Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian

9 kenaikan gaji karyawan tetap. Penurunan penjualan paket ini disebabkan oleh penurunan jumlah kunjungan yang dapat terjadi jika terdapat isu bencana alam melihat letak Wisata Agro Tambi ini yang berada di bawah lereng gunung. Berdasarkan hal tersebut, maka diperlukan studi kelayakan usaha dalam melakukan penilaian terhadap aspek-aspek usaha baik aspek pasar, teknis, manajemen, hukum, sosial ekonomi lingkungan, maupun finansial. Studi kelayakan usaha juga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil sebuah keputusan. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian sebagai berikut: 1 Bagaimana kelayakan usaha Wisata Agro Tambi dilihat dari aspek non- finansial? 2 Bagaimana kelayakan usaha Wisata Agro Tambi dari aspek finansial? 3 Bagaimana sensitivitas usaha Wisata Agro Tambi apabila terjadi penurunan penjualan paket wisata dan kenaikan gaji karyawan tetap menggunakan switching value?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1 Menganalisis kelayakan usaha Wisata Agro Tambi dilihat dari aspek non- finansial. 2 Menganalisis kelayakan usaha Wisata Agro Tambi dari aspek finansial. 3 Menganalisis sensitivitas usaha Wisata Agro Tambi jika mengalami penurunan penjualan paket wisata dan kenaikan gaji karyawan tetap.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi : 1 Perusahaan, sebagai informasi bagi perusahaan untuk meningkatkan daya saing perusahaan dalam mempertahankan posisi perusahaan pada tempat yang kompetitif dalam industri pariwisata 2 Pembaca, diharapkan dapat menjadi bahan informasi bagi pelaku usaha dan pemerintah dalam mengembangkan usaha sejenis serta dapat menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya. II TINJAUAN PUSTAKA Pariwisata adalah perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain, bersifat sementara dilakukan perorangan maupun kelompok sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu. 1 Pengertian lain dari pariwisata dikemukakan oleh Scheneider 1993 yang diacu dalam Nugroho 2010 bahwa pariwisata adalah perpindahan sementara yang dilakukan oleh seseorang menuju suatu tempat di luar lokasi pekerjaan dan tempat tinggalnya dengan tujuan menikmati aktivitas dan fasilitas yang diperoleh dari tempat tujuannya tersebut. Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan pariwisata merupakan berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah. Menurut Dimyati 2004, industri pariwisata adalah suatu industri yang sangat penting karena menghasilkan devisa, menimbulkan transaksi triliyunan rupiah, menciptakan lapangan pekerjaan, serta mendorong pertumbuhan produk. Pariwisata memiliki banyak manfaat antara lain dapat meningkatkan lapangan kerja, dapat meningkatkan penghasilan bagi masyarakat, meningkatkan pendapatan daerah, dan menanamkan rasa cinta tanah air budaya dan bangsa. Sektor pariwisata juga mempunyai peranan penting dalam menunjang perekonomian nasional Nugroho 2010. Manfaat lain yang muncul dari industri pariwisata dapat terlihat pula dari segi budaya. Seiring dengan pesatnya perkembangan industri pariwisata maka akan membawa pemahaman antar budaya melalui interaksi pengunjung dengan masyarakat lokal di sekitar lokasi wisata. Menurut Salah 2003 yang diacu dalam Qadarrochman 2010 pariwisata adalah salah satu jenis industri baru yang mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam penyediaan lapangan kerja, standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktivitas lainnya. 1 Ekonomi Priwisata, Sejarah dan Prospeknya http:books.google.co.idbooksaboutEkonomi_Pariwisata.html [5 Februari 2012] 11 Faktor-faktor yang mendukung sektor pariwisata di Indonesia antara lain karena memiliki banyak objek pariwisata di berbagai daerah, memiliki alam yang sangat indah, memiliki berbagai peninggalan sejarah, memiliki berbagai budaya yang unik, serta masyarakat yang ramah. 2 Salah satu jenis pariwisata yang menjadi trend saat ini adalah wisata agro Agrowisata. Agrowisata merupakan bagian dari objek wisata yang memanfaatkan usaha pertanian sebagai objek wisata. Tujuannya adalah untuk memperluas pengetahuan, pengalaman rekreasi, dan hubungan usaha di bidang pertanian. Menurut Subowo 2002, agrowisata merupakan kegiatan industri yang mengharapkan kedatangan konsumen secara langsung di tempat wisata. Wisata agro bukan semata merupakan usaha dibidang jasa yang menjual jasa bagi pemenuhan konsumen akan pemandangan yang indah dan udara yang segar, namun juga dapat berperan sebagai media promosi produk pertanian, menjadi media pendidikan masyarakat, memberikan signal bagi peluang pengembangan diversifikasi produk agribisnis dan berarti pula dapat menjadi kawasan pertumbuhan baru wilayah. 3 Melalui pengembangan agrowisata yang menonjolkan budaya lokal dalam memanfaatkan lahan, kita bisa meningkatkan pendapatan petani sambil melestarikan sumberdaya lahan, serta memelihara budaya maupun teknologi lokal yang umumnya telah sesuai dengan kondisi lingkungan alaminya. Salah satu strategi untuk meningkatkan nilai jual produk-produk pertanian dapat dengan cara menjadikan produk-produk pertanian menjadi bagian dari agrowisata daerah. Melalui pengembangan agrowisata ini akan banyak sekali tenaga kerja di desa dan kota dapat diberdayakan pengembangan ekonomi kreatif, menumbuhkan kecintaan generasi muda perkotaan ke dunia pertanian, citra pertanian semakin menguat. 4 Agrowisata merupakan salah satu bisnis yang berkembang saat ini, oleh karena itu diperlukan analisis kelayakan untuk mengidentifikasi apakah bisnis tersebut layak untuk dijalankan atau tidak. 2 Manfaat Periwisata http:artikelterbaru.compariwisatamanfaat-pariwisata [5 Februari 2012] 3 Strategi Pengembangan Wisata Agro di Indonesia http:database.deptan.go.id [5 Februari 2012] 4 Harus Pengembangan Wisata Agri di Indonesia http:wisata.kompasiana.com [6 Februari 2012] 12 Analisis kelayakan suatu usaha dapat dilihat melalui dua aspek yaitu aspek finansial dan non-finansial. Aspek finansial dapat dianalisis melalui kriteria kelayakan investasi seperti NPV, IRR, Net BC, Payback Period, serta analisis sensitivitas. Sedangkan analisis non-finansial dapat dilakukan dengan mengkaji aspek pasar, aspek teknis, aspek menejemen dan hukum, aspek ekonomi-sosial- budaya, serta aspek lingkungan. Menurut Nugroho 2010 dan Ferdiansyah 2010, kelayakan agrowisata layak berdasarkan aspek non-finansial hal ini dapat dilihat dari aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan hukum, serta aspek sosial ekonomi lingkungan. Namun dalam penelitian Mahaputriana 2006, kelayakan berdasarkan aspek non- finansial hanya dilihat dari aspek teknis dan aspek pasar saja. Sedangkan analisis kelayakan finansial dalam penelitian Nugroho 2010, Ferdiansyah 2010 dan Mahaputriana 2006 menggunakan empat kriteria investasi yaitu NPV, IRR, Net BC, serta Payback Period. Hasil menunjukkan bahwa usaha agrowisata layak secara finansial karena sesuai dengan empat kriteria tersebut. Nugroho 2010 melakukan analisis kelayakan finansial pada Agrowisata Kampung Budaya Sindang Barang dengan membagi menjadi dua skenario. Skenario pertama dikaji berdasarkan kondisi usaha saat ini tanpa adanya pengembangan usaha, sedangkan skenario kedua dikaji dengan asumsi ada pengembangan usaha. Pada penelitian Ferdiansyah 2010 kelayakan finansial Agrowisata Markisa dianalisis dalam lima skenario. Pada skenario pertama perusahaan mengalami kondisi perubahan harga jual produk, skenario kedua perusahaan mengalami perubahan penerimaan manfaat proyek, skenario ketiga perusahaan mengalami perubahan dalam hal budidaya yaitu kenaikan harga input, pada skenario keempat perusahaan mengalami penyusutan produk, dan pada skenario kelima perusahaan mengalami penurunan jumlah pengunjung. Analisis finansial Taman Agrowisata Bukit Ganjau yang dilakukan oleh Mahaputriana 2006 menggunakan empat skenario. Dalam penelitian ini kondisi perusahaan pada skenario pertama terjadi penurunan produksi, kondisi perusahaan pada skenario kedua terjadi perubahan harga bahan bakar, kondisi perusahaan pada skenario ketiga terjadi perubahaan jumlah pengunjung, dan kondisi pada skenario keempat perusahaan terjadi perubahan waktu penerimaan manfaat 13 proyek. Analisis kelayakan juga memerlukan analisis sensitivitas untuk melihat pengaruh perubahan kondisi terhadap kelayakan suatu usaha. Pada penelitian Nugroho 2010, Mahaputriana 2006, dan Ferdiansyah 2010 analisis sensitivitas dilakukan menggunakan switching value nilai pengganti. Hasil dari switching value menunjukkan perubahan maksimal yang masih dapat ditoleransi agar bisnis masih tetap layak. Penelitian terdahulu merupakan referensi dan acuan bagi penelitian saat ini. Hal yang berbeda dalam penelitian yang akan dilakukan saat ini adalah lokasi, waktu dan kondisi. Lokasi yang dipilih pada penelitian saat ini adalah Wisata Agro Tambi Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo. Penelitian ini mencakup seluruh aspek dalam mengukur kelayakan suatu bisnis baik finansial maupun non- finansial. Aspek finansial meliputi NPV, IRR, Net BC, dan Payback Periode. Sedangkan aspek non-finansial meliputi aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan hukum, aspek sosial ekonomi dan budaya, dan aspek lingkungan. III KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis