Nilai warisan Nilai HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 13. Biaya total pemulihan ekologi hutan per hektar per tahun Sumber: Lembaga Sumber Daya Alam 2009

5.12 Nilai warisan

Nilai warisan yang diduga adalah melalui pendekatan nilai yang berasal dari bibit alami di HPGW karena nilai warisan adalah nilai yang dapat diberikan oleh pengelola HPGW terhadap sumberdaya alam yang ada di HPGW, agar tetap utuh untuk diberikan kepada generasi akan datangkepengurusan pengelola HPGW berikutnya. Bibit alami yang akan dinilai dalam penelitian ini adalah bibitanakan agathis Agathis loranthifolia, pinus Pinus merkusii, dan puspa Schima wallichii . Diperkirakan potensi bibitanakan adalah 200 batang per hektar yang layak dijadikan bibit alami Roslinda 2002. Untuk penilaian ekonomi bibit alami ini digunakan metode pendekatan langsung nilai pasar. Biaya yang dikeluarkan pengelola berupa polybag, pupuk, dan upah adalah Rp 900 per bibit, dimana upah untuk masyarakat yang mengerjakan adalah Rp 400 per bibit. Harga jual bibit alami ini berkisar antara Rp 2.500 – Rp 4.500 per polybag. Dengan menganggap produksi bibit anakan adalah 200 batang per hektar, maka potensi bibit alami adalah 200 x 359 = 71.800 batang per tahun. Biaya yang harus dikeluarkan untuk 71.800 batang adalah sebesar Rp 64.620.000. bila rata- rata harga bibit adalah Rp 4.000, berarti nilai warisan dari bibit alami adalah Rp 4.000 x 71.800 - Rp 64.620.000 = Rp 222.580.000 per tahun. Dimana kontribusi yang bisa diberikan kepada masyarakat yang mengerjakannya adalah Rp 28.720.000 per tahun. No. Rincian Biaya Jumlah Rp Penelitian 1 Biaya pembuatan reservoir 40.500.000 - 2 Pengatur tata air 22.810.000 Maman 1999 3 Pembentukan tanah 500.000 Maman et al 1998 4 Pendaur ulang unsur hara 4.610.000 Pangestu dan Ahmad 1998 5 Pengurai limbah 435.000 Pangestu dan Ahmad 1998 6 Pelepasan karbon 32.310.000 Winda 2003 Total 101.165.000

5.13 Nilai

Ekonomi Total Hutan Pendidikan Gunung Walat Berdasarkan hasil kuantifikasi nilai ekonomi dari setiap manfaat Hutan Pendidikan Gunung Walat per tahun, maka nilai ekonomi total hutan tersebut dapat diperoleh sebesar Rp 54.853.911.503tahun.. Nilai ekonomi total HPGW dapat dilihat pada Tabel 14 dibawah ini. Tabel 14. Nilai ekonomi total Hutan Pendidikan Gunung Walat No. Jenis Manfaat Nilai Ekonomi Rptahun Persentase 1 Kegunaan Langsung Nilai Kayu 2.034.904.167 3,58 Nilai Kayu Bakar 106.147.776 0,19 Nilai Getah 1.588.337.500 2,79 Nilai Pendidikan Lingkungan 900.848.800 1,58 Nilai Air 11.500.144.267 20,22 2 Kegunaan Tidak Langsung Nilai Penyerap Karbon 472.889.160 0,83 Nilai Pencegah Erosi 513.729.000 0,90 Nilai Keanekaragaman Hayati 3.231.000.000 5,68 3 Bukan Kegunaan Nilai Keberadaan 36.318.235.000 63,84 Nilai Warisan 222.580.000 0,39 Nilai Ekonomi Total 54.853.911.503 Sumber: Hasil perhitungan data primer 2011 Tabel 15 diatas menunjukkan bahwa nilai ekonomi manfaat langsung terdiri atas nilai kayu, nilai kayu bakar, nilai pendidikan lingkungan, dan nilai getah. Jika dijumlahkan maka total nilai langsung direct use value sebesar Rp 14.095.478.343tahun. Nilai ekonomi manfaat tidak langsung indirect use value sebesar Rp 4.217.618.160tahun. Hasil perhitungan ini membuktikan bahwa HPGW memiliki nilai ekonomi juga memiliki nilai hidrologi yang jika ditaksir nilainya secara ekonomi memiliki nilai yang sangat tinggi. Dengan menjumlahkan antara nilai ekonomi manfaat langsung dan nilia ekonomi manfaat tidak langsung diperoleh nilai ekonomi manfaat kegunaan use value HPGW sebesar Rp 18.313.096.503tahun. Tabel 15 di atas juga memperlihatkan bahwa nilai ekonomi manfaat keberadaan adalah sebesar Rp 36.318.235.000tahun dan nilai manfaat warisan adalah sebesar Rp 222.580.000tahun. Dengan menjumlahkan antara nilai mnfaat keberadan dan nilai manfaat warisan, maka diperoleh nilai ekonomi manfaat bukan kegunaan non use value Hutan Pendidikan Gunung Walat sebesar Rp 36.540.815.000tahun. Nilai ekonomi total HPGW diperoleh dengan menjumlahkan antara nilai ekonomi kegunaan dan nilai ekonomi bukan kegunaan HPGW. Dari perhitungan diperoleh nilai ekonomi total HPGW sebesar Rp 54.853.911.503tahun.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Sumberdaya HPGW yang telah teridentifikasi dalam penelitian ini adalah manfaat langsung, yaitu: manfaat kayu, getah, kayu bakar, air, dan pendidikan lingkungan. Sedangkan manfaat tidak langsung, yaitu: manfaat penyerap karbon, pencegah erosi, dan manfaat keanekaragaman hayati. Kemudian, nilai keberadaan dan warisan yang merupakan manfaat bukan kegunaan. 2. Persentase responden yang bersedia untuk melakukan pembayaran jasa lingkungan sebesar 41 responden 82. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan responden terhadap pembayaran jasa lingkungan sebagai upaya konservasi mata air dari HPGW, yaitu: tingkat pendidikan dan jarak rumah ke sumber air. Interpretasi variabel-variabel tersebut, yaitu: 1 Interpretasi variabel tingkat pendidikan adalah semakin tinggi tingkat pendidikan maka akan memperkecil peluang responden melakukan pembayaran jasa lingkungan dan 2 Interpretasi variabel jarak rumah ke sumber air adalah semakin jauh responden dengan mata air dari HPGW maka akan semakin besar peluang responden melakukan pembayaran jasa lingkungan. 3. Hutan Pendidikan Gunung Walat telah memberikan manfaat ekonomi dan ekologi yang sangat penting bagi masyarakat Desa Hegarmanah secara khusus dan umat manusia pada umumnya. Nilai ekonomi manfaat kegunaan use- value HPGW adalah Rp 18.313.096.503tahun yang terdiri dari manfaat langsung direct use-value sebesar Rp 14.095.478.343tahun dan manfaat tidak langsung indirect use-value sebesar Rp 4.217.618.160tahun. Manfaat bukan kegunaan non use-value memiliki nilai ekonomi yang tidak kalah dari nilai kegunaan. Hasil penelitian diperoleh nilai ekonomi manfaat bukan kegunaan adalah sebesar Rp 36.540.815.000tahun yang terdiri dari nilai ekonomi manfaat keberadaan sebesar Rp 36.318.235.000tahun dan manfaat