Defisit Perdagangan dan Pertumbuhan Ekonomi

Gupta et.al 2005 dalam studinya yang berjudul “Fiscal Policy, Expenditure Composition and Growth in Low Income Countries” dengan metode analisis Sys-GMM periode 1990-2000 mendapatkan hasil yang konsisten dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Yaitu terdapat hubungan yang signifikan antara penyesuaian fiskal dengan tingkat pertumbuhan per kapita. Penurunan 1 persen rasio defisit fiskal terhadap PDB akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi per kapita sebesar 0.5 persen.

2.11.3 Defisit Perdagangan dan Pertumbuhan Ekonomi

Penelitian yang dilakukan oleh Abmann pada tahun 2008 mengenai dampak defisit perdagangan dan krisis mata uang di negara-negara OECD memberikan hasil bahwa kedua variabel yaitu defisit perdagangan dan krisis mata uang mempunyai dampak yang negatif terhadap pertumbuhan ekonomi. Selain itu Tolo 2011 yang melakukan studi tentang “The Determinants of Economic Growth in the Philippines: a New Look” membandingkan kondisi perekonomian Filipina dengan 23 negara emerging markets ternyata memperoleh kesimpulan yang sama. Dengan menggunakan metode panel GMM dan data tahunan dari tahun 1980- 2009, beberapa variabel independen yang diteliti terbukti berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi baik di Filipina maupun di 23 negara lainnya. Variabel-variabel tersebut diantaranya adalah investasi, pengeluaran untuk penelitian dan pengembangan, pertumbuhan populasi, trade openness, defisit fiskal, defisit perdagangan, ketidakpastian politik, serta frekuensi krisis. Secara khusus defisit fiskal dan defisit perdagangan mempunyai dampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi di negara-negara tersebut. Sedangkan pola pikir yang berbeda dikembangkan oleh Calderon dan Chong 2002 dengan meneliti apakah pertumbuhan ekonomi suatu negara mempunyai pengaruh terhadap kondisi defisit perdagangan di negara tersebut. Dua orang peneliti ini melakukan penelitian dengan mengambil sampel sebanyak 44 NSB dengan menggunakan metode ekonometrik GMM dari tahun 1966-1994. Penelitian ini memberikan beberapa kesimpulan yaitu defisit perdagangan hadir secara persisten, peningkatan pertumbuhan output domestik akan meningkatkan defisit perdagangan dan apresiasi mata uang juga akan meningkatkan defisit perdagangan. Sementara tingkat pertumbuhan yang tinggi di negara PDF Creator - PDF4Free v2.0 http:www.pdf4free.com kayaindustrialis justru akan mengurangi defisit perdagangan, karena bertambahnya permintaan produk ekspor dari negara kaya tersebut. Hal yang serupa juga dilakukan oleh Aristovnik 2006 dengan melakukan pengujian pada negara-negara Eropa Timur dan Uni Soviet tentang hubungan antara defisit perdagangan dan pertumbuhan output domestik. Hasil yang didapat sejalan dengan penelitian sebelumnya, yaitu bahwa defisit perdagangan akan meningkat jika output domestik dan pengeluaran pemerintah meningkat melebihi batas kewajarannya. Bussiere, Fratzscher dan Muller 2004 dalam penelitiannya yang berjudul “Current Account Dynamic in OECD and EU Acceding Countries – an Intertemporal Approach” dengan metode panel GMM juga menyatakan bahwa negara-negara dengan pendapatan riil per kapita dan rasio investasi terhadap PDB yang tinggi justru akan meningkatkan defisit perdagangan.

2.12 Kerangka Pemikiran