Geomorfologi Kondisi Biofisik .1 Topografi dan Kemiringan Lahan
                                                                                Pola  penggunaan  lahan  di  Kota  Luwuk  cukup  bervariasi  yang  didominasi oleh hutan seluas 4.887 ha atau 32.52 dan semak seluas 3.520 ha atau 23.42
yang menyebar hampir  di  seluruh bagian hulu  di  Kota  Luwuk. Pola penggunaan lahan dapat dilihat pada Gambar 9.
Gambar 9 Peta pola penggunaan lahan Kota Luwuk Bappeda 2011
Bagian  Wilayah  Perkotaan  yang  selanjutnya  disingkat  BWP  atau  BWK adalah  bagian  dari  kabupatenkota  dan  atau  kawasan  strategis  kabupatenkota
yang akan atau perlu disusun rencana rincinya, dalam hal ini RDTR, sesuai arahan atau  yang  ditetapkan  di  dalam  RTRW  kabupatenkota  yang  bersangkutan,  dan
memiliki  pengertian  yang  sama  dengan  zona  peruntukan  sebagaimana  dimaksud dalam  Peraturan  Pemerintah  Nomor  15  Tahun  2010  tentang  penyelenggaraan
penataan ruang.
Berdasarkan rencana pola penggunaan lahan di  Kota  Luwuk untuk  periode tahun  2003-2013  di  bagi  menjadi  5  bagian  wilayah  kota  BWK  yang  meliputi
BWK A, BWK B, BWK C, BWK D, dan BWK E. BWK A fungsi utama sebagai pusat  transportasi  dengan  arah  pengembangan  bandara,  pemukiman,  dan
pelayanan umum. BWK B fungsi utama sebagai pusat pemerintahan dengan arah pengembangan pusat pemerintahan dan pemukiman.
BWK  C  fungsi  utama  central  bussiness  district  CBD  dengan  arah pengembangan  perdagangan  dan  jasa  skala  kota  dan  regional,  transportasi
regional,  pelayanan  umum  skala  kota,  dan  pemukiman.  BWK  D  fungsi  utama kawasan  transisi  dengan  arah  pengembangan  pemukiman  dan  pelayanan  umum.
BWK  E  fungsi  utama  kawasan  cadangan  peluasan  kota  dengan  arah pengembangan pemukiman dan pelayanan umum.
Kawasan  pesisir  Kota  Luwuk  memiliki  ekosistem  teresterial  yaitu  hutan lahan  atas  alami,  semi  alami,  dan  tidak  alami  dan  lahan  bernilai  penting
pemukiman  dan  CBD.  Ekosistem  akuatik  yaitu  estuari,  pantai  berpasir  dan berbatu,  padang  lamun,  dan  terumbu  karang.  Luas  sempadan  pantai  wilayah
Kabupaten  Banggai  yaitu  8812.18  ha.  Sedangkan  panjang  garis  pantai  Kota Luwuk ± 35.36 km DPK 2009.
Ekosistem  mangrove  di  Kabupaten  Banggai  memiliki  luas  3370  ha  yang hanya terdapat di Kecamatan Bunta seluas 320 ha, Kecamatan PagimanaBualemo
seluas  1.600  ha,  Kecamatan  Lamala  seluas  50  ha,  dan  Kecamatan  Toili  seluas 1400  ha  DPK  2009.  Jenis  terumbu  karang  di  Kabupaten  Banggai  yaitu  karang
bercabang dari marga Porites, Millepora, Acropora, Pocillopora, dan Seriatopora DPK  2009.  Keberadaan  ekosistem  tersebut  merupakan  potensi  sumber  daya
alam  yang  memiliki  fungsi  dan  peran  yang  saling  terkait.  Oleh  karena  itu, dibutuhkan upaya untuk menjaga dan melestarikan sumber daya tersebut.
Perencanaan BWK Kota Luwuk merupakan pedoman dalam pengembangan masa depan Kota  Luwuk. Namun,  BWK Kota  Luwuk belum terintegrasi  dengan
kawasan pesisir yang pada umumnya merupakan kawasan dengan ekosistem yang peka. Hal ini terlihat dari fungsi utama pada BWK yang akan direncanakan. Oleh
karena itu, dibutuhkan upaya penyelarasan rencana wisata pesisir dengan rencana BWK Kota Luwuk.
Dengan  keselarasan  tersebut  diharapkan  dapat  mendukung  rencana pemerintah  untuk  menjaga  kawasan  pesisir  di  Kabupaten  Banggai  khususnya  di
Kota  Luwuk  sehingga  tercipta  kawasan  pesisir  yang  berkelanjutan.  Pembagian rencana ruang atau BWK Kota Luwuk dapat dilihat pada Gambar 10.
Gambar 10 Peta rencana pola ruang Kota Luwuk Bappeda 2011 26
                                            
                