Menurut Fauzi 2006, sumberdaya alam selain menghasilkan barang dan jasa yang dapat dikonsumsi baik langsung maupun tidak langsung juga dapat
menghasilkan jasa-jasa lingkungan yang memberikan manfaat dalam bentuk lain, misalnya manfaat amenity, seperti: keindahan, ketenangan, dan sebagainya.
Manfaat tersebut sering kita sebut sebagai manfaat fungsi ekologis yang sering tidak terkuantifikasikan dalam perhitungan menyeluruh terhadap nilai sumberdaya
tersebut. Penggunaan metode analisis biaya dan manfaat cost-benefit analysis yang
konvensional sering tidak mampu menjawab permasalahan dalam menentukan nilai sumberdaya karena konsep biaya dan manfaat sering tidak memasukkan
manfaat ekologis di dalam analisisnya Fauzi 2006. Oleh karena itu lahirlah pemikiran konsep valuasi ekonomi, khususnya valuasi non-pasar non-market
valuation .
2.2 Metode Penilaian Sumberdaya Hutan
Penilaian sumberdaya hutan merupakan studi tentang metodologi dan konsep penentuan nilai dari sumberdaya hutan. Seperti telah dijelaskan di muka,
langkah pertama untuk memperoleh nilai dari sumberdaya hutan adalah dengan melakukan identifikasi terhadap berbagai jenis manfaat yang dihasilkan dari
sumberdaya hutan. Keberadaan setiap jenis manfaat ini merupakan indikator adanya nilai yang menjadi sasaran penilaian. Setiap indikator nilai komponen
sumberdaya hutan ini dapat berupa barang hasil hutan, jasa dari fungsi ekosistem hutan maupun atribut yang melekat pada hutan tersebut dalam hubungannya
dengan sosial budaya masyarakat Bahruni 1999. Langkah kedua dalam penilaian sumberdaya hutan ini adalah melakukan
identifikasi kondisi biofisik hutan dan sosial budaya masyarakat karena proses pembentukan
nilai sumberdaya
hutan berdasarkan
pada persepsi
individumasyarakat dan kualitas serta kuantitas komponen sumberdaya hutan melalui proses penilaian biofisik dan sosial budaya yaitu kuantifikasi setiap
indikator nilai berupa barang hasil hutan, jasa fungsi ekosistem hutan serta atribut hutan kaitannya dengan budaya setempat. Atas dasar kuantifikasi indikator nilai
tersebut dilakukan penilaian ekonomi manfaat hutan, berdasarkan metode penilaian tertentu pada setiap klasifikasi nilai Bahruni 1999.
Metode penilaian manfaat hutan pada dasarnya dibagi dalam dua kelompok yaitu metode atas dasar pasar dan metode pendekatan terhadap pasar yaitu
pendekatan terhadap kesedian membayar. Metode pendekatan terhadap pasar ini oleh beberapa ahli ekonomi telah dikembangkan dan diaplikasikan untuk menilai
manfaat hutan yang tidak memiliki harga pasar dalam satuan moneter. Metode ini mencoba untuk menggambarkan permintaan konsumen, sebagai contoh kesediaan
membayar konsumen willingness to pay-WTP terhadap manfaat hutan yang tidak memiliki harga pasar dalam satuan moneter, atau kesediaan menerima
konsumen willingness to accept-WTA terhadap kompensasi yang diberikan kepada konsumen untuk manfaat yang hilang dalam satuan moneter Bahruni
1999. Konsep dasar bagi semua teknik penilaian ekonomi adalah kesediaan
membayar dari individu untuk sumberdaya alam atau jasa lingkungan yang diperolehnya Pearce dan Moran 1994, Munasinghe 1993; Hufschmidt et al.
1983 atau kesediaan untuk menerima kompensasi akibat kerusakan lingkungan di sekitarnya Pearce dan Moran 1994; Hufschmidt et al. 1983.
2.3 Valuasi Ekonomi Sumberdaya Alam Terpulihkan