Kerjasama Regional Kawasan ASEAN+3

IV. ANALISIS DESKRIPTIF

4.1 Kerjasama Regional Kawasan ASEAN+3 Memasuki awal abad 21 dunia ditandai dengan terjadinya proses integrasi di berbagai belahan dunia, khususnya dalam bidang ekonomi. Proses integrasi ini penting dilakukan masing-masing kawasan untuk bisa bersaing dengan kawasan lainnya dalam menghadapi arus globalisasi dan liberalisasi perdagangan dunia. Kisah sukses integrasi kawasan dicontohkan oleh Uni Eropa UE yang mampu menyatukan 15 negara Eropa Barat ke dalam satu kesatuan pasar, yang ditandai dengan diciptakannya mata uang bersama Euro. Keberhasilan EU membentuk satu pasar tunggal mengilhami ASEAN untuk melakukan hal yang sama. Pada KTT ASEAN oktober 2002 di Kamboja, PM Singapura Goh Cok Tong mengusulkan agar tahun 2020 dibentuk apa yang disebutnya sebagai pasar tunggal ASEAN mencontoh keberhasilan pembentukan pasar tunggal Eropa yang diberlakukan di kawasan Uni Eropa. Ide ini akhirnya terwujud dengan ditandatanganinya Bali Concorde II pada tanggal 7 Oktober 2003, yang menyepakati terbentuknya ASEAN Community pada tahun 2020 dengan tiga pilar utama: ASEAN Security Community, ASEAN Economic dan ASEAN Socio- Culture Community. Penyatuan ASEAN ke dalam ASEAN Community ini tentunya akan membawa dampak yang luar biasa besar, tidak hanya dari sisi ekonomi tetapi juga dalam segala aspek kehidupan lainnya. Dari sisi ekonomi misalnya, penyatuan ini akan menciptakan pasar yang mencakup wilayah seluas 4,5 juta km dengan populasi sekitar 500 juta jiwa, total perdagangan lebih dari US 720 miliar per tahun serta PDB lebih dari US 737 miliar. Sebagai gambaran, kesepakatan perdagangan bebas ASEAN mampu meningkatkan perdagangan intra ASEAN dari US 43,26 miliar pada tahun 1993 menjadi US 80 miliar pada tahun 1996, atau dengan rata-rata pertumbuhan 28,3 persen per tahun ADB, 2007. Lebih jauh lagi, Mr. Osamu Watanabe Presiden Organisasi Perdagangan Luar Negeri Jepang JETRO memimpikan terjadinya integrasi ekonomi ASEAN+3 yaitu negara ASEAN ditambah China, Jepang dan Korea. ASEAN+3 akan menghasilkan pasar yang jauh lebih besar dengan populasi lebih dari 3 PDF Creator - PDF4Free v2.0 http:www.pdf4free.com milyar manusia, sehingga dampaknya pun akan jauh lebih dahsyat. Berdasarkan proyeksi Bank Dunia, pada tahun 2020 kelak, delapan dari sepuluh ekonomi terbesar dunia akan berada di Asia Pasifik. Pernyataan tersebut seakan memberikan gambaran tentang betapa besarnya pengaruh Asia Pasifik pada percaturan ekonomi dunia di tahun-tahun mendatang. Hal ini tidaklah mengherankan, apalagi jika melihat Amerika Serikat sebagai negara yang begitu besar kekuatan ekonominya, kini mulai menunjukkan keterpurukannya, sementara China yang memang berpenduduk lebih besar dari Amerika Serikat, terus menunjukkan kemajuan dalam bidang ekonominya. Langkah China ini juga diikuti oleh negara-negara Asia Pasifik lainnya seperti Jepang dan Korea Selatan, yang tingkat perekonomiannya semakin meningkat dari tahun ke tahun. Perkembangan perekonomian Cina, Jepang dan Korea Selatan juga dibuktikan melalui proyeksi ekonomi yang dilakukan The Economist pada 1994 lalu. Menurut The Economist, pada 2020 diperkirakan GDP Cina akan menjadi 140, melebihi AS 100 yang pada 1994 menempati posisi pertama. Peringkat berikutnya akan diduduki oleh Jepang 42, India 30, Indonesia 25, Jerman 23, Korea Selatan 21, Thailand 20, Perancis 19, dan Taiwan 18. Hal yang menarik ialah bahwa di antara lima besar negara peraih GDP tertinggi terdapat empat negara Asia Cina, Jepang, India dan Indonesia dan di antara sepuluh besar terdapat tujuh negara Asia. Perkembangan ekonomi Cina, Jepang, dan Korea Selatan yang dapat dikatakan cukup menjanjikan ini, mendorong Indonesia dan negara-negara ASEAN lainnya untuk melakukan perluasan integrasi ekonomi dengan ketiga negara tersebut, melalui suatu wadah yang dinamakan ASEAN+3. Proses ke arah sana sudah dimulai dengan ditandatanganinya kesepakatan ASEAN-China Free Trade Area ACFTA pada 29 November 2004, ASEAN-Korea Free Trade Area AKFTA pada 26 Agustus 2006 serta ASEAN-Japan Comprehensive Economic Partnership AJCEP pada 1 Maret 2008. Untuk keperluan analisis lebih lanjut dalam penelitian ini, negara-negara ASEAN+3 yang terdiri dari 5 negara anggota ASEAN, China, Jepang dan Korea Selatan dibagi menjadi 3 kelompok, mengacu pada hasil penelitian Achsani dan Hermanto 2010. Kelompok pertama beranggotakan negara-negara big-economy PDF Creator - PDF4Free v2.0 http:www.pdf4free.com di kawasan Asia Timur, yaitu Singapura, Jepang, Korea Selatan dan China. Singapura, Jepang dan Korea adalah negara-negara paling kaya yang bisa menjadi sumber investasi bagi negara lainnya. Sebaliknya China meskipun bukan negara kaya, tetapi ia merupakan negara paling menjanjikan di dunia saat ini. China tumbuh secara konsisten selama dekade terakhir, nyaris tidak terimbas krisis ekonomi 1998 dan bahkan merupakan tujuan utama foreign direct investment FDI saat ini. Kelompok II terdiri dari Thailand dan Malaysia, yang keduanya adalah negara new industrialized countries Asia NIC. Ekonomi mereka relatif stabil dan mereka pun relatif cepat keluar dari krisis ekonomi 1998. Sedangkan kelompok yang ketiga beranggotakan Indonesia dan Philipina, dikenal dengan new Asian tiger . Keduanya juga termasuk ke dalam kategori NIC. Akan tetapi kedua negara ini terkena krisis berkepanjangan sejak tahun 1997 dan sampai saat ini belum juga pulih. Kedua negara juga menghadapi masalah ekonomi yang sangat besar yang ditandai dengan tingginya tingkat kemiskinan dan pengangguran serta kurangnya infrastruktur. 4.2 Potensi Ekonomi Kawasan ASEAN+3