17
Selanjutnya, hubungan interpersonal atau hubungan dengan orang lain adalah integrasi orang kedalam situasi kerja yang memotivasi mereka untuk
bekerja bersama-sama secara produktif dan kooperatif guna mendapatkan kepuasan ekonomi, psikologis dan sosial Pratama, 2011: 41.
Faktor hubungan interpersonal diukur berdasarkan hal-hal yang terjadi dalam interaksi antara individu dengan individu. Interaksi yang dimaksud disini
adalah interaksi yang terjadi antara individu dengan atasan, maupun dengan teman kerja. Hubungan interpersonal mempunyai dua karakteristik, yaitu hubungan
interpersonal yang bersifat socio-technical dan hubungan interpersonal yang murni bersifat sosial sosial murni. Hubungan interpersonal yang bersifat socio-
technical adalah hubungan interpersonal yang terjadi dalam hubungannya dengan pelaksanaan dari pekerjaan. Sedangkan hubungan interpersonal yang bersifat
murni sosial adalah hubungan interpersonal yang terjadi selama jam kerja dan pada waktu istirahat, misalnya pada waktu makan siang Herzberg dalam Pratama,
2011: 60. 6 Kondisi kerja
Kondisi kerja tidak terbatas hanya pada kondisi kerja ditempat pekerjaan masing-masing seperti ventilasi yang cukup, penerangan, keamanan dan lain-lain.
Akan tetapi, kondisi kerja yang mendukung dalam menyelesaikan tugas yaitu sarana dan prasarana kerja yang memadai sesuai dengan sifat tugas yang harus
diselesaikan Sondang, 1989: 131.
c. Prinsip-prinsip dalam Memotivasi Kerja Karyawan
Terdapat beberapa prinsip dalam memotivasi kerja karyawan menurut Mangkunegara 2006:61 diantaranya yaitu:
18
1 Prinsip partisipasi
Dalam upaya memotivasi kerja, pegawai perlu diberikan kesempatan ikut berpartisipasi dalam menentukan tujuan yang akan dicapai oleh
pemimpin. 2
Prinsip komunikasi Pemimpin mengkomunikasikan segala sesuatu yang berhubungan
dengan usaha pencapaian tugas, dengan informasi yang jelas, pegawai akan lebih mudah dimotivasi kerjanya.
Menurut Chester I. Barnard dalam Mulyana, dkk. 2011: 205, ia mencanangkan perlunya seorang eksekutif membangun sistem komunikasi, sebagai
tugas paling penting yang pertama-tama dilakukan olehnya. Kemudian, ia juga harus menetapkan tujuan dan menciptakan sarana dan prasarana untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Proses penetapan tujuan, memberikan tugas, dan laporan, dilakukan menggunakan komunikasi. Kominikasi bertindak dan berfungsi
mengendalikan perilaku anggota organisasi dalam berbagai cara. Paling sedikit komunikasi melaksanakan empat fungsi utama dalam organisasi, yaitu fungsi kendali,
informasi, motivasi, dan penyampaian perasaan emosional. Fungsi komunikasi secara internal ini akan berujung pada diri pada anggota organisasi itu sendiri, berupa
kemunculan kesadaran diri terhadap organisasinya, antara lain pemahaman terhadap kinerja organisasi, struktur organisasi, dan reputasinya.
Setiap kelompok, atau organisasi, atau PR public relation, atau pertemanan, sangat memerlukan komunikasi yang efektif agar menjadi kelompok atau organisasi
yang solid, padu, kompak, dan harmonis dalam upaya mencapai tujuannya. Proses
19
komunikasi itu sendiri terdiri atas tiga varietas atau tipe yang sangat penting, yaitu informasi, persuasi, dan dialog Smith dalam Mulyana, dkk, 2011: 206-207.
3 Informasi
Informasi merupakan salah satu unsur dalam proses komunikasi, yang sering disebut dengan pesan. Dalam proses komunikasi, pihak yang diajak berkomunikasi
akan lebih memercayai pesan-pesan yang jujur, apa adanya sesuai dengan fakta, informasi yang jujur dan terbuka bagi pihak lain, baik di dalam ataupun di luar
organisasi, akan menghilangkan kesalahpahaman dan dapat membina hubungan pribadi dan organisasional. Kondisi yang demikian ini menimbulkan reputasi bagus,
karena tentu akan didukung oleh seluruh jajaran organisasi. Citra organisasi juga semakin kukuh dan positif di mata public dan khalayak Mulyana, dkk, 2011:208
4 Persuasi
Proses lain dalam proses komunikasi, adalah persuasi, yang secara sadar digunakan seseorang pimpinan untuk memengaruhi orang lainbawahan yang
menjadi penerima pesaninformal Smith dalam Mulyana, dkk, 2011:209. Para penerima informasi yang terpengaruh secara sadar pula, merasakan bukan sebagai
paksaankoersif dari pengirim. Efek persuasi, adalah adanya kesadaran dan kerelaan penerima untuk mengikuti pesan yang diterimanya. Dengan gaya komunikasi
persuasi, ia berhasil memengaruhi orang untuk melaksanakan tugas secara sadar, rela, dan penuh tanggung jawab.
5 Dialog
Dialog adalah interaksi dalam berkomunikasi secara mendalam dan penuh kesadaran antara pelaku komunikasi. Smith dalam Mulyana, dkk, 2011:210 dialog
merupakan usaha untuk mencapai pemahaman bersama di antara mereka yang
20
berinteraksi. Dalam dialog terkandung konfirmasi yang terkait dengan, misalnya, kejelasan isi dialog, berbagi pengalaman bersama, sling menghormati, berbagi
kepercayaan, saling menjajaki kepentingan masing-masing. Selanjutnya dari sisi perilaku organisasi, diketahui bahwa setiap anggota
organisasi memiliki motif, dan perilaku, yang berbeda satu sama lain. Perilaku yang berbeda sedikit banyak berpengaruh terhadap kinerja individu maupun organisasi.
Contoh : setiap anggota organisasi memiliki perasaan yang berbeda yang dapat meningkatkan atau menurunkan motivasi. Keluhan atau saran yang mereka miliki
akan menjadi penting bagi pengembangan organisasi bila dapat diketahui terlebih dahulu. Namun keluhan atau saran yang dimiliki olehnya dapat menjadi faktor
pengendali perilaku mereka bila diminta oleh pimpinannya terlebih dahulu. Hal ini menjadikan komunikasi berfungsi sebagai alat pengendali atau pengawasan, karena
terkait dengan kewenangannya. Komunikasi akan menjadi faktor pemelihara yang dapat meningkatkan komunikasi. Kejelasan tentang tugas yang diterimanya, serta
laporan yang benar tentang proses kerja, termasuk saran, dan keluhan, yang diterima dengan baik oleh pimpinan, akan dapat merangsang dan meningkatkan motivasi para
anggota organisasi Mulyana, 2011: 212-213. 6
Prinsip Mengakui andil bawahan Pemimpin mengakui bahwa bawahan pegawai mempunyai andil didalam
usaha pencapaian tujuan. Dengan pengakuan tersebut, pegawai akan lebih mudah dimotivasi kerjanya.
7 Prinsip pendelegasian wewenang
Pemimpin yang memberikan otoritas atau wewenang kepada pegawai bawahan untuk sewaktu-waktu dapat mengambil keputusan terhadap pekerjaan yang