Penilaian Berdasarkan Prilaku Ekonomi yang Diamati Penilaian Berdasarkan Nilai Pengganti Surrogate Value

Metode penilaian manfaat hutan pada dasarnya dibagi dalam dua kelompok yaitu metode atas dasar pasar dan metode pendekatan terhadap pasar yaitu pendekatan terhadap kesedian membayar. Metode pendekatan terhadap pasar ini oleh beberapa ahli ekonomi telah dikembangkan dan diaplikasikan untuk menilai manfaat hutan yang tidak memiliki harga pasar dalam satuan moneter. Metode ini mencoba untuk menggambarkan permintaan konsumen, sebagai contoh kesediaan membayar konsumen willingness to pay-WTP terhadap manfaat hutan yang tidak memiliki harga pasar dalam satuan moneter, atau kesediaan menerima konsumen willingness to accept-WTA terhadap kompensasi yang diberikan kepada konsumen untuk manfaat yang hilang dalam satuan moneter Bahruni 1999. Konsep dasar bagi semua teknik penilaian ekonomi adalah kesediaan membayar dari individu untuk sumberdaya alam atau jasa lingkungan yang diperolehnya Pearce dan Moran 1994, Munasinghe 1993; Hufschmidt et al. 1983 atau kesediaan untuk menerima kompensasi akibat kerusakan lingkungan di sekitarnya Pearce dan Moran 1994; Hufschmidt et al. 1983.

2.3 Valuasi Ekonomi Sumberdaya Alam Terpulihkan

Valuasi ekonomi penggunaan sumberdaya alam hingga saat ini telah berkembang pesat. Dalam konteks ilmu ekonomi sumberdaya dan lingkungan, perhitungan-perhitungan tentang biaya lingkungan sudah cukup banyak berkembang Djijono 2002. Anwar 1996 dalam Supriyanto 2002, menjelaskan beberapa metode penilaian barang dan jasa lingkungan, sebagai berikut:

2.3.1 Penilaian Berdasarkan Prilaku Ekonomi yang Diamati

1. Pendekatan perubahan dalam produktivitas, yang mengukur sampai dimana perubahan atribut lingkungan seperti: pencemaran, erosi tanah, dan lain-lain mempengaruhi produktivitas faktor produksi. 2. Pendekatan kehilangan pendapatan lost or earning income yang menilai perubahan yang terjadi dalam penghasilan pendapatan tenaga kerja yang disebabkan oleh dampak dari degradasi lingkungan. Pencemaran misalnya sering menyebabkan meningkatnya pengeluaran untuk keperluan medis kesehatan. 3. Pendekatan efektivitas biaya cost-effectiveness, digunakan untuk menentukan biaya yang paling murah dari sekian alternatif biaya yang mungkin, dengan tujuan memperbaiki lingkungan. 4. Pendekatan biaya penggantian replacement-cost, untuk menentukan biaya yang harus ditanggung masyarakat untuk mengganti aset yang telah rusak atau menyusut jumlahnya. Biaya penggantian digunakan sebagai pendekatan nilai dari manfaat untuk menghindari kerusakan yang terjadi atau yang akan terjadi di masa depan. 5. Pendekatan kompensasi compensation approach, digunakan untuk mencoba menaksir biaya relokasi dari aset fisik atau individual yang terkena oleh dampak degradasi lingkungan atau perubahan lainnya dalam lingkungan. 6. Pendekatan perbedaan upah wage-differential, yang dalam pelaksanaannya harus memperhatikan kepada perubahan tingkat upah yang disebabkan oleh perubahan sifat-sifat lingkungan yang berkaitan dengan suatu tugas pekerjaan tertentu. Diasumsikan bahwa pasar tenaga kerja adalah kompetitif, sehingga tingkat upah akan sama dengan nilai produktivitas marginalnya dari tenaga kerja, sedangkan penawaran tenaga kerja berbeda menurut sifat setiap jenis pekerjaan tertentu.

2.3.2 Penilaian Berdasarkan Nilai Pengganti Surrogate Value

1. Pendekatan melalui property value, dilakukan dengan mencoba menduga perubahan-perubahan nilai sumberdaya lahan sebagai suatu fungsi parameter, termasuk perubahan sifat-sifat lingkungan, seperti erosi tanah, pencemaran, penggunaan air, dan lain-lain. 2. Pendekatan biaya perjalanan travel cost, yang mencoba menduga kesediaankeinginan membayar willingness to pay untuk menggunakan sumberdaya tertentu sebagai fungsi dari pengeluaran yang harus ditanggung dalam menggunakannya.

2.3.3 Penilaian Berdasarkan Respon yang Dapat Dibangkitkan Elicited