Hubungan Keterbukaan Perdagangan dan Pertumbuhan Ekonomi

Sumber: Blanchard 2005 Gambar 6 Penurunan kurva permintaan agregat.

2.10 Hubungan Keterbukaan Perdagangan dan Pertumbuhan Ekonomi

Perdagangan antar negara atau lebih dikenal dengan perdagangan internasional sudah ada sejak zaman dahulu, namun dalam lingkup dan ruang yang masih terbatas. Perdagangan internasional berlangsung atas dasar saling percaya dan saling menguntungkan, mulai dari barter hingga transaksi jual-beli antara pedagang dari berbagai penjuru dunia. Menurut Halwani 2005, sebab- sebab yang mendorong perdagangan internasional adalah perbedaan potensi sumber daya alam natural resources, sumber daya modal capital resources, sumber daya manusia human capital dan kemajuan teknologi antarnegara. Sejumlah keunggulan khusus yang dimiliki oleh masing-masing negara akan dijadikan basis dalam meningkatkan perdagangan yang saling menguntungkan. Teori pertumbuhan ekonomi dalam hubungannya dengan perdagangan dapat dilacak kembali pada teori keunggulan absolut oleh Adam Smith pada tahun 1776 dan teori keunggulan komparatif oleh David Ricardo pada tahun 1817 Salvatore, 1997. Menurut teori keunggulan absolut absolut advantage theory, jika sebuah negara lebih efisien daripada negara lain dalam memroduksi sebuah komoditas memiliki keunggulan absolut, namun kurang efisien dibanding negara lain dalam memroduksi komoditas lainnya memiliki kerugian absolut maka kedua negara tersebut dapat memperoleh keuntungan dengan cara masing-masing PDF Creator - PDF4Free v2.0 http:www.pdf4free.com melakukan spesialisasi pada komoditas yang memiliki keunggulan absolut dan menukarkannya dengan komoditas yang memiliki kerugian absolut. Sementara itu, menurut teori keunggulan komparatif comparative advantage theory , meskipun sebuah negara kurang efisien dibanding negara lain dalam memroduksi kedua komoditas tidak memiliki keunggulan absolut maka kedua negara masih dapat melakukan perdagangan yang menguntungkan kedua belah pihak. Caranya adalah negara pertama harus melakukan spesialisasi dalam memroduksi dan mengekspor komoditas yang memiliki kerugian absolut lebih kecil memiliki keunggulan komparatif dan mengimpor komoditas yang memiliki kerugian absolut lebih besar atau memiliki kerugian komparatif. Lebih lanjut, Eli Hecksher dan Bertil Ohlin dalam teorinya factor- proportion theory menekankan adanya saling keterkaitan antara perbedaan proporsi faktor-faktor produksi antarnegara dan perbedaan proporsi dalam penggunaannya untuk memroduksi berbagai macam barang. Teorema Hecksher- Ohlin H-O theorem menyatakan bahwa sebuah negara akan mengekspor komoditas yang produksinya lebih banyak menyerap faktor produksi yang relatif melimpah dan murah di negara itu, dan dalam waktu yang bersamaan mengimpor komoditas yang produksinya memerlukan sumber daya yang relatif langka dan mahal di negara tersebut. Kemudian, Paul Samuelson menelaah sebuah teorema mengenai penyamaan harga faktor price factor equalization theorem yang merupakan kelanjutan dari teorema Hecksher-Ohlin. Pada intinya teorema tersebut H-O-S theorem menyatakan bahwa perdagangan internasional akan mendorong terjadinya penyamaan harga-harga faktor, baik secara relatif maupun secara absolut, di antara negara-negara yang terlibat di dalamnya. Artinya bahwa perdagangan internasional akan membuat tingkat upah riil tenaga kerja menjadi homogen, demikian pula terjadi pada tingkat hasil bunga modal, yakni risiko dan produktivitas modal relatif sama, di negara-negara yang terlibat dalam perdagangan Salvatore, 1997.

2.11 Penelitian Terdahulu