Teknologi Landscape Planning of Coastal Tourism Area in Lalong Luwuk City,Central Sulawesi

4.6 Zona Pengembangan Kawasan Wisata Pesisir Lalong Kota Luwuk

Zona pengembangan kawasan wisata pesisir Lalong Kota Luwuk diperoleh dari zona wisata pesisir dan menyesuaikan sosial perkotaan. Gunn 1994, suatu kawasan wisata yang baik dan berhasil secara optimal didasarkan apabila mempertahankan kelestarian lingkungannya, meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kawasan tersebut, dan meningkatkan keterpaduan dan unity pembangunan masyarakat di kawasan sekitar dan zona pengembangan. Tabel 30 Zona pengembangan wisata pesisir kawasan LKL No Kelurahan Ekosistem Zona pengembangan wisata TP CP P 1 Tontouan Hutan lahan atas Alami Inti 640.30 Semi alami Penyangga 43.95 Tidak alami Penyangga 0.39 Lahan bernilai penting Pemukiman Penyangga 8.65 2 Mangkio Hutan lahan atas Alami Inti 443.27 Semi alami Penyangga 14.28 Tidak alami Penyangga 2.19 Lahan bernilai penting Pemukiman Penyangga 17.74 3 Kaleke Hutan lahan atas Alami Inti 691.94 Semi alami Penyangga 62.21 Tidak alami Penyangga 3.75 Lahan bernilai penting Pemukiman Penyangga 5.66 4 Soho Hutan lahan atas Tidak alami Penyangga 3.10 Lahan bernilai penting Pemukiman Pemanfaatan 18.14 5 Bungin Hutan lahan atas Semi alami Penyangga 28.55 Tidak alami Penyangga 5.45 Lahan bernilai penting Pemukiman Pemanfaatan 51.91 Pantai Berpasir Pemanfaatan 1.90 Padang lamun Khusus 4.56 Terumbu karang Khusus 7.15 6 Luwuk Hutan lahan atas Semi alami Penyangga 47.95 Tidak alami Penyangga 6.39 Lahan bernilai penting Pemukiman Pemanfaatan 64.16 CBD Pemanfaatan 27.31 Estuari Semi terbuka Khusus 37.87 7 Baru Hutan lahan atas Tidak alami Penyangga 0.34 Lahan bernilai penting Pemukiman Pemanfaatan 15.84 8 Keraton Hutan lahan atas Semi alami Penyangga 6.51 Tidak alami Penyangga 8.15 Lahan bernilai penting Pemukiman Pemanfaatan 46.95 CBD Pemanfaatan 5.14 Pantai Berpasir Pemanfaatan 1.04 Berbatu Khusus 0.09 Padang lamun Khusus 1.75 Terumbu karang Khusus 6.02 Total ha 2330.67 Total 100 Sumber: Olahan data lapang 2013 TP: tidak potensi, CP: cukup potensi, P: potensi Tabel 30 menunjukkan zona pengembangan kawasan wisata pesisir Lalong Kota Luwuk dalam klasifikasi potensi, cukup potensi, dan tidak potensi. Tujuan klasifikasi zona adalah menentukan pusat pengembangan dan penataan kawasan wisata LKL yang disesuaikan dengan karakter lanskap. Kawasan pesisir LKL memiliki zona pengembangan, yaitu: 62 1 Zona pengembangan wisata potensi P. Pengembangan wisata pesisir potensi seluas 170 ha 7.30. Kelurahan Bungin, Kelurahan Luwuk, dan Kelurahan Keraton ditetapkan sebagai pusat pengembangan wisata semi alami karena kawasan berada di zona khusus dan zona pemanfaatan sehingga pengembangan aktivitas cukup terbatas dan fasilitas pendukung tertentu. 2 Zona pengembangan wisata cukup potensi CP. Pengembangan wisata pesisir cukup potensi seluas 2113.38 ha atau 90.67. Desa Tontouan, Kelurahan Mangkio Baru, dan Kelurahan Kaleke ditetapkan sebagai pusat pengembangan wisata alami karena berada di zona inti sehingga pengembangan aktivitas terbatas dan fasilitas tertentu yang bertujuan konservasi. Kelurahan Bungin, Kelurahan Luwuk, dan Kelurahan Keraton ditetapkan sebagai pusat pengembangan wisata semi alami karena berada di zona penyangga dan zona pemanfaatan sehingga pengembangan aktivitas cukup terbatas dan fasilitas pendukung tertentu. Sedangkan Kelurahan Soho dan Kelurahan Baru ditetapkan sebagai pusat pengembangan wisata binaan karena berada di zona pemanfaatan sehingga pengembangan lokasi dapat menampung aktivitas dan fasilitas pendukung wisata pesisir LKL. 3 Zona pengembangan wisata pesisir tidak potensi TP. Pengembangan wisata pesisir tidak potensi seluas 47.29 ha 2.03 berada di sebagian kecil Kelurahan Bungin dan Kelurahan Keraton ditetapkan sebagai pusat pengembangan wisata semi alami karena berada di zona penyangga dan zona pemanfaatan sehingga pengembangan aktivitas cukup terbatas dan fasilitas pendukung tertentu. Pusat zona pengembangan akan berhasil secara optimal dengan dukungan atau parsitipasi masyarakat sebagai pelaku wisata secara langsung atau tidak langsung. Sebagian besar masyarakat lokal di sekitar zona pengembangan sangat mendukung pengembangan kawasan wisata pesisir LKL. Partisipasi masyarakat Desa Tontouan, Kelurahan Mangkio Baru, dan Kelurahan Kaleke sangat dibutuhkan untuk menjaga kawasan dari gangguan aktivitas masyarakat karena berada di zona inti. Sedangkan khusus pada masyarakat Kelurahan Mangkio dan Kelurahan Baru cukup mendukung. Berdasarkan zona pengembangan wisata di Kelurahan Mangkio Baru dan Kelurahan Baru memiliki potensi wisata alami dan wisata binaan berada di kawasan teresterial. Hal ini bertolak belakang dengan latar belakang pekerjaan masyarakat yang bergantung di atas laut. Oleh karena itu, diupayakan alternatif pekerjaan melalui pelatihan sebagai pelaku wisata sehingga dapat meningkatkan pendapatan ekonomi dan kehidupan yang lebih baik. Peta zona pengembangan kawasan wisata pesisir LKL dapat dilihat pada Gambar 34.