Analisis nilai ekonomi kayu

Pada model tersebut variabel yang berpengaruh nyata pada taraf 95 persen adalah variabel tingkat pendidikan, sedangkan variabel jarak rumah ke sumber air berpengaruh nyata pada taraf 99 persen. Variabel tingkat pendidikan memiliki nilai Sig sebesar 0,036 yang artinya bahwa variabel ini berpengaruh nyata terhadap nilai WTP responden pada taraf α = 5 persen. Nilai koefisien bertanda negatif - berarti bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan maka justru akan cenderung semakin rendah nilai WTP yang akan dikeluarkan oleh responden. Hal ini disebabkan karena responden yang berpendidikan tinggi berpendapat bahwa kelestarian mata air yang berada di Hutan Pendidikan Gunung Walat menjadi tanggung jawab pemerintah. Selain itu fasilitas pengairan yang saat ini menjadi sangat penting untuk diperhitungkan. Variabel jarak rumah ke sumber air memiliki Sig sebesar 0.008 yang artinya bahwa variabel ini berpengaruh nyata terhadap nilai WTP responden pada taraf α 1 persen. Nilai koefisien bertanda positif + berarti bahwa semakin jauh responden dengan mata air dari HPGW maka akan semakin besar nilai WTP yang akan dikeluarkan oleh responden. Hal ini disebabkan karena responden lebih memilih menjaga mata air dari HPGW dibandingkan memperoleh jasa lingkungan di alternatif pengganti mata air tersebut.

5.4 Analisis nilai ekonomi kayu

Untuk menghitung nilai ekonomi kayu dari tegakan di Hutan Pendidikan Gunung Walat HPGW digunakan metode pendekatan langsung yaitu menggunakan nilai pasar yang berlaku. Potensi HPGW diperkirakan rata-rata 549,5 m 3 ha, dengan hasil inventarisasi hutan seperti yang disajikan pada Tabel 9. Tabel 9. Hasil Inventarisasi HPGW tahun 2010 No. Tegakan Luas ha Volume m 3 ha 1 Damar Agathis loranthifolia 125 713 2 Pinus Pinus merkusii 100 647 3 Puspa Schima wallichii 125 308 Rata-rata 549,5 Sumber: TIF Master Universitas Gottingen 2010 Nilai ekonomi kayu diperoleh dengan menghitung perkiraan pendapatan dari hasil hutan kayu merupakan output pengusahaan hutan yang berupa kayu bulat dikalikan dengan harga jualnya. Dalam analisis ini jenis kayu yang dinilai adalah pinus, damar, dan puspa yang dihargai dengan harga kayu di tegakan. Harga kayu di tegakan dihitung setelah dikurangi biaya operasional biaya tebang dan biaya transportasi dari lokasi tebangan ke pabrik, maka didapatkan harga tegakan sebesar Rp 400.000m 3 untuk semua jenis kayu. Hal ini berdasarkan harga pasar lokal untuk tahun 2011 di daerah Sukabumi khususnya di Pabrik Penggergajian Hamid yang terletak di sekitar HPGW. Luasan jenis damar adalah 125 ha, puspa 125 ha, dan pinus 100 ha. Dengan asumsi bahwa HPGW adalah hutan tanaman dengan rotasi tanam 30 tahun, maka diperoleh nilai kayu yang ada adalah Rp 2.034.904.167tahun. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Nilai kayu pada berbagai jenis kayu di HPGW No. Jenis Kayu Luas ha Harga Rpm 3 Volume m 3 ha Nilai Total Rptahun 1 Damar Agathis loranthifolia 125 400.000 713 950.666.667 2 Pinus Pinus merkusii 100 400.000 647 690.133.333 3 Puspa Schima wallichii 125 400.000 308 410.666.667 Retribusi 16.562.500 Total 2.034.904.167 Sumber: Data primer diolah 2011 Nilai kayu tersebut hanya sebagai informasi dan bahan pertimbangan dalam pengelolaan sumberdaya HPGW karena terkait kebijakan HPGW yang tidak menebang pohon.

5.5 Analisis nilai