Asosiasi merek dapat menciptakan suatu nilai bagi perusahaan dan para pelanggan, karena ia dapat membantu proses
penyusunan informasi untuk membedakan merek yang satu dengan merek dari merek yang lainnya. Terdapat lima keuntungan menurut
Aaker dalam Patria 2009, yaitu : 1. Dapat membantu proses penyusunan informasi.
Asosiasi-asosiasi yang terdapat pada suatu merek dapat membantu mengikhtisarkan sekumpulan fakta dan spesifikasi
yang dapat dengan mudah dikenal oleh pelanggan. 2. Adanya diferensiasi.
Suatu asosiasi dapat memberikan landasan yang sangat penting bagi usaha pembedaan. Asosiasi-asosiasi merek dapat
memainkan peran yang sangat penting dalam membedakan suatu merek dari merek yang lain.
3. Alasan untuk membeli. Pada umumnya asosiasi merek sangat membantu para konsumen
untuk mengambil keputusan untuk membeli produk tersebut atau tidak.
4. Menciptakan sikap. Asosiasi merek dapat merangsang perasaan positif yang pada
gilirannya akan berdampak positif terhadap produk yang bersangkutan.
5. Basis perluasaan. Asosiasi merek dapat menghasilkan landasan bagi suatu
perluasan merek, yaitu dengan menciptakan kesesuaian antara merek dengan sebuah produk.
2.7. Loyalitas Pelanggan
2.7.1 Pengertian Pelanggan
Definisi pelanggan memberikan pandangan yang penting untuk memahami mengapa perusahaan harus menciptakan dan memelihara
pelanggan dan bukan hanya menarik pembeli. Definisi ini berasal dari
kata custom, yang didefinisikan sebagai membuat suatu menjadi kebiasaaan atau biasa dan mempraktikan kebiasaan.
Pelanggan adalah seseorang yang menjadi terbiasa untuk membeli. Kebiasaan itu terbentuk melalui pembelian dan interaksi
yang sering selama periode waktu tertentu. Tanpa adanya track record hubungan yang kuat dan pembelian berulang, orang tersebut bukanlah
pelanggan, ia adalah pembeli. Pelanggan yang sejati tumbuh seiring waktu.
2.7.2 Pengertian Loyalitas Pelanggan
Banyak perusahaan mengandalkan kepuasaan pelanggan sebagai jaminan keberhasilan di kemudian hari tetapi kemudian
kecewa mendapati bahwa para pelanggannya yang merasa puas dapat berbelanja produk pesaing tanpa ragu-ragu. Sebaliknya, loyalitas
pelanggan merupakan ukuran yang lebih dapat diandalkan untuk memprediksi pertumbuhan penjualan dan keuangan. Loyalitas
pelanggan menurut Jhonson dalam Griffin 2003 adalah suatu kecendrungan untuk membeli atau mengunakan lagi suatu produk atau
jasa. Berbeda dari kepuasaan, yang merupakan sikap, loyalitas dapat didefinisikan berdasarkan perilaku pembeli. Pelanggan yang loyal
adalah orang yang sebagai berikut : 1. Melakukan pembelian berulang secara teratur.
2. Membeli antar lini produk dan jasa. 3. Mereferensikan kepada orang lain.
4. Menunjukkan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing.
2.7.3 Indikator Loyalitas Pelanggan
Sedangkan menurut Zeithaml et. al. 1996 tujuan akhir keberhasilan
perusahaan menjalin
hubungan relasi
dengan pelanggannya adalah untuk membentuk loyalitas yang kuat. Indikator
dari loyalitas yang kuat adalah : 1. Continue purchasing, adalah pembelian yang dilakukan secara
terus menerus terhadap produk yang telah dikonsumsi.
2. Say positive things, adalah mengatakan hal yang positif tentang produk yang telah dikonsumsi.
3. Recommend friend, adalah merekomendasikan produk yang telah dikonsumsi kepada teman.
4. Encourage, adalah pelanggan yang selalu mendorong kerabat atau teman untuk menggunakan produk yang disajikan perusahaan
bersangkutan. 5. First choice, adalah pelanggan yang saat ingin melakukan
pembelian pilhan pertama sebagai produk yang dipilih.
2.7.4 Peningkatan Loyalitas Pelanggan