tersebut dikarenakan sejumlah 35 persen menyatakan setuju, dan 38 persen menyatakan sangat setuju bahwa Garda Oto menjadi pilihan
utama ketika membutuhkan asuransi kendaraan. Adapun beberapa pelanggan yang merasa kurang setuju dengan pernyataan ini
Lampiran 7, lebih dikarenakan pada faktor mereka menggunakan asuransi Garda Oto sekedar mencoba-coba. Sedangkan pelanggan
yang merasa setuju dan sangat setuju lebih dikarenakan mereka menggunakan asuransi Garda Oto merasa puas dengan pelayanan
terbaiknya. Hal itulah yang membuat mereka menjadi loyal untuk terus menggunakan asuransi Garda Oto. Dengan demikian, sebaiknya
pihak Garda Oto membina lebih untuk pelayanannya agar pelanggan yang ingin mencoba menjadi loyal.
4.6. Analisis Model Struktural SEM
Setelah melakukan perhitungan dan analisis terhadap Confirmatory Factor Analysis CFA, langkah selanjutnya dalam metode SEM adalah
melakukan pengujian model struktural digunakan untuk pengujian hipotesis penelitian.
4.6.1 Uji Kecocokan Seluruh Model
Dalam melihat kecocokan keseluruhan model atau GOF goodness of fit ada kriteria yang dapat digunakan. Pada penelitian ini
kriteria yang digunakan merupakan kriteria yang ditetapkan oleh Wijayanto 2008.
Tabel. 10 Goodness of Fit Model Struktural
Ukuran Goodness of Fit
Nilai Keterangan
Chi-Square 150,36
Poor Fit P
0,0016 Root Mean Square Error of Approximation RMSEA
0,068 Good Fit
Expected Cross-Validation Index ECVI 2,53
Good Fit ECVI for Saturated Model
3,09 ECVI for Independence Model
36,42 Independence AIC
3606,00 Good Fit
Model AIC 250,36
Saturated AIC 306,00
Independence CAIC 3667,29
Poor Fit Model CAIC
430,62 Saturated CAIC
857,59 Normed Fit Index NFI
0,99 Good Fit
Non-Normed Fit Index NNFI 1,02
Good Fit Comparative Fit Index CFI
1,00 Good Fit
Incremental Fit Index IFI 1,02
Good Fit Relative Fit Index RFI
0,99 Good Fit
Root Mean Square Residual RMR 0,051
Poor Fit Standardized RMR
0,051 Poor Fit
Goodness of Fit Index GFI 0,99
Good Fit Critical N CN
354,95 Good Fit
Sumber: Output LISREL
Dari Tabel 10 dapat dilihat bahwa 4 ukuran GOF yang menunjukkan kecocokan yang kurang baik poor fit
dan 10 ukuran GOF yang menunjukkan kecocokan yang baik good fit, sehingga
dapat disimpulkan bahwa kecocokan model adalah baik.
4.6.2 Analisis Hubungan Kausal
Setelah model direspesifikasikan dan dinyatakan fit, langkah selanjutnya adalah menganalisis hubungan kausal yang terjadi dan
melakukan uji hipotesis. Gambar berikut adalah path dan nilai-t dari
model struktural.
Gambar 12. Path model struktural standardized solution
Gambar 13. Path model struktural t-value
Penelitian ini melihat nilai-t, koefesien persamaan struktural, dan koefesien determinasi R
2
dari persamaan hubungan kausal yang
PR1
0.70
PR2
0.60
PR3
0.57
PR4
0.42
PR5
0.57
PR6
0.40
PR7
0.37
PRB BRAND
LOYAL
BRAND1 0.21
BRAND2 0.31
BRAND3 0.43
BRAND4 0.54
BRAND5 0.34
LOYAL1 0.36
LOYAL2 0.18
LOYAL3 0.17
LOYAL4 0.39
LOYAL5 0.28
Chi-Square=150.36, df=103, P-value=0.00163, RMSEA=0.068
0.89 0.83
0.75 0.68
0.81 0.80
0.91 0.91
0.78 0.85
0.55 0.63
0.65 0.76
0.65 0.77
0.79 0.62
0.82 0.22
0.26 -0.11
0.11
0.08 -0.07
-0.12 0.26
PR1
4.65
PR2
3.93
PR3
3.67
PR4
2.61
PR5
3.70
PR6
2.54
PR7
2.31
PRB BRAND
LOYAL
BRAND1 1.28
BRAND2 1.88
BRAND3 2.67
BRAND4 3.48
BRAND5 2.09
LOYAL1 2.24
LOYAL2 1.01
LOYAL3 1.00
LOYAL4 2.49
LOYAL5 1.67
Chi-Square=150.36, df=103, P-value=0.00163, RMSEA=0.068
11.85 11.36
10.75 10.30
11.72 14.99
10.31 10.22
10.12 9.93
11.88 14.03
13.66 15.40
13.35 16.05
16.44 3.71
18.34 1.66
2.26 -0.91
0.98
0.69 -0.65
-1.01 2.41
didapatkan yang juga digambarkan hubungannya pada Gambar 12 dan 13.
a. Nilai t dan Koefesien Persamaan Kausal Dari persamaan diatas, nilai-t yang besar nilainya 1,96
memiliki arti bahwa koefesien lintasan tersebut adalah signifikan Wijanto, 2008.
Tabel. 11 Nilai-t dan Koefesien pada Model Struktural
No Path
Estimasi Nilai-t
Kesimpulan
1 Public Relations Perception
Brand Image
0,82 18,34
Signifikan 2
Brand Image Loyalitas
Pelanggan 0,62
3,71 Signifikan
3 Public Relations Perception
Loyalitas Pelanggan
0,22 1,66
Tidak Signifikan
Sumber: Output LISREL
Analisis pengujian hipotesis dilakukan dengan tingkat signifikansi 5 sehingga menghasilkan nilai-t 1,96. Hipotesis
diterima bila nilai- t yang didapat ≥ 1,96, sedangkan hipotesis tidak
diterima apabila nilai- t yang didapat ≤ 1,96. Dalam penelitian ini
terdapat tiga hipotesis yang dibuat berdasarkan pengaruh public relations perception terhadap brand image, pengaruh brand image
terhadap loyalitas pelanggan, dan brand image mempengaruhi dalam hubungan public relations perception dan loyalitas
pelanggan. Berdasarkan Tabel 11, hasil pengolahan data dengan
menggunakan LISREL 8.51 menyatakan bahwa hasil pengujian hipotesis pertama, public relations perception memiliki hubungan
positif dengan brand image memiliki nilai-t sebesar 18,34. Nilai-t dari hipotesis ini menunjukkan hasil yang signifikan sehingga
hipotesis yang diajukan dapat diterima. Public relations perception memiliki pengaruh sebesar 0,82 terhadap brand image. Hal ini
berarti setiap peningkatan 1 satuan pada public relations perception
akan menghasilkan peningkatan sebesar 0,82 satuan pada brand image.
Pembuktian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Hung 2008 dimana public relations perception
memiliki pengaruh yang positif terhadap brand image. Hasil tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi persepsi konsumen
terhadap PR Public Relations akan menghasilkan brand image yang semakin baik. Suatu persepsi konsumen pada kegiatan Public
Relations yang dilakukan Garda Oto dari PT. Asuransi Astra Buana dapat mempengaruhi brand image konsumen terhadap Garda Oto.
Dalam industri jasa yang sangat kompetitif dan cepat berubah, bagaimana mempertahankan atau bahkan meningkatkan brand
image telah menjadi indikator keberhasilan yang penting bagi perusahaan Zeithaml et al, 1996. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa perusahaan dalam melakukan aktivitas PR adalah sangat penting, karena hasil dari aktivitas PR yang positif
bermanfaat akan meningkatkan brand image. Hipotesis Kedua, brand image secara positif berkaitan
dengan loyalitas pelanggan memiliki nilai-t sebesar 3,17. Nilai-t dari hipotesis ini menunjukkan hasil yang signifikan sehingga
hipotesis yang diajukan dapat diterima. Berdasarkan Tabel 11, brand image memiliki pengaruh sebesar 0,62 terhadap loyalitas
pelanggan. Hal ini berarti setiap peningkatan 1 satuan pada brand image akan menghasilkan peningkatan sebesar 0,62 satuan pada
loyalitas pelanggan. Pembuktian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Hung 2008 dimana brand image memiliki pengaruh yang positif terhadap customer loyalty. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa semakin tinggi brand image yang positif akan semakin tinggi loyalitas pelanggan. Brand image terhadap Garda
Oto dari PT. Asuransi Astra Buana dapat mempengaruhi kesetiaan pelanggan terhadap Garda Oto. Ferdericks et al. dalam Hung
2008 menyatakan bahwa konsumen memahami kebutuhan hingga mencapai isu produk dan layanan, dan konsep eksplorasi citra
adalah penting untuk berkembang. Baik citra perusahaan dan citra merek dapat mendukung atau merusak konsumen memperoleh
nilai, sehingga secara langsung mempengaruhi sikap dan perilaku konsumen. Oleh karena itu, brand image dapat berfungsi sebagai
pendahulu. Bila brand image yang baik, kesan positif akan meningkatkan pembelian kembali atau merekomendasikan kepada
orang lain. Analisis
pengujian hipotesis
ketiga, brand
image mempengaruhi dalam hubungan public relations perception dan
loyalitas pelanggan dilakukan dengan melihat nilai-t pada hubungan public relations perception terhadap loyalitas pelanggan.
Berdasarkan Tabel 11, dapat dijelaskan bahwa nila-t untuk hubungan antara public relations perception dan loyalitas
pelanggan menunjukkan hasil yang tidak signifikan. Hal ini berarti hubungan antara public relations perception dan loyalitas
pelanggan dihubungkan melalui brand image. Sehingga hipotesis yang diajukan dapat diterima yaitu brand image mempengaruhi
dalam hubungan public relations perception dan loyalitas pelanggan.
Pembuktian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Hung 2008 dimana hubungan antara public
relations perception dan customer loyalty dihubungkan oleh brand image. Hasil tersebut menunjukkan bahwa hubungan public
relations perception terhadap loyalitas pelanggan secara tidak langsung dapat dipengaruhi oleh brand image. Dalam penelitian
ini, pelanggan dengan persepsi positif Public Relations PR lebih cenderung memiliki brand image yang baik, pada gilirannya
mereka memiliki keinginan lebih puas dengan perusahaan dan bersedia untuk membeli kembali dan merekomendasikan. Karena
itu, Public Relations lebih mungkin berhasil bila brand image
diperkuat oleh komunikasi pemasaran yang efektif. Hasil dari menghubungkan kedua hubungan dapat menunjukkan bahwa brand
image adalah salah satu hubungan yang secara penuh dapat mempengaruhi antara public relations perception dan loyalitas
pelanggan. b. Koefesien Determinasi R
2
R
2
pada persamaan struktural tidak memiliki intepretasi yang jelas sehingga R
2
harus diambil dari reduced form equation untuk mengintepretasikan R
2
seperti pada persamaan regresi Joreskog, 1999.
Tabel. 12 Koefesien determinasi pada Reduced Form Equation
R
2
Brand Image 0,68
Loyalitas Pelanggan 0,54
Sumber: Output LISREL
Dari Tabel 12 diatas dapat dilihat nilai R
2
untuk masing- masing persamaan. Nilai R
2
menunjukkan seberapa jauh masing-masing variabel dapat menjelaskan variabel dependennya.
Berikut adalah analisis R
2
untuk Tabel 12 : a. Pengaruh tujuh indikator public relations perception terhadap
brand image memiliki R
2
sebesar 0,68. Hal ini menunjukkan bahwa 68 variabel tidak bebas brand image dapat dijelaskan
oleh variabel bebas dengan tujuh indikator yang terdapat pada public relations perception, sedangkan 32 sisanya dijelaskan
oleh variabel lain di luar model. Hal ini terjadi karena masih terdapat faktor-faktor lain dapat mempengaruhi brand image.
b. Pengaruh tujuh indikator public relations perception terhadap loyalitas pelanggan memiliki R
2
sebesar 0,54. Hal ini menunjukkan bahwa 54 variabel tidak bebas loyalitas
pelanggan dapat dijelaskan oleh variabel bebas dengan tujuh indikator yang terdapat pada public relations perception,
sedangkan 46 sisanya dijelaskan oleh variabel lain di luar model. Hal ini terjadi karena masih terdapat faktor-faktor lain
dapat mempengaruhi loyalitas pelanggan.
4.7. Hubungan Variabel Indikator dengan Variabel Laten