Populasi di dalam penelitian ini adalah penduduk kota Medan. Menurut BPS 2009 penduduk kota Medan berjumlah 2 029 797 dengan menggunakan rumus
Slovin dan nilai kritis yang digunakan sebesar 10 maka jumlah sampel yang dibutuhkan sebesar 100 orang. Alokasi masing-masing sampel di empat lokasi
pengambilan sampel sebagai berikut: 1. Perumahan individu sebanyak 25 orang
2. Perumahan komunitas sebanyak 25 orang 3. Pasar modern sebanyak 25 orang
4. Pasar tradisional sebanyak 25 orang
3.5. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Penelitian ini menggunakan data kualitatif dan data kuantitatif. Pengolahan data mengunakan metode analisis kualitatif maupun analisis kuantitatif, untuk analisis
data terlebih dahulu dilakukan editing data terhadap hasil kuisioner, untuk melihat bagaimana perilaku pembelian minyak goreng cair dilakukan analisis deskriptif.
Analisis Chi-square digunakan untuk menguji hubungan atau pengaruh dua buah variabel nominal dan mengukur kuatnya hubungan antara variabel yang satu dengan
variabel nominal lainnya C = Coefisien of contingency. Analisis data terhadap atribut minyak goreng dilakukan dengan analisis multivariant pemasaran. Analisis
multivariant yang digunakan yaitu analisis conjoint, sedangkan analisis multivariant pemasran yang digunakana untuk melihat tanggapan responden di kota Medan
terhadap minyak goreng padat digunakan analisis diskriminan. Analisis deskriptif dilakukan dengan menggunakan software Minitab 15. Anlisis diskriminan dilakukan
dengan menggunakan software Product and Service Solutions SPSS Statistics 20. Analisis conjoint dilakukan dengan menggunakan Software Statistical Analysis
Software Statistical Analysis Software SAS 9. Model analisis conjoint:
U = b + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
..........................................................4 Dimana :
U = skor conjoint
X
1
= mewakili berat b
= koefisien diskriminan atau bobot X
2
X = prediktor atau variabel independet
X = mewakili nutrisi
3
= mewakili harga
Model analisis diskriminan adalah sebuah persamaan yang menunjukkan suatu kombinasi linier dari berbagai variabel independent, yaitu :
D = b + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
..................................................................5 Dimana :
D = skor diskriminan
b = koefisien diskriminan atau bobot
X = prediktor atau variabel independet
X
1
= Jika produk minya goreng padat diproduksi dan tersedia di pasaran akankah anda membeli ditempat tersebut?
X
2
X = Jika ada minyak goreng baru dalam bentuk padat akankah anda
mencobanya?
3
= Apakah anda pernah mendengar minyak goreng padat?
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Produk.
Minyak goreng adalah minyak yang berasal dari lemak tumbuhan atau hewan yang dimurnikan dan berbentuk cair pada suhu kamar, umumnya digunakan untuk
menggoreng makanan. Minyak goreng yang berasal dari tumbuhan biasanya dihasilkan dari tanaman seperti kelapa, biji-bijian, kacang-kacangan, jagung, dan
kedelai sedangkan minyak goreng yang berasal dari hewan biasanya dihasilkan dari lemak hewan seperti lemak kambing, lemak lembu dan lemak kerbau. Minyak goreng
cair yang beredar umum di Indonesa adalah minyak yang berasal dari kelapa sawit Elaeis guineensis Jacq. sedangkan minyak goreng yang beredar di negara-negara
Amerika Serikat dan Eropah berasal dari kedelai, jagung, biji bunga matahari dan zaitun. Minyak goreng cari yang beredar di Indonesia memiliki kelebihan
dibandingkan minyak goreng yang beredar di negara-neraga Amerika Serikat dan Eropah yaitu tidak memiliki kandungan lemak trans
4
PPKS memformulasikan minyak goreng ini dalam bentuk padat minyak goreng padat. Umumnya minyak goreng berbentuk cair dalam suhu kamar tetapi
minyak goreng padat berbentuk padat pada suhu kamar. Minyak goreng padat . Minyak goreng cair biasanya
dapat digunakan hingga tiga sampai empat kali penggorengan. Jika digunakan lebih dari empat kali penggorengan minyak akan berubah warna dan kualitas penggorengan
akan menurun. Minyak goreng padat merupakan hasil penelitian dari Pusat Penelitian Kelapa
Sawit PPKS yang berlokasi di Medan Sumatera Utara. Minyak goreng padat diformulasikan agar lebih tahan terhadap suhu tinggi sehingga dapat digunakan 20
kali penggorengan tanpa mengubah mutu minyak dan hasil gorengannya. Minyak goreng padat diperuntukkan untuk penggorengan terendam deep friying dengan
tujuan menghasilkan pengorengan yang garing dan renyah seperti kripik goreng, kentang goreng, ayam goreng tepung dan makanan cepat saji lainnya.
4
Badan Pengawas Makan dan Obat Amerika Serika US-FDA dan British Nutrision Foundation BNF 2006 menyatakan lemak trans diduga menjadi penyebab utama obesitas dan jantung koroner.