penting Pasar malam Proses kegiatan jual beli masyarakat Kota Luwuk yang dilakukan malam hari Budaya Belanja dan kuliner Pasar malam yang dilakukan malam hari dengan berbagai jenis produk lokal yang ditawarkan 12 Lahan bernilai penting Kuliner khas Kota Luwuk Mencicipi berbagai jenis makanan dan minuman tradisional khas Kota Luwuk Budaya Kuliner Pisang goreng Lowe yang terkenal di Kota Luwuk yang berbahan dasar dari jenis pisang Lowe Budaya Kuliner Ikan bakar segar dengan sambaldabu- dabu mentah khas Kota Luwuk sehingga memiliki rasa berbeda dengan ikan bakar lain Sumber: Data olahan lapang 2013 Tabel 20 Lanjutan No Ekosistem Objek Atraksi Potensi wisata Keterangan Photo 12 Lahan bernilai penting Kuliner khas Luwuk Mencicipi berbagai jenis makanan dan minuman tradisional khas Kota Luwuk Budaya Kuliner Milu siram Loinang khas Kota Luwuk yang berbahan dasar jagung yang berasal dari Kota Luwuk sehingga berbeda dengan rasa jagung umumnya Budaya Kuliner Onyop, makanan khas suku asli Saluan yang terbuat dari bahan dasar sagu atau singkong Budaya Kuliner Lopis, jajanan terbuat dari beras ketan Budaya Kuliner Kanjoli, jajanan terbuat dari bahan dasar singkong Budaya Kuliner Es kelapa gula merah, minuman yang terbuat dari bahan dasar kelapa dengan pemanis dari gula merah Budaya Kuliner Aneka jenis keripik wahyu produksi masyarakat lokal Sumber: Data olahan lapang 2013 Tabel 20 Lanjutan No Ekosistem Objek Atraksi Potensi wisata Keterangan Photo 13 Hutan semi alami Sumber mata air Mambual Rekreasi air Alam Air Merupakan mata air yang berada di sekitar Lalong dan memiliki kualitas I sehingga dapat dikomsumsi 14 Estuari Air Rekreasi air, jet ski, memancing, berperahu, landscape photografi photo hunting, restoran terapung, penghijauan, cruise ship, dan yatching Alam dan budaya festival night, edukasi, dan water transport Bahasa lokal kata Lalong artinya teluk merupakan elemen salah satu lanskap Kota Luwuk 15 Pantai pasir putih Pasir putih, debur ombak, sunrise, dan aktivitas nelayan Rekreasi pantai, berenang, berjemur, olahraga pantai, berperahu, jet ski, banana boat, dan selancar Alam Pantai Pantai dengan pasir putih berada di kanan dan kiri bagian luar kawasan teluk 16 Pantai berbatu Batu karang hitam Deburan ombak yang menghantam bebatuan, dan landscape photografi Alam Pantai berbatu Pantai berbatu yang berwarna hitam dengan ukuran besar menjadi salah satu tipe bentuk lanskap yang eksotik 17 Padang lamun Padang lamun Jenis lamun dan biota laut Alam dan budaya Edukasi Padang lamun Seagrass merupakan habitata biota laut dan sebagai filter dari pencemaran 18 Terumbu karang Jenis terumbu karang Keindahan bawah Laut, transplanting terumbu karang, snorkling, dan memancing Alam dan budaya Edukasi Jenis terumbu karang cukup beragam yang merupakan habitat biota laut Sumber: Data olahan lapang 2013 Tabel 20 Lanjutan No Ekosistem Objek Atraksi Potensi wisata Keterangan Photo 19 Banggai cardinal fish BCF Melihat keelokan warna dan bentuk ikan, dan snorkling Alam dan budaya Edukasi BCF merupakan ikan endemik di Banggai khususnya Kota Luwuk 20 Rumpon Tangkapan ikan secara tradisional Alam dan budaya Edukasi Budaya alat penangkapan para nelayan di Kota Luwuk yang berbasis kelompok masyarakat nelayan Sumber: Olahan data lapang 2013

4.2.2 Potensi Visual Wisata Pesisir Lalong Kota Luwuk

Lalong merupakan salah satu elemen daya tarik lanskap yang potensial di Kota Luwuk. Hal ini dikarenakan Lalong memiliki visual yang masih alami meskipun berada di tengah pusat kota yang padat. Hasil analisis kualitas estetik Lalong Kota Luwuk dilakukan melalui metode scenic beauty estimation SBE menunjukkan bahwa responden yang terpilih sangat antusias dalam mengamati objek dan atraksi yang terdapat dalam slide photo yang ditampilkan. Gambar 16 Grafik nilai SBE kawasan pesisir LKL 123 124 125 126 123 127 137 145 150 34 39 20 40 60 80 100 120 140 160 L1 L2 L3 L4 L5 L6 L7 L8 L9 L10 L11 L12 Tinggi Sedang Rendah LANSKAP N ILAI SBE 42 Gambar 16 menunjukkan nilai SBE masing-masing lanskap yang ditampilkan pada responden berjumlah 12 karakter lanskap bahwa keindahan lanskap LKL sebagian besar tinggi T yaitu lanskap 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, dan 12. Lanskap dengan nilai tertinggi 11 dan 12, artinya lanskap tersebut merupakan karakter lanskap yang paling bagus dan memiliki tingkat preferensi yang paling tinggi dari responden. Lanskap 11 dan 12 merupakan lanskap borrowing view kawasan LKL. Hal ini terkait dengan topografi yang berbukit dan bergunung sehingga elemen alami dan binaan membentuk lanskap yang indah. Lanskap 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan 10 didominasi latar belakang lanskap alami berupa view gunung, vegetasi yang hijau, hamparan pantai pasir putih, laut, dan langit biru yang menyatu dengan lanskap binaan. Sedangkan keindahan rendah R yaitu lanskap 1, 2, dan 3, artinya lanskap tersebut memiliki tingkat preferensi rendah dari responden. Hal ini dikarenakan kondisi lanskap didominasi oleh latar belakang lanskap binaan. Perbedaan nilai keindahan dari 12 lanskap ini menunjukkan keragaman struktur lanskap yang tinggi dan alami cenderung disukai oleh responden. Kaplan 1988 menyatakan preferensi visual berbeda-beda antar setiap individu, tetapi preferensi visual lingkungan alami lebih disukai dari pada struktur buatan manusia. Penilaian lanskap LKL dapat dilihat pada Gambar 17. Gambar 17 Penilaian kualitas visual kawasan pesisir LKL Peringkat 1 Nilai SBE=150 Peringkat 2 Nilai SBE=145 Peringkat 3 Nilai SBE=137 Peringkat 4 Nilai SBE=127 Gambar 17 Lanjutan Peringkat 11 Nilai SBE= 34 Peringkat 12 Nilai SBE=0 Peringkat 10 Nilai SBE=39 Peringkat 9 Nilai SBE= 123 Peringkat 7 Nilai SBE=124 Peringkat 8 Nilai SBE=123 Peringkat 6 Nilai SBE=125 Peringkat 5 Nilai SBE=126 44 Tabel 21 Luas potensi kualitas visual wisata pesisir LKL No Kelurahan Potensi objek dan atraksi R S T 1 Tontouan - - 693.29 2 Mangkio - - 477.48 3 Kaleke - - 763.56 4 Soho - - 21.24 5 Bungin 85.91 - 13.62 6 Luwuk - - 183.68 7 Baru - - 16.18 8 kKeraton 66.75 - 8.9 Total ha 152.66 2178.01 2330.67 Total 6.55 93.45 100 Sumber: Olahan data lapang 2013 Tabel 21 menunjukkan luasan kawasan kualitas visual pesisir LKL tertinggi yaitu 2177.94 ha atau 93.45 yang sebagian besar berada di seluruh kelurahan. Tingginya kualitas visual dipengaruhi oleh kawasan memiliki karakteristik topografi yang bergelombang atau tidak datar sehingga membentuk elemen lanskap alami. Berdasarkan kondisi tersebut kawasan memiliki potensi lanskap yang indah untuk dikembangkan dengan mamanfaatkan good view. Sedangkan luasan kawasan dengan kualitas visual rendah yaitu 152.73 ha atau 6.55 yang berada di Kelurahan Bungin dan Kelurahan Keraton. Kedua kelurahan memiliki karakteristik lanskap yang didominasi oleh lanskap binaan. Interaksi manusia dan alam telah mengubah struktur lanskap alami secara kualitas maupun kuantitas. Keindahan visual lanskap merupakan salah satu unsur yang penting yang tidak dapat diciptakan oleh manusia dan selayaknya dipertahankan. Zona kualitas visual kawasan wisata pesisir LKL dapat dilihat pada Gambar 18. Gambar 18 Peta kualitas visual kawasan pesisir LKL 45