semakin menekan besarnya dampak pengganda, sebaliknya dengan kenaikan pendapatan.
3. Tingkat keterbukaan ekonomi dan sistem nilai tukar yang digunakan. Keterbukaan ekonomi menimbulkan peluang substitusi permintaan, dari
domestik menjadi impor, sehingga memperkecil dampak kebijakan fiskal yang diharapkan. Terkait dengan sistem nilai tukar, sistem nilai tukar
fleksibel yang digunakan dapat meningkatkan crowding out, sehingga menurunkan efektivitas stimulus fiskal.
4. Flesibelitas harga berpengaruh secara negatif terhadap besarnya pengganda. 5. Rational expectation, apabila kebijakan stimulus fiskal ditempuh secara
permanen, maka hal tersebut akan menimbulkan harapan naiknya tingkat bunga dan menguatnya nilai tukar. Sehingga stimulus fiskal menjadi kurang
efektif, karena mempunyai crowding out yang cukup besar.
2.7 Hubungan Defisit Perdagangan dan Pertumbuhan Ekonomi
Pendapatan nasional dalam sebuah perekonomian terbuka merupakan penjumlahan belanja domestik dan pengeluaran pihak luar negeri atas barang dan
jasa yang dihasilkan oleh faktor-faktor produksi domestik, dapat dituliskan : Y = C + I + G + EX – IM ……………………………………………… 2.14
Persamaan diatas menunjukkan salah satu alasan mengapa transaksi berjalan penting bagi perekonomian suatu negara. Karena sisi kanan persamaan merupakan
pengeluaran total atas output domestik, maka perubahan-perubahan dalam transaksi berjalan dapat merubah output atau merubah pendapatan nasional.
Transaksi berjalan juga penting karena ia mengukur arah dan besarnya pinjaman internasional. Ketika suatu negara mengimpor lebih banyak daripada
mengekspor, maka ia membeli dari pihak-pihak luar negeri lebih banyak daripada jumlah yang ia jual kepada mereka. Akibatnya negara tersebut mengalami defisit
perdagangan, dan akan membayar impornya dengan menarik pinjaman dari negara yang mengekspor. Akibatnya suatu negara yang mengalami defisit
perdagangan akan menambah utang luar negerinya sebanyak jumlah defisitnya tersebut. Hal ini tentunya akan berpengaruh terhadap kestabilan perekonomian
negara yang bersangkutan Krugman dan Obstfeld, 2005.
PDF Creator - PDF4Free v2.0 http:www.pdf4free.com
2.8 Hubungan PDB Negara Lain dan Defisit perdagangan
Dengan mengasumsikan bahwa impor suatu negara adalah konstan, maka variabel yang menentukan kondisi neraca perdagangan hanyalah ekspor. Ekspor
merupakan bagian dari permintaan luar negeri atas barang dan jasa yang diproduksi domestik. Sehingga dapat dikatakan bahwa salah satu variabel yang
memengaruhi ekspor adalah pendapatan atau output negara lain, terutama negara yang menjadi tujuan utama ekspor negara tersebut. Semakin besar pendapatan
negara tujuan ekspor maka permintaan atas barang dan jasa domestik akan meningkat. Ketika terjadi peningkatan ekspor, hal ini berarti bahwa neraca
perdagangan akan mengalami surplus. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pendapatan atau output negara lain akan memberikan dampak positif terhadap
neraca perdagangan, atau pendapatan negara lain akan mengurangi defisit perdagangan. Selain pendapatan negara lain, variabel yang memengaruhi ekspor
adalah nilai tukar riil. Yaitu perbandingan harga barang domestik dengan harga barang di negara lain. Semakin rendah nilai tukar riil, atau mata uang domestik
terdepresiasi, maka semakin murah harga barang domestik sementara harga barang negara lain semakin mahal, sehingga akan terjadi peningkatan ekspor
Blanchard, 2005. Persamaan fungsi ekspor dapat dituliskan: EX = EX Y, ………………………………………………………… 2.15
+ , - dimana EX adalah ekspor, Y adalah output atau pendapatan negara lain dan
adalah nilai tukar riil.
2.9 Hubungan Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi