Identifikasi Manfaat HPGW Analisis WTP terhadap Mata Air HPGW

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Identifikasi Manfaat HPGW

Manfaat langsung HPGW yang berhasil diidentifikasi adalah manfaat langsung, yaitu: getah pinus, getah kopal, pendidikan lingkungan kunjungan, kayu bakar, dan air. Saat ini pengelola HPGW memanfaatkan getah pinus, getah kopal, pendidikan lingkungan kunjungan, dan air. Sedangkan masyarakat sekitar HPGW khususnya Desa Hegarmanah memanfaatkan kayu bakar dan air untuk keperluan sehari-hari. Manfaat tidak langsung yang berhasil diidentifikasi adalah peranan HPGW sebagai penyerap karbon, pencegah erosi, dan keanekaragaman hayati biodiversity yang sangat penting bagi kehidupan. Manfaat bukan kegunaan non use-value yang berhasil diidentifikasi adalah manfaat keberadaan dari sebuah ekosistem HPGW yang didalamya terdapat proses ekologis dari komponen biofisik. Kemudian manfaat bukan guna lainnya adalah nilai warisan yang memiliki wujud dari nilai bibit alami yang dapat diwarisi ke generasikepengurusan HPGW berikutnya.

5.2 Analisis WTP terhadap Mata Air HPGW

Pada penelitian ini responden yang diwawancara sebanyak 50 responden dimana mereka diminta pendapatnya mengenai kesediaan untuk melakukan pembayaran jasa lingkungan, selain tentang persepsi terhadap adanya penetapan kebijaksanaan pembayaran jasa lingkungan sebagai upaya konservasi mata air dari HPGW. Hal tersebut disebabkan karena terdapat beberapa beberapa responden yang setuju dilakukan upaya konservasi namun tidak bersedia membayar pembayaran jasa lingkungan. Alasan responden yang menjawab bahwa mereka setuju dengan upaya konservasi yang akan dilakukan namun tidak bersedia untuk membayar adalah responden merasa bahwa mereka tidak mempunyai uang lebih untuk jasa lingkungan yang mereka terima dan mereka beranggapan bahwa hal ini merupakan tanggung jawab pemerintah untuk memberikan sedikit anggaran pemerintah untuk melestarikan kualitas dan kuantitas mata air dari HPGW. Berdasarkan pendapat responden mengenai kesediaannya untuk membayar jasa lingkungan terdapat 41 responden 82. Sedangkan 9 responden 18 tidak bersedia membayar jasa lingkungan. Alasan responden yang bersedia membayar jasa lingkungan adalah adanya upaya konservasi di mata air dari HPGW maka mereka dapat memanfaatkan jasa lingkungan yang disediakan oleh mata air tersebut sampai generasi mendatang. Pendekatan CVM dalam penelitian ini digunakan untuk menganalisis WTP responden terhadap pembayaran jasa lingkungan yang akan diterapkan di mata air dari HPGW. Hasil pelaksanaan CVM adalah sebagai berikut:

1. Membangun pasar hipotesis setting-up the hypothetical market

Berdasarkan pasar hipotesis yang telah dibangun pada saat penelitian yaitu situasi hipotetik yang menggambarkan keadaan lingkungan mata air dari HPGW pada masa mendatang akan mengalami penurunan kualitas dan kuantitas sehingga akan dilakukan suatu instrumen ekonomi berupa pembayaran jasa lingkungan untuk menanggulangi penurunan tersebut, maka responden memperoleh gambaran tentang situasi hipotetik yang dibangun mengenai upaya perbaikan kualitas dan kuantitas mata air dari HPGW.

2. Memperoleh nilai WTP obtaining bids

Berdasarkan skenario yang ditawarkan pada responden dalam bentuk kuisioner, diperoleh jawaban pilihan responden terhadap tawaran nilai atas kesediaan mereka untuk membayar sejumlah uang untuk ikut andil dalam pembayaran jasa lingkungan. 3. Menghitung dugaan nilai WTP estimating mean WTPEWTP Dugaan nilai WTP EWTP responden dihitung berdasarkan data distribusi WTP responden. Data distribusi WTP responden dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Distribusi WTP responden masyarakat Desa Hegarmanah No. Kelas WTP RpKKlt Frekuensi Responden Frekuensi Relatif Jumlah Rplt 1 0,20 2 0,05 0,01 2 0,30 1 0,02 0,01 3 0,40 3 0,07 0,03 4 0,50 2 0,05 0,02 5 0,70 2 0,05 0,03 6 0,90 1 0,02 0,02 7 1,00 2 0,05 0,05 8 1,10 1 0,02 0,03 9 1,40 2 0,05 0,07 10 1,60 1 0,02 0,04 11 2,30 1 0,02 0,06 12 2,50 2 0,05 0,12 13 2,70 1 0,02 0,07 14 2,90 1 0,02 0,07 15 3,60 1 0,02 0,09 16 9,20 1 0,02 0,22 17 13,20 1 0,02 0,32 18 42,10 1 0,02 1,03 19 47,40 3 0,07 3,47 20 52,60 3 0,07 3,85 21 60,50 1 0,02 1,48 22 63,20 1 0,02 1,54 23 78,90 6 0,15 11,55 24 105,30 1 0,02 2,57 Total 41 1,000 26,73 Sumber: Data Primer Diolah 2011 Kelas WTP responden dengan menentukan terlebih dahulu nilai terkecil sampai nilai terbesar WTP yang ditawarkan responden. Dengan demikian dapat diperoleh nilai rataan WTP EWTP sebesar Rp 26,69KKliter.

4. Memperkirakan kurva WTP estimating bid curve

Kurva WTP responden berdasarkan nilai WTP responden terhadap jumlah responden yang memilih nilai WTP tersebut. Gambar 9 dibawah ini menjelaskan kurva permintaan WTP terhadap pembayaran jasa lingkungan. Gambar 9. Kurva permintaan WTP terhadap pembayaran jasa lingkungan Berdasarkan dugaan kurva permintaan WTP dapat dihitung surplus konsumen yang akan diperoleh masyarakat. Surplus konsumen adalah kelebihan yang diterima responden karena nilai WTP yang diinginkan lebih tinggi daripada nilai WTP rata-ratanya. Perhitungan surplus konsumen dapat didasarkan pada rumus: SK = ∑ WTP i – P dimana WTP i P................................................................15 Keterangan: SK = Surplus konsumen WTP i = WTP responden ke-i P = WTP rata-rata Sehingga surplus konsumen responden terhadap pembayaran jasa lingkungan mata air HPGW adalah sebesar Rp 16,44KKliter.

5. WTP agregat atau total WTP TWTP

Nilai total TWTP responden dihitung dengan menggunakan rumus 8. Dari kelas WTP dikalikan dengan frekuensi relatif niN kemudian dikalikan dengan populasi dari tiap kelas WTP. Hasil perkalian tersebut kemudian dijumlahkan sehingga didapatkan total WTP Rpliter oleh responden. Hasil perhitungan TWTP dapat dilihat pada Tabel 7. 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00 10 20 30 40 50 WT P Rupi a hl it er Jumlah Responden Orang WTP WTP Tabel 7. Total WTP responden masyarakat terhadap mata air dari HPGW No. Kelas WTP RpKKlt Frekuensi Responden Populasi Jumlah Rplt 1 0,20 2 120,93 24,19 2 0,30 1 60,46 18,14 3 0,40 3 181,39 72,56 4 0,50 2 120,93 60,46 5 0,70 2 120,93 84,65 6 0,90 1 60,46 54,42 7 1,00 2 120,93 120,93 8 1,10 1 60,46 66,51 9 1,40 2 120,93 169,30 10 1,60 1 60,46 96,74 11 2,30 1 60,46 139,07 12 2,50 2 120,93 302,32 13 2,70 1 60,46 163,25 14 2,90 1 60,46 175,34 15 3,60 1 60,46 217,67 16 9,20 1 60,46 556,26 17 13,20 1 60,46 798,12 18 42,10 1 60,46 2545,51 19 47,40 3 181,39 8597,90 20 52,60 3 181,39 9541,13 21 60,50 1 60,46 3658,04 22 63,20 1 60,46 3821,29 23 78,90 6 362,78 28623,38 24 105,30 1 60,46 6366,80 Total 41 2479 66.273,95 Sumber: Data Primer Diolah 2011 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai total WTP dari populasi adalah sebesar Rp 66.273liter.

6. Evaluasi pelaksanaan CVM

Berdasarkan hasil analisis regresi berganda diperoleh nilai R 2 sama dengan 26,9 persen. Penelitian ini berkaitan dengan benda-benda lingkungan yang dapat mentolerir nilai R 2 sampai dengan 15 persen Mitchell dan Carson, 1989 diacu dalam Hanley dan Spash, 1993, hal ini karena penelitian ini tentang lingkungan berhubungan dengan prilaku manusia sehingga nilai R 2 tidak harus besar. Oleh karena itu, hasil pelaksanaan CVM dalam penelitian ini masih dapat diyakini kebenaran dan keandalannya.

5.3 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai WTP