Nilai Ekonomi Air Nilai Ekonomi Pencegah Erosi

Berdasarkan Tabel 13 nilai ekonomi getah pinus adalah Rp 996.692.500 tahun, sedangkan getah kopal Rp 468.645.000tahun. Kemudian piutang perusahaan penerima getah sebesar Rp 123.000.000 pada tahun 2011. Dengan demikian total nilai ekonomi getah di HPGW adalah Rp 1.588.337.500tahun.

5.6 Nilai Ekonomi Pendidikan Lingkungan

Pendidikan Lingkungan environmental edication adalah suatu proses untuk membangun populasi manusia di dunia yang sadar dan peduli terhadap lingkungan total keseluruhan dan segala masalah yang berkaitan dengannya dan masyarakat yang memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap, dan tingkah laku, motivasi, serta komitmen untuk bekerjasama, baik secara individu maupun kolektif, untuk dapat memecahkan masalah lingkungan saat ini, dan mencegah timbulnya masalah baru Unesco 1978. Nilai ekonomi hutan sebagai sarana pendidikan lingkungan didapatkan dari laporan keuangan pengelola HPGW pada tahun 2011 sebesar Rp 900.848.800tahun. Kegiatan pendidikan lingkungan seperti kunjungan universitas lain, outbond, pertemuan perusahaan, dan kegiatan dalam bidang lingkungan lainnya.

5.7 Nilai Ekonomi Air

Penilaian ekonomi air rumah tangga menggunakan metode CVM dengan menanyakan kepada responden dalam kesediaannya membayar willingness to pay WTP. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai total WTP dari populasi adalah sebesar Rp 66.273liter. Banyaknya kebutuhan air Desa Hegarmanah adalah 14.4600,57 liter. Nilai ekonomi air didapatkan dengan mengalikan nilai total WTP dengan jumlah kebutuhan air Desa Hegarmanah, maka diperoleh nilai ekonomi air sebesar Rp 958.345.356bulan atau sebesar Rp 11.500.144.267tahun.

5.8 Nilai Ekonomi Pencegah Erosi

Nilai ekonomi hutan sebagai pencegah erosi dihitung berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Morgan dan Arens 1989 dalam Yakin 2004, dampak erosi pada lahan kering untuk usaha tani on-site dan luar usaha tani off- site di Pulau Jawa cukup besar. Dengan mengasumsikan bahwa dampak erosi lahan kering di Pulau Jawa sama dengan dampak erosi apabila terjadi di daerah Gunung Walat, hasil perhitungan menunjukkan bahwa biaya yang berkaitan dengan lahan kering untuk usaha tani on-site costs per hektar berkisar 68 US, dan biaya terhadap luar usahatani off-site costs mencapai 5-19 US per tahun World Bank, 1990 dalam Yakin, 2004. Nilai tersebut berlaku pada tahun 1990, sehingga nilai saat ini untuk on-site costs per hektar berkisar 135 US, dan biaya terhadap off-site costs mencapai 10 – 38 US karena pengaruh inflasi dengan asumsi sebesar 6,5 per tahun. Nilai ekonomi hutan sebagai pencegah erosi dengan menggunakan nilai 1 US = Rp 9.000, maka diperoleh biaya: 1. On-site costs = Rp 9.000 x 135 US = Rp 1.215.000 2. Off-site costs = Rp 9.000 x 24 US = Rp 216.000 Dari perhitungan di atas, maka diperoleh biaya pencegahan erosi apabila ada HPGW adalah sebesar Rp 1.431.000hatahun. Dengan demikian, nilai ekonomi pencegah erosi dari HPGW adalah sebesar Rp 513.729.000tahun dalam luasan sebesar 359 hektar. Nilai ekonomi ini dapat dibenarkan, karena menurut beberapa keterangan masyarakat dan sejarah berdirinya HPGW, sebelum adanya HPGW sebelum sekitar 1960-an lahan yang ada berupa tanah kosong dan gersang. Banyak masyarakat dan mahasiswa kehutanan yang menanam pohon untuk menutupi kekosongan dan kegersangan lahan yang ada.

5.9 Nilai Ekonomi Penyerap Karbon