19
3.1.3.4. Aspek Sosial Ekonomi dan Budaya
Pada aspek sosial, ekonomi, dan budaya yang dinilai adalah seberapa besar suatu bisnis memiliki dampak sosial, ekonomi, dan budaya baik terhadap
pemerintah pada umumnya maupun masyarakat khususnya. Dampak ekonomi yang ditimbulkan dapat berupa peningkatan pendapatan rumah tangga,
meningkatkan perekonomian pemerintah baik lokal maupun regional, serta mampu berkontribusi terhadap pengembangan wilayah di sekitar perusahaan.
Dampak sosial dengan adanya suatu usaha antara lain meliputi adanya perubahan demografi dan perubahan kesehatan masyarakat. Sedangkan dampak terhadap
budaya dengan adanya suatu usaha antara lain meliputi perubahan adat istiadat, nilai dan norma budaya setempat, perubahan warisan budaya, serta perubahan
sikap dan persepsi masyarakat terhadap rencana usaha Kasmir dan Jakfar 2009.
3.1.3.5. Aspek Lingkungan
Pada aspek ini yang diamati adalah pengaruh suatu usaha terhadap
lingkungan yang ditimbulkan oleh kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan. Hal
ini terkait dengan udara, air, darat yang pada akhirnya berdampak pada kehidupan
manusia, hewan, dan tumbuhan yang ada. Analisis ini dilakukan untuk mengamati
dampak rencana usaha terhadap kegiatan yang sudah ada maupun dampak kumulatif dari rencana usaha dan kegiatan yang sudah ada terhadap lingkungan
Kasmir dan Jakfar 2009.
3.1.3.6. Aspek Kelayakan Finansial
Analisis dalam aspek ini dilakukan untuk menilai biaya-biaya apa saja yang diperlukan dan seberapa besar biaya tersebut, mengetahui besarnya
pendapatan yang akan diterima serta mengetahui seberapa lama investasi yang ditanam akan kembali. Dalam menentukan layak atau tidaknya suatu usaha
ditinjau dari aspek finansial dapat diukur dengan beberapa kriteria. Kriteria yang biasa digunakan untuk menentukan kelayakan suatu usaha atau investasi adalah:
1. Net Present Value NPV
Net Present Value NPV menunjukkan manfaat bersih yang diterima suatu usaha selama umur bisnis pada tingkat suku bunga tertentu. Suatu bisnis
20 dikatakan layak jika penerimaan yang didapat lebih besar dari biaya yang
dikeluarkan. Tiga kriteria kelayakan berdasarkan NPV yaitu: 1
NPV 0, berarti secara finansial proyek layak dilaksanakan karena manfaat yang diperoleh lebih besar daripada biaya.
2 NPV = 0, berarti secara finansial proyek sulit dilaksanakan karena
manfaat yang diperoleh hanya cukup untuk menutupi biaya yang dikeluarkan
3 NPV 0, berarti secara finansial proyek tidak layak dilaksanakan karena
manfaat yang diperoleh lebih kecil daripada biaya yang dikeluarkan.
2. Net Benefit Ratio Net BC
Net Benefit Ratio adalah rasio antara manfaat bersih yang bernilai positifdengan manfaat bersih yang bernilai negatif Nurmalina et al. 2010.
Kriteria ini menunjukkan besarnya manfaat yang didapat terhadap satu satuan biaya yang diinvestasikan. Jika diperoleh nilai net BC lebih besar sama
dengan satu maka dapat disimpulkan bahwa proyek layak untuk dilaksanakan, tetapi jika net BC kurang dari satu maka dapat disimpulkan
bahwa proyek tidak layak untuk dilaksanakan. 3.
Internal Rate of Return IRR Internal Rate of Return IRR adalah suatu tingkat discount rate yang
menghasilkan net present value sama dengan nol. Analisis kelayakan berdasarkan kriteria IRR menunjukkan seberapa besar pengembalian terhadap
investasi yang ditanamkan. Sebuah bisnis dikatakan layak jika nilai IRR lebih besar dari discount rate yang berlaku. Begitu pun sebaliknya, apabila nilai
IRR lebih kecil daripada discount rate yang berlaku maka proyek tersebut tidak layak untuk dilaksanakan. Menurut Nurmalina et al. 2010 tingkat
discount rate yang lebih rendah akan menghasilkan NPV yaang bernilai positif, sedangkan discount rate yang lebih tinggi akan menghasilkan NPV
yang bernilai negatif. Gambar 4 menunjukkan hubungan antara NPV dengan IRR.
21
Gambar 4 . Hubungan Antara NPV dan IRR
Sumber: Nurmalina, et all 2010
4. Payback Period
Payback Period merupakan kriteria investasi yang dapat mengukur seberapa cepat investasi kembali. Semakin kecil nilai dari Payback Period semakin
baik, karena menunjukkan bahwa pengembalian terhadap investasi semakin cepat. Hal ini juga membuktikan perputaran modal perusahaan tersebut
semakin lancar. Semakin cepat pengembalian investasi maka semakin mudah dalam pergantian aset baru. Discounted Payback Period DPP juga
merupakan salah satu metode yang digunakan untuk mengukur periode pengembalian investasi dengan menggunakan manfaat bersih yang telah
dikalikan dengan tingkat suku bunga Discount Rate.
3.1.3.7. Analisis Sensitivitas