Latar Belakang Analisis kelayakan Usaha Wisata Agro Tambi Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo

I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kekayaan alam merupakan anugerah yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa yang harus dimanfaatkan dan dilestarikan. Indonesia diberikan anugerah berupa kekayaan alam yang sangat beragam dan melimpah yang dapat dijadikan sebagai keunggulan bagi perekonomian bangsa. Indonesia merupakan salah satu negara tujuan wisata dunia dan memiliki sektor pariwisata yang mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan. Potensi tersebut didukung oleh kekayaan sumberdaya alam, seni budaya, dan adat istiadat. Pada perkembangannya, Indonesia selalu diramaikan oleh banyaknya wisatawan mancanegara yang turut memberikan sumbangan devisa bagi Indonesia dari sektor pariwisata. Gambar 1 menunjukkan data jumlah wisatawan mancanegara yang masuk ke Indonesia pada periode 2005-2010. Gambar 1 . Perkembangan Wisatawan Mancanegara Tahun 2005- 2010. Sumber: Badan Pusat Statistik 2011 Berdasarkan Gambar 1 dapat dilihat bahwa kontribusi pariwisata terhadap devisa negara cenderung fluktuatif. Hal ini disebabkan karena adanya isu terorisme yang berawal dari kasus pemboman yang terjadi di Bali pada akhir tahun 2004. Isu ini semakin santer ketika kasus pengeboman lain mulai terjadi beberapa kali, tidak hanya di Bali tetapi juga Jakarta. Isu mengenai terorisme ini 1000000 2000000 3000000 4000000 5000000 6000000 7000000 8000000 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2 membawa dampak yang cukup besar bagi perekonomian khususnya dalam bidang pariwisata. Hal ini menyebabkan turunnya jumlah wisatawan, sehingga perolehan devisa negara cenderung menurun. Namun, karena gencarnya pemerintah melakukan promosi di bidang pariwisata, maka perolehan devisa meningkat dari tahun 2006 hingga sekarang. Tujuan pengunjung datang ke Indonesia berbeda- beda, dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2 . Tujuan Pengunjung Mancanegara Datang ke Indonesia Tahun 2010 Sumber : Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 2010 Berdasarkan Gambar 2, dapat dilihat bahwa sebagian besar pengunjung mancanegara datang ke Indonesia memiliki tujuan untuk berlibur yaitu sebanyak 59,23 persen dari total pengunjung mancanegara. Hal ini menunjukkan bahwa sektor pariwisata sangat potensial untuk dikembangkan. Selanjutnya, pada Gambar 3 disajikan pula data perkembangan wisatawan domestik pada periode 2005-2010. Bisnis 31,17 Liburan 59,23 Lainnya 9,60 3 Gambar 3 . Perkembangan Wisatawan Domestik Tahun 2005-2010 Sumber: Badan Pusat Statistik 2011 Berdasarkan Gambar 3 dapat dilihat bahwa jumlah wisatawan terus meningkat selama selang waktu 2005-2010. Hal ini menunjukkan bahwa sektor pariwisata terus berkembang dan meningkat selama periode 2005-2010 dan diperkirakan akan terus meningkat karena masih banyak sektor pariwisata yang belum dimanfaatkan secara optimal. Sektor pariwisata memberikan efek ganda multiplier effect karena mampu meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar, sehingga memberikan distribusi pendapatan penduduk di kawasan sekitar pariwisata. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang secara langsung menyentuh dan melibatkan masyarakat, sehingga membawa berbagai dampak terhadap masyarakat setempat. Selain memberikan dampak yang positif terhadap masyarakat sekitar, sektor pariwisata juga memberikan dampak positif terhadap perekonomian nasional. Hal ini terlihat dari kontribusi pariwisata terhadap PDB nasional dan daya serap lapangan kerja di sektor industri pariwisata. Data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menunjukkan, bahwa kontribusi pariwisata terhadap PDB nasional terus meningkat sejak tahun 2004 sampai 2007. Tabel 1 menunjukkan kontribusi pariwisata terhadap PDB nasional. 10600000 10800000 11000000 11200000 11400000 11600000 11800000 12000000 12200000 12400000 2005 2006 2007 2008 2009 2010 4 Tabel 1. Kontribusi Pariwisata terhadap PDB Nasional Tahun 2004-2007 Uraian Tahun 2004 2005 2006 2007 Kontribusi terhadap PDB Rp triliyun 113,78 146,80 143,62 169,67 Total PDB Rp triliyun 2.273,14 2.784,90 3.339,50 3.957,40 Persentase kontribusi terhadap total PDB 5,01 5,27 4,30 4,29 Sumber: BAPPENAS 2008 Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa kontribusi nilai pariwisata terhadap PDB nasional terus meningkat setiap tahun. Pada tahun 2007, persentase kontribusi pariwisata turun tipis menjadi 4,29 persen bila dibandingkan dengan total PDB nasional, meskipun jumlah kontribusi pariwisata tetap naik dari tahun sebelumnya menjadi Rp 169,67 triliyun. Hal ini membuktikan bahwa sektor pariwisata terus berkembang setiap tahunnya. Pengembangan pariwisata merupakan salah satu cara dalam pengembangan suatu daerah. Pengembangan pariwisata ini tidak terlepas dari adanya sumberdaya alam maupun sumberdaya buatan sebagai potensi daerah yang dimilikinya. Potensi daerah tersebut merupakan salah satu sumber aset wisata yang menjadi unggulan baik berupa keindahan alam, peninggalan budaya masa lampau maupun dari komoditas unggulan yang dimiliki daerah tersebut. Berbagai daerah di Indonesia memiliki keunggulan wisata tersendiri, seperti wisata budaya, wisata alam, wisata pedesaan maupun wisata agro agrowisata. Beberapa tahun terakhir, pembangunan pariwisata di Indonesia menunjukkan kecenderungan yang terus meningkat. Konsumsi jasa dalam bentuk wisata bagi sebagian masyarakat negara maju dan masyarakat Indonesia telah menjadi suatu kebutuhan. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya pendapatan, gaya hidup, dan kesejahteraan masyarakat Indonesia sehingga preferensi dan motivasi wisatawan berkembang secara dinamis. Saat ini, masyarakat memiliki kecenderungan memenuhi kebutuhan sekunder dalam bentuk menikmati udara yang segar, pemandangan yang indah, pengolahan produk secara tradisional, maupun produk-produk pertanian modern dan spesifik menunjukkan peningkatan 5 yang pesat. Kecenderungan ini membuktikan bahwa tingginya permintaan terhadap agrowisata dan sekaligus sebagai peluang bagi pengembangan produk- produk agribisnis baik dalam bentuk kawasan ataupun produk pertanian. Agrowisata merupakan suatu bentuk kegiatan pariwisata yang memanfaatkan lokasi atau kawasan dan sektor pertanian mulai dari awal sampai dengan produk pertanian dalam berbagai sistem, skala, dan bentuk sebagai objek wisata dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan, pemahaman, pengalaman, rekreasi, dan hubungan usaha di bidang pertanian Deptan 2008. Agrowisata bukan hanya merupakan usaha dibidang jasa, namun juga dapat berperan sebagai media promosi produk-produk pertanian, media dalam bidang edukasi, peluang dalam pengembangan diversifikasi produk agribisnis, serta dapat membantu dalam pengembangan daerah. Agrowisata memiliki prospek yang cerah, karena masyarakat di jaman sekarang ini semakin membutuhkan sarana rekreasi yang alami dan bebas dari polusi udara. Indonesia memiliki banyak wilayah yang berpotensi untuk dikembangkan dalam sektor pariwisata khususnya Agrowisata, salah satunya adalah provinsi Jawa Tengah. Berdasarkan data dari Dinas Budaya dan Pariwisata Disbudpar Provinsi Jawa Tengah, jumlah wisatawan pengunjung obyek wisata di Jawa Tengah mengalami peningkatan dari tahun 2008 hingga 2009. Tabel 2 menunjukkan perkembangan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Jawa Tengah. Tabel 2 . Data Perkembangan Jumlah Wisatawan yang Berkunjung ke Jawa Tengah Tahun 2008-2009 Kategori 2008 orang 2009 orang Pertumbuhan Wisatawan mancanegara 302.977 308.519 1,83 Wisatawan domestik 16.253.107 21.515.598 32,28 Jumlah 16.556.084 21.824.117 31,18 Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah 2010 Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa jumlah wisatawan mancanegara dan wisatawan domestik meningkat dari tahun 2008 hingga 2009. Total 6 wisatawan pada tahun 2009 sebesar 21.824.117. Jumlah tersebut mewakili 17,3 dari jumlah total keseluruhan wisatawan baik domestik maupun mancanegara yang berjumlah 126.267.730 orang BPS 2010. Hal ini membuktikan bahwa provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang memiliki potensi wisata yang cukup besar. Tabel 3 menunjukkan 11 kota di Jawa Tengah yang mengalami peningkatan signifikan dalam hal pariwisata. Tabel 3 . Kabupaten dan Kota di Jawa Tengah yang Mengalami Peningkatan Kunjungan Pariwisata Tahun 2006-2008 Kota 2006 2007 2008 Cilacap 189.855 201.821 212.679 Purbalingga 767.886 1.143.687 1.579.087 Kebumen 361.085 399.206 474.499 Wonosobo 170.495 208.708 231.147 Magelang 1.782.258 2.301.199 2.816.493 Sragen 190.673 219.756 220.133 Kudus 681.951 713.036 760.616 Jepara 724.414 892.692 1.016.976 Demak 760.624 784.507 957.162 Pemalang 167.021 183.502 224.270 Tegal 239.614 264.461 295.503 Sumber: Disbudpar Provinsi Jawa Tengah 2009 Berdasarkan Tabel 3, salah satu kota di Jawa Tengah yang mengalami peningkatan dalam sektor pariwisata adalah Kabupaten Wonosobo. Berdasarkan data Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wonosobo merupakan salah satu Kawasan Pengembangan Pariwisata Nasional KPPN dan termasuk ke dalam Kawasan Strategis Pariwisata Nasional. Pada Kabupaten Wonosobo terdapat beberapa tempat wisata seperti Dieng, Telaga Warna, Kawah, Candi dan Wisata Agro Tambi. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang menyumbang cukup besar bagi pendapatan daerah Wonosobo. Tabel 4 menunjukkan realisasi penerimaan dan tunggakan pendapatan asli daerah dari sektor pariwisata di Kabupaten Wonosobo pada tahun 2007-2011. 7 Tabel 4 . Laporan Realisasi Penerimaan dan Tunggakan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Wonosobo dari Sektor Pariwisata Tahun 2007-2011. Tahun Anggaran Rp Realisasi Penerimaan Rp Sisa Lebihkurang Rp Persentase Lebihkurang 2007 337.000.000 456.681.820 119.681.820 35,51 2008 494.000.000 497.141.320 3.141.320 0,64 2009 550.500.000 580.675.150 30.175.150 5,48 2010 560.500.000 637.774.800 72.274.800 13,79 2011 670.500.000 794.203.350 123.703.350 18,45 Sumber: Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Wonosobo 2012, diolah Pada Tabel 4 terlihat bahwa pemerintah daerah selalu meningkatkan anggarannya khususnya sektor pariwisata setiap tahun. Realisasi penerimaan pendapatan daerah dari sektor pariwisata yang didapat melebihi anggaran yang telah ditetapkan oleh Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Wonosobo. Hal ini menunjukkan bahwa sektor pariwisata memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan dan akan memberikan dampak yang positif bagi daerah jika dikelola dengan baik. Wisata Agro Tambi merupakan salah satu tempat wisata yang diminati oleh para wisatawan yang berkunjung ke Wonosobo. Wisata Agro ini terletak di Desa Tambi Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo. Perkebunan teh yang terhampar luas dan berada di lereng Gunung Sindoro, mempunyai ketinggian 1.200 – 2.000 m diatas permukaan laut dan memiliki suhu udara rata-rata minimal 15 º C dengan suhu maksimal 24 º C. Agrowisata Tambi memiliki perkebunan teh dan dilengkapi oleh beberapa fasilitas seperti home stay, taman bermain, dan pabrik teh. Kegiatan yang dilakukan diantaranya berkeliling berjalan tea walk menelusuri kebun teh, dengan menikmati pemandangan. Pengunjung juga bisa mendapatkan penjelasan mengenai agronomi, pengolahan dan pemasaran teh.

1.2. Perumusan Masalah