Daya Dukung Kawasan Wisata Pesisir Lalong Kota Luwuk
                                                                                Penerapan  konsep  lanskap  wisata  pesisir  berupa  model  rencana pengembangan  yang  disesuaikan  dengan  karakter  lanskap  dan  potensi  kawasan
pesisir  LKL.  Model  rencana  pengembangan  diterjemahkan  dalam  tiga  unit lanskap, yaitu:
1.  Zona  pengembangan  lanskap  alami,  merupakan  kawasan  dominan  struktur
alami. Kawasan teresterial  mencakup ekosistem  hutan lindung  yang berada di Desa  Tontouan,  Kelurahan  Mangkio  Baru,  dan  Kelurahan  Kaleke.  Pesan
ekologis sangat ditekankan untuk menjaga dan meningkatkan keberlangsungan kualitas  kawasan  pesisir  LKL  yang  alami  dan  merupakan  habitat  fauna
endemik.
2.  Zona  pengembangan  lanskap  semi  alami,  merupakan  kawasan  kombinasi struktur  alami  dan  binaan.  Kawasan  teresterial  mencakup  ekosistem  lahan
bernilai  penting  dan  kawasan  akuatik  yang  mencakup  ekosistem  pantai, ekosistem  padang  lamun,  ekosistem  terumbu  karang,  dan  ekosistem  estuari
yang berada di Kelurahan Keraton, Kelurahan Bungin, dan Kelurahan Luwuk. Pesan  yang  disampaikan  pada  kawasan  ini  adalah  harmonisasai  kehidupan
masyarakat  pesisir  yang  ekologis.  Hal  ini  bertujuan  untuk  meningkatkan kualitas lingkungan perkotaan semi alami dan menjaga keberlangsungannya.
3.  Zona  pengembangan  lanskap  binaan,  merupakan  kawasan  dominasi  struktur binaan.  Kawasan  mencakup  ekosistem  teresterial  berada  di  Kelurahan  Soho
dan Kelurahan Baru. Pesan yang disampaikan adalah perbaikan fisik di seluruh kawasan untuk keberlangsungan lingkungan pesisir LKL.
Model  rencana  pengembangan  lanskap  kawasan  wisata  pesisir  LKL  dapat dilihat pada Gambar 35.
Gambar 35 Peta rencana pengembangan lanskap kawasan wisata pesisir LKL 67
4.8.2  Konsep Ruang dan Sirkulasi Wisata Pesisir Lalong Kota Luwuk 4.8.2.1  Konsep Ruang Wisata Pesisir Lalong Kota Luwuk
Konsep  ruang  wisata  pesisir  Lalong  Kota  Luwuk  adalah  pengembangan ruang  yang  disesuaikan  dengan  kondisi  kawasan  pesisir.  Konsep  pola  ruang
adalah  orientasi  front  yard  atau  sea  view.  Konsep  rencana  pembagian  ruang kawasan wisata pesisir LKL dapat dilihat pada Gambar 36.
Gambar 36 Konsep rencana tata ruang kawasan wisata pesisir LKL 68
Ruang  wisata  dibagi  menjadi  dua  yaitu  ruang  utama  dan  ruang  pendukung wisata.  Ruang  utama  meliputi  ruang  wisata  teresterial  dan  ruang  akuatik.  Ruang
penunjang meliputi ruang penerima dan ruang transisi. Pada setiap ruang terdapat objek dan atraksi wisata yang mendukung tujuan ruang tersebut. Pembagian ruang
kawasan  pesisir  LKL  didasarkan  pada  karakteristik  lanskap  dan  tujuan pengembangan ruang, yaitu:
1.
Ruang Utama
Ruang utama dibagi menjadi ruang teresterial dan ruang akuatik, yaitu: a.  Ruang wisata teresterial
Ruang  utama  merupakan  ruang  wisata  yang  menggambarkan  kawasan teresterial LKL. Ruang teresterial terdiri dari ruang alami, ruang semi alami,
dan  ruang  binaan.  Tema  ruang  wisata  teresterial  adalah  menampilkan kekayaan  alam  dan  budaya  masyarakat  yang  berorientasi  darat.  Tujuan
pengembangan  untuk  mengajak  pengunjung  menikmati  keindahan  dan keaslian alam sekaligus berinteraksi dengan masyarakat lokal. Ruang alami
diperuntukan  sebagai  wisata  alam  yang  berfungsi  untuk  mendukung konservasi  hutan  alami  yang  merupakan  habitat  endemik  Tarsius.  Ruang
semi  alami  diperuntukan  wisata  alam  dan  budaya  yang  berfungsi  untuk melestarikan aktivitas masyarakat lokal. Ruang binaan diperuntukan wisata
budaya yang berfungsi melestarikan bangunan-bangunan bersejarah.
b.  Ruang wisata akuatik Ruang  utama  merupakan  ruang  wisata  yang  menggambarkan  kawasan
akuatik LKL. Ruang akuatik terdiri dari ruang alami dan ruang semi alami. Tema ruang wisata akuatik adalah menampilkan kekayaan alam dan budaya
masyarakat  yang  berorientasi  laut.  Tujuan  pengembangan  untuk  mengajak pengunjung menikmati keindahan dan kekayaan alam laut serta berinteraksi
dengan masyarakat lokal melalui aktivitas wisata yang berorientasi ke laut. Ruang  alami  diperuntukan  sebagai  wisata  bahari  dan  ruang  semi  alami
diperuntukan wisata edukasi dan rekreasi yang berfungsi untuk mendukung konservasi  padang  lamun  dan  terumbu  karang  yang  merupakan  habitat
endemik Banggai cardinal fish.
                