75 Berdasarkan Tabel 16, diperoleh NPV sebesar Rp 1.688.645.402. Hal ini
menunjukkan bahwa usaha wisata agro ini akan memberikan keuntungan sebesar Rp 1.688.645.402 dalam jangka waktu 10 tahun. Pada hasil analisis IRR diperoleh
nilai sebesar 14,44 persen, nilai ini lebih besar daripada tingkat suku bunga yaitu 5,75. Hal ini menunjukkan bahwa usaha wisata agro ini akan menghasilkan
tingkat pengembalian terhadap investasi sebesar 14,44 persen. Hasil analisis Net BC pada skenario I ini adalah sebesar 1,59. Hal ini menujukkan setiap satu rupiah
yang dikeluarkan akan menghasilkan manfaat sebesar Rp 1,59. Net BC yang lebih besar dari satu menujukkan bahwa usaha ini layak untuk dijalankan secara
finansial karena manfaat yang diperoleh lebih besar dari biaya yang dikeluarkan. Sedangkan hasil analisis Discounted Payback Period menujukkan bahwa
pengembalian terhadap biaya investasi akan berlangsung selama 9 tahun 1 bulan.
6.2.1.4. Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode switching value sampai memperoleh nilai NPV sama
dengan nol. Ada dua variabel yang akan dianalisis menggunakan switching value, yaitu penurunan penjualan paket wisata dan kenaikan gaji karyawan tetap. Hal ini
didasarkan pada pendapatan wisata agro yang berasal dari hasil penjualan paket wisata. Variabel kenaikan gaji karyawan ini diambil karena terkait dengan produk
yang ditawarkan oleh Wisata Agro Tambi ini merupakan produk jasa, sehingga kinerja karyawan ini sangat berpengaruh terhadap kondisi Wisata Agro Tambi dan
gaji karyawan di wisata agro ini masih tergolong rendah. Cash flow yang digunakan untuk menghitung sensitivitas usaha skenario
I dapat dilihat pada Lampiran 11 dan Lampiran 12, sedangkan hasil switching value dapat dilihat pada Tabel 17.
Tabel 17 . Hasil Analisis Switching Value Skenario I
No. Analisis
Switching Value Nilai
1 Penurunan Penjualan Paket Wisata
23,38 2
Kenaikan Gaji Karyawan Tetap 166,14
Berdasarkan hasil analisis sensitivitas menggunakan switching value untuk penurunan penjualan paket wisata adalah sebesar 23,38 persen. Hal ini
76 menunjukkan bahwa jumlah maksimal dari penurunan penjualan paket wisata
yang dapat ditoleransi adalah sebesar 23,38 persen, sehingga Wisata Agro Tambi harus mempertahankan penjualan paket wisata minimal sebesar Rp 649.621.333
pada tahun pertama dan meningkat 10 persen setiap tahunnya hingga tahun ke-10. Penurunan penjualan paket wisata di atas 23,38 persen akan menyebabkan usaha
Wisata Agro Tambi menjadi tidak layak untuk dijalankan. Analisis switching value selanjutnya adalah kenaikan gaji karyawan
tetap. Hasil analisis switching value menunjukkan nilai sebesar 166,14 persen. Artinya Wisata Agro Tambi juga mampu untuk menaikan gaji karyawan tetap
sampai 166,14 persen. Kenaikan gaji karyawan tetap di atas jumlah ini akan menyebabkan usaha wisata agro ini menjadi tidak layak.
Berdasarkan hasil analisis switching value, dapat dilihat variabel yang sensitif terhadap perubahan. Pada Skenario I ini variabel yang paling sensitif
terhadap perubahan adalah penurunan penjualan paket wisata, karena semakin kecil persentase perubahannya, maka variabel tersebut semakin sensitif. Jika
terjadi penurunan penjualan paket wisata di atas 23,38 persen saja sudah membuat usaha Wisata Agro Tambi tidak layak untuk dijalankan.
6.2.2. Analisis Aspek Finansial Skenario II