Analisis Diskriminan. Analisis Diskriminan dan Analisis Conjoint.

4.4. Analisis Diskriminan dan Analisis Conjoint.

4.4.1. Analisis Diskriminan.

Analisis diskriminan merupakan teknik yang akurat untuk memprediksi seseorang termasuk ke dalam kategori apa, dengan catatan data-data yang dilibatkan terjamin akurasinya. Analisis diskriminan digunakan dalam penelitian ini untuk melihat tanggapan konsumen terhadap minyak goreng padat, apakah konsumen akan membeli minyak goreng padat jika minyak goreng padat ini di pasarkan setelah konsumen mencoba minyak goreng padat. Jika konsumen tertarik menggunakan minyak goreng padat maka PTPN IV akan membuat pabrik minyak goreng padat. Hasil analisis diskriminan digunakan untuk memprediksi jika minyak goreng padat diproduksi apakah konsumen akan membeli minyak goreng padat ini di pasaran, pada Tabel 14. menyatakan sebanyak 62 orang akan membeli minyak goreng padat setelah konsumen tersebut mengkonsumsi minyak goreng padat. Sebanyak 20 orang tidak akan membeli minyak goreng padat setelah konsumen tersebut mengkonsumsi minyak goreng padat. Sebanyak 18 orang konsumen memiliki respon yang tidak menyakinkan ragu-ragu. Model analisis diskriminan : Y = - 4.14 + 2.605 X 1 – 0.122 X 2 + 0.391 X 3 . Output hasil analisis diskriminan dapat dilihat pada Lampiran 2. Tabel 14. Hasil Analisis Diskriminan Analisis Conjoint. Analisis conjoint digunakan untuk melihat model produk yang paling diminati oleh pelanggan berdasarkan hasil analisis atiribut pada Tabel 115. Berat dari minyak goreng padat dibagi atas dua yang terdiri dari minyak goreng padat yang memiliki berat diatas dua kilogram dan minyak goreng padat yang memiliki berat di bawah dua kilogram. Konsumen juga diberikan pilihan berupa minyak goreng padat yang diberikan penambahan nutrisi dan minyak goreng padat yang tidak diberikan penambahan nutrisi. Harga minyak goreng padat terbagi atas tiga pilihan berupa minyak goreng padat yang mimiliki harga di bawah Rp. 50 000 rupiah, Rp. 25 001 – Rp 50 000, dah harga dibawah Rp 25 000. Hasil analisis data dengan menggunakan SAS dapat ditarik kesimpulan nilai kepentingan yang paling tinggi dimiliki oleh variabel nutrisi, diikuti oleh variabel berat dan yang terakhir adalah harga. Konsumen yang membeli minyak goreng lebih mementingkan kandungan nutrisi yang terkandung didalam minyak goreng padat dibandingkan berat minyak goreng ataupun harga dari minyak goreng padat tersebut. Tabel 15. Hasil Analisis Conjoint Hasil analisis atribut pada Tabel 15. dapat dilihat pada variabel berat konsumen lebih menyukai kemasan minyak goreng padat diatas dua kilogram. Untuk variabel harga sendiri responden lebih menyukai minyak goreng padat yang memiliki harga dibawah Rp 25 000. Kesimpulan keseluruhan dari Tabel 15. konsumen menyukai minyak goreng padat yang diperkaya nutrisi minyak goreng padat yang ada kandungan nutirisinya dengan berat diatas dua kilogram dan harga dari minyak goreng padat dibawah Rp. 25 000. Output hasil analisis conjoint dapat dilihat pada Lampiran 3.

4.5. Rekomendasi Pemasaran