variabel harga sendiri responden lebih menyukai minyak goreng padat yang memiliki harga dibawah Rp 25 000. Kesimpulan keseluruhan dari Tabel 15. konsumen
menyukai minyak goreng padat yang diperkaya nutrisi minyak goreng padat yang ada kandungan nutirisinya dengan berat diatas dua kilogram dan harga dari minyak
goreng padat dibawah Rp. 25 000. Output hasil analisis conjoint dapat dilihat pada Lampiran 3.
4.5. Rekomendasi Pemasaran
Kebijakan pemasaran minyak goreng padat dirumuskan berdasarkan data dari keseluruhan penelitian konsumen yang meliputi produk, harga, dan karateristik
responden yang terdiri dari: tingkat usia, sumber penghasilan, jumlah anggota keluarga, pendidikan, jenis pekerjaan, rata-rata pembelian minyak dan frekuensi
pembelian minyak goreng. Analisis perilaku konsumen yang terdiri dari skala kepentingan dan ukuran persepsi konsumen. Analisis diskriminan digunakan untuk
melihat daya tarik minyak goreng padat dimata para responden, analisis conjoint digunakan untuk melihat atribut-atribut yang menjadi pertimbangan responden
membeli minyak goreng cair, serta komentar umum produk yang dapat menjadi masukan untuk memasarkan produk minyak goreng padat adalah label halal dari
Majelis Ulama Indonesia MUI. Karateristik responden memperlihatkan hal-hal yang menjadi pertimbangan
responden dalam melakukan pembelian minyak goreng cair sehingga dapat menjadi masukan informasi bagi produsen untuk menjamin kesuksesan pemasaran.
Produsen memiliki gambaran apa yang mendasari konsumen untuk membeli minyak goreng cair. Informasi tersebut sangat berguna sebagai strategi produsen memasarkan
minyak goreng padat. Karateristik responden secara umum yaitu: responden di kota medan memiliki penghasilan rata-rata Rp. 500 000 – Rp. 1 500 000 dengan jumlah
rata-rata anggota keluarga 5 orang yang terdiri ayah, ibu dan tiga orang anak. Pendidikan rata-rata responden adalah SLTA SMU dengan jenis pekerjaan tidak
bekerja karena kebanyakan responden merupakan ibu rumah tangga. Rata-rata
pembelian minyak goreng 1 – 2 literbulan dengan frekuensi pembelian rata-rata adalah satu bulan sekali.
Kebijakan pemasaran dirumuskan dengan mempertimbangkan pendapat dari 100 orang responden setelah dilakukan analisis diskriminan untuk melihat keseriusan
mereka untuk menggunakan minyak goreng padat hasilnya sebanyak 62 orang akan menggunakan minyak goreng padat tetapi sebanyak 20 orang tidak akan
menggunakan minyak goreng padat dan 18 orang responden tidak konsisten dengan pilihannya, dari 100 responden ada 62 orang yang berpotensi untuk menggunakan
minyak goreng padat. Setelah dilakukan analisis diskriminan terdapat 62 orang yang berpotensi untuk menggunakan minyak goreng padat. Analisis conjoint dilakukan
untuk memberikan pilihan produk minyak goreng padat yang sesuai dengan selera konsumen jika produk minyak goreng padat di produksi oleh PTPN IV.
Analisis conjoint dilakukan dengan menggunakan software SAS menunjukan hasil bahwa alasan responden membeli minyak goreng cair karena kandungan yang
terkandung didalam minyak goreng, jika minyak goreng padat diproduksi responden mengingikan minyak goreng padat yang memiliki penambahan nutrisi seperti
vitamin, dan nutrisi lainya. Responden menyukai minyak goreng padat yang memiliki ukuran diatas 2 kilogram dengan harga dibawah dari Rp. 25 000 rupiah.
Kegiatan promosi dirancang untuk mencapai tujuan pemasar yaitu mengkomunikasikan produk dan keunggulannya serta untuk membujuk pelanggan
sasaran agar tertarik untuk membeli sehingga produk laku terjual. Promosi dilakukan di berbagai media massa seperti koran, majalah masakan dan promosi di televisi.
Promosi produk diberbagai media masa dilakukan dengan semenarik mungkin dengan menunjukan keunggulan yang dimiliki minyak goreng padat seperti dapat
digunakan lebih dari 20 kali penggorengan hasil dari penggorengan menjadi garing dan renyah serta hasil penggorengan cepat mengering. Hal yang paling penting ketika
memasarkan produk minyak goreng padat yaitu memasarkan produk sesuai dengan keinginan konsumen seperti hasil dari analisis conjoint.
Rekomendasi yang penulis berikan untuk memasarkan minyak goreng padat kepada perusahaan terdiri dari :
1. Perusahaan direkomendasikan memproduksi minyak goreng padat ukuran 2 Kg dengan kisaran harga di bawah Rp. 25 000. Minyak goreng padat yang
diproduksi dilengkapi kandungan vitamin A, Omega 3 dan Omega 6. Kemasan untuk minyak goreng padat dapat menggunakan plastik untuk
menghemat biaya produksi, tetapi jika digunakan plastik konsumen harus mencari tempat wadah minyak goreng padat sebab minyak goreng padat
akan membeku kembali jika dingin. 2. Perusahaan direkomendasikan memproduksi minyak goreng padat ukuran 2
Kg dengan kisaran harga dibawah Rp. 25 000, minyak goreng padat yang diproduksi dilengkapi kandungan vitamin A, Omega 3 dan Omega 6.
Kemasan untuk minyak goreng padat dapat digunakan kaleng untuk memudahkan konsumen dalam menggunakan minyak goreng padat, tetapi
jika menggunakan kaleng biaya produksi minyak goreng padat akan tinggi. 3. Perusahaan direkomendasikan memproduksi minyak goreng padat ukuran 2
Kg dengan kisaran harga dibawah Rp. 25 000, minyak goreng padat yang diproduksi dilengkapi kandungan vitamin A, Omega 3 dan Omega 6.
Kemasan yang digunakan untuk minyak goreng padat adalah kaleng, tetapi setalah 6 bulan kemudian minyak goreng padat dikemas dengan
menggunakan plastik untuk menurukan biaya produksi.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Perilaku pembelian minyak goreng cair yang dilakukan oleh konsumen dikota Medan
a. Proses keputusan pembelian minyak goreng terdiri dari pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, proses pembelian
dan evaluasi pembelian. Tahap pengenalan kebutuhan dimulai ketika responden merasa untuk memenuhi kebutuhanya konsumen akan
mengkonsumsi suatu produk. Minyak goreng yang digunakan oleh responden adalah jenis minyak goreng nabati minyak goreng yang
berasal dari tumbuhan. Minyak goreng yang paling banyak digunakan oleh responden adalah minyak goreng dengan merek dagang Bimoli.
b. Mayoritas responden adalah perempuan dewasa atau ibu rumah tangga, responden umumnya memiliki penghasilan rata-rata Rp. 500 000 – Rp. 1
500 000 dengan jumlah anggota rata-rata responden adalah 5 orang. Jumlah anggota keluarga yang banyak ini merupakan potensi yang
sangat besar untuk pemasaran minyak goreng padat. Latar belakang pendidikan sebagian besar responden adalah lulusan SMAK.
Responden umumnya tidak memiliki pekerja hanya ibu rumah tangga. Rata-rata pembelian minyak goreng cair satu sampai dua liter dengan
frekuensi pembelian sebulan sekali. 2. Persepsi konsumen terhadap atirbut-atribut di kota Medan
a. Tahap evaluasi produk, alasan yang mendasari konsumen membeli minyak goreng adalah kandungan nutrisi yang terkandung di dalam
minyak goreng, harga minyak goreng yang dapat dijangkau dan hasil penggorengan.
b. Hasil evaluasi ataribut minyak goreng berupa responden menyukai minyak goreng dengan kemasan 2 kilogram dengan kisaran harga Rp