D = b + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
+.....+ b
k
X
k
• Harga mahal, murah. .......................................1
Dimana : D = skor diskriminan
b = koefisien diskriminan atau bobot X = prediktor atau variabel independet
2.11.2. Variasi atribut Analisis Conjoint
Conjoint Analysis Multivariat Analysis digunakan untuk menyusun model estimasi tingkat kepentingan pelanggan terhadap sekumpulan atribut dalam
pemasaran, analisis konjoin merupakan teknik yang sangat baik untuk menjawab pertanyaan mengenai tingkat kepentingan sekumpulan atribut dan pengembangan
model produk yang paling disukai pelanggan. Analisis konjoin tergolong metode tidak langsung Indirect Method. Kesimpulan diambil berdasarkan respon subjek
terhadap perubahan sejumlah atribut. Karena itu, perlu dipastikan terlebih dahulu apa saja atribut suatu produk atau merek Simamora, 2005.
Percobaan konjoin merupakan suatu metode yang sangat powerful untuk membantu mendapatkan kombinasi atau komposisi atribut-atribut suatu produk atau
jasa baik yang baru maupun lama yang paling disukai konsumen. Variabel yang digunakan adalah sebagai berikut:
• Berat 1 kg, ½ kg, 1 ons. • Enrichment vitamin, tidak.
Model analisis conjoint: U = b
+ b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
+.....+ b
k
X
k
.....................................2 Dimana :
U = skor conjoint b = koefisien diskriminan atau bobot
X = prediktor atau variabel independet
2.12. Penelitian Terdahulu
Syukri 2003 melakukan penelitian tentang pola pengambilan keputusan konsumen dalam pemilihan jenis kerupuk berdasarkan daya terima, preferensi
keterpilihan produk. Teknik yang digunakan mengadopsi teknik cognitive – conceptual aspect of food acceptance dengan skala likert dari 1- 7. Analisis
menggunakan nilai kesukaan skala likert 1-7. Food preference menggunakan analisis uji rank dan pemilihan produk menggunakan intensitas konsumen dan
interaksi antar faktor atribut produk. Agustina 2004 meneliti pemasaran produk minyak goreng padat merek
sawitri di Kota Bogor. Konsep yang digunakan adalah analisis perilaku konsumen pembelian minyak goreng yaitu identifikasi kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi
alternatif, pembelian dan evaluasi pasca pembelian dengan jumlah sampel 100 orang. Hasilnya adalah atribut kebutuhan pembelian minyak goreng adalah non kolesterol,
kandungan gizi dan tidak menyebabkan batuk. Media yang paling berpengaruh dalam pencarian informasi adalah TV 78. Pertimbangan dalam mengevaluasi alternatif
adalah kualitas, kemudahan mendapatkan dan harga. Mayoritas minyak yang dibeli adalah bimoli dan filma dengan kemasan refill. Responden beralih merek cukup
tinggi yaitu 62 jika tidak ada merek yang dicari di lokasi pembelian. Ada hubungan yang nyata kemungkinan beralih ke minyak padat dengan usia, pekerjaan,
pendidikan, pengeluaran dan jumlah anggota keluarga. Minyak goreng ini dinilai cukup ideal sedang oleh konsumen.
Yusriana 2004 melakukan penelitian tentang profil dan preferensi konsumen terhadap mutu abon ikan di Kotamadya Banda Aceh. Kemudian tingkat kepuasan
terhadap bauran pemasaran dan strategi pemasaran terkait preferensi. Sampel yang diambil menggunakan purposive sampling yaitu yang sedang berkunjung ke Toko
Abon. Sampel berjumlah 150 orang menggunakan rumus Slovin. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif untuk menggambarkan profil konsumen, analisis
indeks untuk kepuasaan pelanggan dan analisis SWOT untuk strategi pemasaran. Hasilnya adalah 42 sangat suka, 33 suka dan sisanya lainnya. Strategi pemasaran