tangga gula aren, tape, arang, dan batu bata di Desa Cicantayan. Konsumsi kayu bakar yang digunakan rumah tangga dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Konsusmsi kayu bakar rumah tangga
Sumber: Data primer diolah 2011
5.5.2 Nilai manfaat kayu bakar
Nilai manfaat kayu bakar dihitung melalui pendekatan nilai pasar. Total konsumsi adalah 354 orangtahun dengan harga pasar Rp 80.000m
3
maka didapatkan nilai total kayu bakar adalah Rp 106.147.776tahun
5.5 Nilai ekonomi getah
Getah yang dihasilkan dari HPGW terdiri atas getah pinus dan getah damar. Getah tersebut merupakan salah satu andalan pendapatan HPGW. Kegiatan
pemanfaatan getah tersebut memberdayakan 45 – 50 orang masyarakat sebagai
penyadap. Keterlibatan penyadap ini turut memberikan kontribusi signifikan terhadap iklim sosial yang makin kondusif di HPGW.
Untuk menghitung nilai komoditas getah pinus dan damar digunakan pendekatan nilai pasar, karena getah tersebut bisa langsung diperjualbelikan.
Umumnya getah pinus disalurkan ke pabrik getah seperti PGT Sindang Wangi di Bandung, sedangkan getah damar dijual ke pasar bebas. Hasil analisis nilai getah
pinus dan damar dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Nilai getah pinus dan damar
No. Komoditas getah
Pendapatan Rptahun
1 Pinus Pinus merkusii
996.692.500 2
Kopal Agathis loranthifolia 468.645.000
Piutang 123.000.000
Total 1.588.337.500
Sumber: Laporan keuangan HPGW 2011
No. Dusun
Rata-rata Volume m
3
bulan Jumlah Pengguna
orang Total Volume
m
3
bulan 1
Nanggerang 0,2982
87 25,9434
2 Cipeureu
0,6034 58
34,9972 3
Citalahap 0,3766
45 16,947
4 Sampay
0,2387 50
11,935 5
Sindang 0,1379
60 8,274
6 Bojongwaru
0,2772 45
12,474 Total
1,932 345
110,5706
Berdasarkan Tabel 13 nilai ekonomi getah pinus adalah Rp 996.692.500 tahun, sedangkan getah kopal Rp 468.645.000tahun. Kemudian piutang
perusahaan penerima getah sebesar Rp 123.000.000 pada tahun 2011. Dengan demikian total nilai ekonomi getah di HPGW adalah Rp 1.588.337.500tahun.
5.6 Nilai Ekonomi Pendidikan Lingkungan
Pendidikan Lingkungan environmental edication adalah suatu proses untuk membangun populasi manusia di dunia yang sadar dan peduli terhadap
lingkungan total keseluruhan dan segala masalah yang berkaitan dengannya dan masyarakat yang memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap, dan tingkah laku,
motivasi, serta komitmen untuk bekerjasama, baik secara individu maupun kolektif, untuk dapat memecahkan masalah lingkungan saat ini, dan mencegah
timbulnya masalah baru Unesco 1978. Nilai ekonomi hutan sebagai sarana pendidikan lingkungan didapatkan dari
laporan keuangan pengelola HPGW pada tahun 2011 sebesar Rp 900.848.800tahun. Kegiatan pendidikan lingkungan seperti kunjungan universitas
lain, outbond, pertemuan perusahaan, dan kegiatan dalam bidang lingkungan lainnya.
5.7 Nilai Ekonomi Air