Marketing Mix Penelitian Terdahulu

Riset pemasaran ke dalam dua kelompok besar yaitu riset identifikasi masalah Problem identification research dan riset pemecahan masalah Problem solving research.

2.10. Marketing Mix

Marketing mix atau bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran. Kotler dan Keller 2008, mengklasifikasikan alat-alat tersebut menjadi empat kelompok yang luas yang disebut 4 P, yaitu : a. Produk Product Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produk dapat berupa barang fisik, jasa, pengalaman, orang, tempat, properti dan ide atau gagasan. b. Harga Price Harga adalah nilai barang atau jasa dalam bentuk uang. Harga juga mengkomunikasikan posisi nilai yang dimaksudkan oleh perusahaan kepada pasar tentang produk dan mereknya. Harga merupakan unsur bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, sedangkan unsur lainya menghasilkan biaya, selain itu harga juga merupakan unsur bauran pemasaran yang paling mudah untuk disesuaikan. c. Tempat Place Tempat atau saluran distribusi merupakan serangkaian organisasi yang saling tergantung yang terlibat dalam proses untuk menjadikan produk siap untuk dikonsumsi oleh konsumen. d. Promosi Promotion Promosi adalah kordinasi semua penjual dalam memulai suatu usaha untuk menyediakan saluran informasi dan persuasi untuk menjual barang dan jasa atau mempromosikan sebuah ide

2.11. Analisis Multivariat Pemasaran

Simamora 2005 mengatakan bahwa analisis dapat dibagi menjadi tiga tingkatan berdasarkan banyaknya variabel yang digunakan. Jika hanya menggunakan satu variabel disebut analisis univariat, apabila menggunakan dua variabel disebut sebagai analisis bivariat, sedangkan jika menggunakan lebih dari dua variabel dinamakan analisis multivariat. Regresi analisis bivariat variabel independen X hanya ada satu, analisis yang kita lakukan adalah regresi sederhana simpel regresion. Jika kita menambahkan satu lagi variabel independen, variabel yang yang dianalisis sekarang menjadi tiga yaitu satu variabel dependen dan dua variabel independen. Secara otomatis, analisis yang kita lakukan adalah analisis multivariat. Analisis multivariat adalah metode-metode statistika untuk mengelola beberapa pengukuran yang menyangkut individu atau objek sekaligus simultaneously. Analisis multivariat selalu berkembang, analisis multivariat terdiri dari beberapa teknik yang telah diterima secara luas yaitu analisis faktor, regresi berganda, analisis diskriminan, analisis konjoin, korelasi kanonikal, anlisis klaster, multidimension scaling,analisis korespondensi, model probabilitas linier. Alat tools analisis multivariat pemasaran yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah analisis diskriminan dan analisis conjoint.

2.11.1. Analisis Diskriminan

Analisis Diskriminan mirip regresi linear berganda. Analisis diskriminan merupakan teknik yang akurat untuk memprediksi seseorang termasuk dalam kategori apa, dalam perusahaan asuransi dapat memprediksi apakah seorang nasabah baru akan bertahan terus sesuai dengan program ataukah berhenti membayar polis ditengah jalan, dengan catatan data yang terlibat dijamin keakuratannya. Penulis menggunakan Analisis diskriminan untuk memprediksi apakah jika minyak goreng padat ini dipasarkan konsumen akan membeli minyak goreng ini dan minyak goreng ini akan laku keras di pasaran. Model analisis diskriminan adalah sebuah persamaan yang menunjukkan suatu kombinasi linier dari berbagai variabel independent, sebagai berikut ini : D = b + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 +.....+ b k X k • Harga mahal, murah. .......................................1 Dimana : D = skor diskriminan b = koefisien diskriminan atau bobot X = prediktor atau variabel independet

2.11.2. Variasi atribut Analisis Conjoint

Conjoint Analysis Multivariat Analysis digunakan untuk menyusun model estimasi tingkat kepentingan pelanggan terhadap sekumpulan atribut dalam pemasaran, analisis konjoin merupakan teknik yang sangat baik untuk menjawab pertanyaan mengenai tingkat kepentingan sekumpulan atribut dan pengembangan model produk yang paling disukai pelanggan. Analisis konjoin tergolong metode tidak langsung Indirect Method. Kesimpulan diambil berdasarkan respon subjek terhadap perubahan sejumlah atribut. Karena itu, perlu dipastikan terlebih dahulu apa saja atribut suatu produk atau merek Simamora, 2005. Percobaan konjoin merupakan suatu metode yang sangat powerful untuk membantu mendapatkan kombinasi atau komposisi atribut-atribut suatu produk atau jasa baik yang baru maupun lama yang paling disukai konsumen. Variabel yang digunakan adalah sebagai berikut: • Berat 1 kg, ½ kg, 1 ons. • Enrichment vitamin, tidak. Model analisis conjoint: U = b + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 +.....+ b k X k .....................................2 Dimana : U = skor conjoint b = koefisien diskriminan atau bobot X = prediktor atau variabel independet

2.12. Penelitian Terdahulu

Syukri 2003 melakukan penelitian tentang pola pengambilan keputusan konsumen dalam pemilihan jenis kerupuk berdasarkan daya terima, preferensi keterpilihan produk. Teknik yang digunakan mengadopsi teknik cognitive – conceptual aspect of food acceptance dengan skala likert dari 1- 7. Analisis menggunakan nilai kesukaan skala likert 1-7. Food preference menggunakan analisis uji rank dan pemilihan produk menggunakan intensitas konsumen dan interaksi antar faktor atribut produk. Agustina 2004 meneliti pemasaran produk minyak goreng padat merek sawitri di Kota Bogor. Konsep yang digunakan adalah analisis perilaku konsumen pembelian minyak goreng yaitu identifikasi kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian dan evaluasi pasca pembelian dengan jumlah sampel 100 orang. Hasilnya adalah atribut kebutuhan pembelian minyak goreng adalah non kolesterol, kandungan gizi dan tidak menyebabkan batuk. Media yang paling berpengaruh dalam pencarian informasi adalah TV 78. Pertimbangan dalam mengevaluasi alternatif adalah kualitas, kemudahan mendapatkan dan harga. Mayoritas minyak yang dibeli adalah bimoli dan filma dengan kemasan refill. Responden beralih merek cukup tinggi yaitu 62 jika tidak ada merek yang dicari di lokasi pembelian. Ada hubungan yang nyata kemungkinan beralih ke minyak padat dengan usia, pekerjaan, pendidikan, pengeluaran dan jumlah anggota keluarga. Minyak goreng ini dinilai cukup ideal sedang oleh konsumen. Yusriana 2004 melakukan penelitian tentang profil dan preferensi konsumen terhadap mutu abon ikan di Kotamadya Banda Aceh. Kemudian tingkat kepuasan terhadap bauran pemasaran dan strategi pemasaran terkait preferensi. Sampel yang diambil menggunakan purposive sampling yaitu yang sedang berkunjung ke Toko Abon. Sampel berjumlah 150 orang menggunakan rumus Slovin. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif untuk menggambarkan profil konsumen, analisis indeks untuk kepuasaan pelanggan dan analisis SWOT untuk strategi pemasaran. Hasilnya adalah 42 sangat suka, 33 suka dan sisanya lainnya. Strategi pemasaran untuk bauran harga adalah harga sesuai kualitas, lokasi terutama kenyamanan. Promosi yang menjadi pertimbangan adalah iklan, hadiah dan potongan harga. Nasution 2005 melakukan penelitian tentang analisis strategi pemasaran produk baru yaitu pestisida. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi strategi pemasaran yang dilakukan PT.Agricon Ltd. dan merumuskan bauran pemasaran yang paling tepat. Alat analisis yang digunakan adalah AHP Analytic Hierarchy Proces. Hasilnya taktik bauran pemasaran yang tepat sesuai prioritas adalah promosi pertemuan dengan kelompok tani, harga dibawah pesaing, produk kuantitas yang mencukupi dan menggunakan distributor Sidiq 2008 meneliti tentang analisis persepsi konsumen dan strategi pemasaran Jus Jeruk Siam Pontianak JJSP. Analisis yang dilakukan terdiri dari pengujian dua peubah yang dianggap sebagai faktor pendukung keputusan pembelian JJSP oleh konsumen melalui uji ketergantungan test of independence dengan uji khi kuadrat dan uji kekuatan diantara hubungan faktor tersebut dengan koefisien kontingensi C. Analisa biplot dilakukan untuk mengidentifikasikan kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap hasil dari evaluasi produk jus jeruk orange atau lemon. Dari kebutuhan dan keinginan konsumen yang telah didapat, dapat dievaluasi atribut yang dapat dilayani secara optimal oleh produk JJSP sebagai acuan dalam positioning JJSP. Gabungan dari Uji khi kuadrat koefisien kontingensi, analisa biplot dan analisa K-Means Clustering digunakan untuk menyusun persepsi dan strategi pemasaran. Bardhani 2009, meneliti persepsi konsumen terhadap Minyak sawit merah sebagai minyak kesehatan. Pemasaran dilakukan door to door kemudian dilakukan identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan dalam pembelian serta mengkaji strategi pemasaran. Sampel yang digunakan adalah accidental sampling yaitu yang kebetulan ada saat disurvei, memakai minyak sawit merah dan bersedia di wawancarai. Jumlah responden 35 orang. Kemudian dianalisis menggunakan regresi berganda dengan 4 faktor peubah yaitu harga, warna, kandungan gizi dan Kemudahan mendapatkan produk. Variabel yang berpengaruh adalah produk higienis, warna gizi , Harga potongan dalam penjumlahan tertentu, promosi brosurleaflet dan tempat siap antar, kontinuitas ketersediaan. Penelitian ini merupakan penelitian pemasaran sebuah produk baru yaitu minyak goreng padat di kota Medan. Konsep yang digunakan adalah analisis perilaku konsumen dengan melakukan pendekatan identifikasi konsumen sasaran, potensi pasar, evaluasi atribut minyak goreng cair, dan evaluasi pasca penggunaan minyak goreng padat. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis multivariat pemasaran, analisis multivariat pemasaran yang digunakan berupa analisis konjoint, dan analisis dikriminan. Hasil yang diharapkan adalah respon konsumen terhadap minyak goreng padat, potensi pasar dan evaluasi atribut minyak goreng cair.

III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian

Konsumsi minyak goreng di Indonesia meningkat setiap tahunnya semakin banyak perusahaan-perusahaan tertarik untuk meraih keuntungan diindustri minyak goreng, kesempatan untuk berinvestasi ke dalam industri minyak goreng masih terbuka. Minyak goreng padat merupakan minyak yang berwujud padat untuk penggorengan yang terendam deep friying. Minyak goreng padat pada dasarnya memiliki segment industri fast food, tetapi dalam penelitian ini difokuskan kepada konsumen. Minyak goreng padat yang digunakan dalam penelitian ini merupakan minyak goreng padat yang berasal dari hasil penelitian Pusat Penelitian Kelapa Sawit PPKS. PPKS sudah mampu menghasilkan minyak goreng padat dari minyak kelapa sawit mentah CPO. PPKS menggandeng PT Perkebunan Nusantara IV dalam memproduksi minyak goreng padat untuk memberikan pilihan kepada masyarakat luas. Prospek penggunaan minyak goreng padat kemungkinan akan meningkat dimasa yang akan datang, karena semakin banyak orang menyukai makanan cepat saji. Tanggapan konsumen terhadap minyak goreng padat perlu dilakukan untuk mengetahui respon konsumen. Penelitian ini dibagi ke dalam tiga bagian yaitu: perilaku pembelian minyak goreng cair, analisis diskriminan dan analisis conjoint. Perilaku pembelian minyak goreng cair dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif, hasil analisis akan menghasilkan informasi bagaimana perilaku pembelian minyak goreng cair di kota Medan. Analisis konjoint digunakan untuk melihat bagaimana respon seseorang terhadap suatu atribut. Sewaktu membeli minyak goreng cair atribut-atribut apa saja yang menjadi perhatian konsumen sehingga sewaktu memasarkan minyak goreng padat kita bisa menggunakan strategi dengan pendekatan atribut-atribut yang ada pada minyak goreng cair. Analisis diskriminan digunakan untuk melihat minat konsumen terhadap minyak goreng padat sehingga apabila pabrik minyak goreng didirikan dan memproduksi minyak goreng padat, perusahaan tidak akan rugi. Hasil akhir dari analisis ini adalah rekomendasi kepihak PT Perkebunan Nusantara IV.