publik mempunyai pengertian yang benar tentang organisasi atau perusahaaan, tujuan, serta kegiatan yang dilakukan.
2. Memonitor, merekam, dan mengevaluasi tanggapan serta pendapat umum masyarakat. Contoh : kritik atau saran masyarakat di surat
kabar yang perlu ditindak lanjuti untuk dapat membentuk dan mempertahankan citra yang baik.
3. Memperbaiki citra perusahaan. Bagi Public Relations menyadari citra yang baik tidak hanya terletak pada gedung, prestasi,
publikasi, tetapi terletak pada bagaimana organisasi bisa mencerminkan urbanisasi yang dipercaya, memiliki kekuatan,
mengadakan perkembangan secara berkesinambungan yang selalu terbuka untuk dikontrol dan dievaluasi.
4. Tanggung jawab sosial Public Relations merupakan instrument perusahaan untuk memberikan pertanggungjawaban secara jujur
dan terbuka kepada publik maupun pers mengenai informasi yang telah disampaikan.
5. Komunikasi Public Relations mempunyai bentuk komunikasi yang khusus yaitu timbal balik yang mengharapkan adanya respon atau
tanggapan publik.
2.5.3 Perluasan Peran Public Relations
Perluasan peran Public Relations dapat dilakukan dengan : 1. Perluasan untuk kepentingan internal perusahaan.
Peran ini menekankan bagaimana Public Relations juga bertanggung jawab untuk membentuk citra perusahaan di kalangan
stakeholder internal, baik karyawan, manajemen ataupun komisaris. Selain membantu mengembangkan loyalitas, Public
Relations juga bertanggung jawab mendukung manajemen dalam menciptakan keamana bekerja di perusahaan dalam keadaan baik
maupun dalam perubahan manajemen. 2. Perluasan untuk kepentingan eksternal perusahaan
Peran ini menekankan bagaimana Public Relations harus mendukung kinerja manajemen dalam dalam membangun relasi
yang saling menguntungkan dengan stakeholder eksternal baik pemegang saham, rekan kerja perusahaan ataupun konsumen.
2.5.4 Program Public Relations
Public Relations merupakan kiat pemasaran penting lainnya dimana perusahaan tidak hanya harus berhubungan pelanggan,
pemasok, dan penyalur, tetapi juga harus berhubungan dengan kumpulan kepentingan publik yang lebih besar. Berikut ini program
Public Relations menurut Lupiyoadi 2006, antara lain : 1. Publikasi.
2. Acara-acara penting. 3. Hubungan dengan investor.
4. Pameran.
2.5.5 Marketing Public Relations
Istilah marketing public relations dikemukakan pertama kali oleh Thomas L. Harris dalam Wasesa 2006, marketing public
relations merupakan proses perencanaan dan mengevaluasi program- program yang merangsang pembelian dan kepuasan konsumen
melalui komunikasi mengenai informasi yang dapat dipercaya dan melalui kesan-kesan yang menghubungkan perusahaan dan produknya
dengan kebutuhan, keinginan, perhatian, dan kepentingan para konsumen.
Peranan marketing public relations dalam upaya mencapai tujuan utama organisasi atau perusahaan menurut Rosady Ruslan
dalam Imam 2011, yaitu : 1. Menumbuhkembangkan kesadaran konsumennya terhadap produk
perusahaan. 2. Membangun kepercayaan konsumen terhadap citra perusahaan atau
manfaat atas produk yang ditawarkandigunakan. 3. Mendorong antusiasme melalui suatu artikel sponsor tentang
kegunaan dan manfaat suatu produk.
4. Menekan biaya promosi iklan komersial, baik di media elektronik maupun media cetak dan sebagainya demi tercapainya efisiensi
waktu. 5. Komitmen untuk meningkatkan pelayanan-pelayanan kepada
konsumen, termasuk upaya mengatasi keluhan-keluhan dan lain sebagainya demi tercapainya kepuasaan pihak pelanggan.
6. Membantu mengkampanyekan peluncuran produk-produk baru dan sekaligus merencanakan perubahan posisi produk lama.
7. Mengkomunikasikan terus menerus melalui media Public Relations tentang akttivitas dan program kerja yang berkaitan dengan
kepeduliaan sosial dan lingkungan hidup agar tercapainya publikasi yang positif di mata masyarakat.
8. Membina dan mempertahankan citra perusahaan atau produk barang dan jasa, baik dari segi kuantitas maupun kualitas pelayanan
yang diberikan kepada konsumennya. 9. Berupaya secara proaktif dalam menghadapi suatu kejadiaan
negatif yang mungkin akan muncul di masa mendatang. Tujuh cara yang penting untuk menjadi tolak ukur dalam
kegiatan marketing public relations menurut Rhenald Kasali dalam Imam 2011, yaitu :
1. Publications
Perusahaan mempercayakan perluasan produk berdasarkan dari publikasi materi untuk mempengaruhi dan menarik pembeli yang
dituju. Contohnya membuat laporan tahunan, brosur, artikel, koran perusahaan, majalah, dan materi audio visual.
2. Identity Media
Perusahaan perlu membuat identitas yang bisa dikenal oleh masyarakat dengan mudah. Misalnya: logo perusahaan, alat-alat
tulis, brosur, tanda, formulir perusahaan, kartu nama, bangunan, seragam, dan pertaturan pakaian.
3. Events
Perusahaan bisa menarik perhatian mengenai produk baru ataupun kegiatan perusahaan dengan cara mengadakan acara khusus seperti
wawancara, seminar, pameran, kompetisi, kontes, dan ulang tahun dari barang itu agar menjangkau masyarakat luas.
4. News
Salah satu dari tugas utamanya Public Relations adalah untuk membuat ataupun menemukan acara yang sesuai dengan
perusahaan, produknya, orang-orangnya atau pegawainya, dan membuat media tertarik untuk memuat berita press release dan
hadir dalam press conference konferensi pers.
5. Speeches
Semakin tinggi kebutuhan perusahaan untuk dapat menjawab setiap keperluan masyarakat dengan menjawab pertanyaan dari media
atau memberikan pengarahan di asosiasi penjualan dan di meeting yang bertujuan untuk membicarakan soal penjualan dapat
membangun citra perusahaan. 6. Public Service Activities Berperan serta dalam aktivitas sosial
Perusahaan bisa membangun image yang positif dengan cara menyumbang uang atau waktu dalam hal-hal yang positif.
7. Sponsorship Perusahaan bisa memasarkan barang mereka dengan mensponsori
acara olah raga atau acara kebudayaan yang bermanfaat bagi kelangsungan perusahaannya.
2.5.6 Public Relations Perception
Membangun citra di mata publik dapat terlihat dari pendapat atau pola pikir masyarakat pada saat mempersepsikan aktivitas Public
Relations yang terjadi. Aktivitas Public Relations yang bisa didapatkan dari media massa atau media-media lain yang
berhubungan langsung dengan publik, bisa dianggap mewakili persepsi yang lebih besar, yakni seluruh masyarakat. Dengan begitu,
satu hal yang perlu dipahami sehubungan dengan terbentuknya sebuah citra adalah adanya persepsi terhadap aktivitas Public Relations.
Selain itu, sebuah Public Relations bisa dipersepsikan berbeda oleh tiap individu, dan juga bisa dipersepsikan berbeda oleh anggota
publik yang berbeda. Kotler dalam Wasesa 2006, mendefinikan persepsi sebagai sebuah proses di mana seseorang melakukan seleksi,
mengorganisasi, dan menginterpretasi informasi-informasi yang masuk ke dalam pikirannya menjadi sebuah gambar besar yang
memiliki arti. Persepsi tidak tergantung pada stimuli fisik saja, tapi juga terhadap stimuli lain yang didasarkan pada situasi dan kondisi
yang dmiliki oleh seseorang secara pribadi. Menurut Kotler dalam Wasesa 2006, terdapat tiga proses
seleksi ketika seseorang mempersepsikan sesuatu, yaitu : 1. Selective Attention
Di mana seseorang akan mempersepsikan sesuatu berdasarkan perhatiannya. Hal ini dapat terjadi mengingat banyaknya informasi
yang diterima pada saat yang bersamaan. Untuk itulah praktisi Public Relations harus membuat informasi yang dapat menarik
perhatian publik. 2. Selective Distortion
Kecendrungan seseorang
untuk memilah-milah
informasi berdasarkan kepentingan pribadi dan menerjemahkan informasi
berdasarkan pola pikir sebelumnya yang berkaitan dengan informasi tersebut. Distorsi inilah yang pada tingkat tertentu
menimbulkan citra di bidang Public Relations. Public Relations harus mampu memahami kemungkinan-kemungkinan terjadinya
distorsi pada saat mengirimkan informasi kepada target audiens. 3. Selective Retention
Di mana seseorang akan mudah mengingat informasi yang dilakukan secara berulang-ulang. Dengan kreativitas yang dimiliki
Public Relations, pesan yang disampaikan secara berulang-ulang tidak terlihat sama dan tidak membosankan.
Seberapa jauh citra akan terbentuk sepenuhnya ditentukan oleh bagaimana Public Relations mampu bangun persepsi yang didasarkan
oleh aktivitas yang terjadi. Sekalipun persepsi belum tentu sama dengan aktivitas yang muncul tetapi persepsi tidak bisa dibangun
tanpa aktivitas yang mendasar. Menurut Hung 2008 persepsi terhadap Public Relations pada perusahaan dapat diukur sebagai
berikut : 1. Message release
Pelanggan menjadi sadar akan aktivitas Public Relations sering sekali melalui berbagai sumber seperti pengalaman pelanggan
dengan perusahaan, jaringan sosial, atau dimediasi media massa. Dengan media tersebut informasi yang di dapat dari aktivitas
Public Relations yang positif bermanfaat akan menentukan image yang menguntungkan bagi perusahaan.
2. Expenditure Pengeluaran yang dikeluarkan perusahaan untuk kebutuhan
aktivitas Public Relations. 3. Public Relations activities
Ketika Public Relations difungsikan oleh pemasaran, aktivitas Public Relations dapat meningkatkan pengetahuan akan brand dan
membangun kesadaraan akan brand. 4. Crisis management
Krisis dalam kaca mata Public Relations tidak selalu diidentikan dengan ancaman. Krisis dapat disebabkan oleh faktor internal
konflik karyawan, konflik manajemen, kegagalan produk ataupun faktor eksternal tuntutan konsumen, perubahan kebijakan
pemerintah, ataupun konflik elite politis. Hal yang dapat dilakukan Public Relations salah satunya mengidentifikasi isu-isu
yang menyebabkan krisis dan mengantisipasi isu-isu yang berkembang.
5. Two way communication Public Relations harus mempunyai kemampuan dalam komunikasi
yakni antara suatu perusahaan dengan publiknya. Kemampuan komunikasi, misalnya untuk menjawab komentar dari pelanggan
atau warga masyarakat yang dilayangkan secara langsung atau surat media.
6. Sponsorship Perusahaan-perusahaan dapat mempromosikan mereka dan
namanya dengan mensponsori pertandingan olah raga, budaya, dan tujuan-tujuan yang sangat dihargai.
7. Continuity Hubungan dengan pelanggan melalui Public Relations sangat
efektif untuk loyalitas di masa depan. 8. Important
Public Relations adalah fungsi manajemen yang menyatakan, membentuk,
dan memelihara
hubungan yang
saling menguntungkan antara organisasi dengan berbagai macam publik,
di mana hal tersebut dapat menentukan sukses atau gagalnya organisasi. Sehingga Public Relations merupakan komunikasi yang
penting.
2.6. Brand Image
2.6.1 Pengertian Brand
Menurut Undang-Undang merek No. 15 Tahun 2001 pasal 1 ayat 1 dalam Tjiptono 2005, merek brand adalah tanda yang
berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya
pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa. Definisi ini memiliki kesamaan dengan American Marketing
Association yang menekankan peranan merek sebagai identifier dan differentiator. Berdasarkan kedua definisi ini, secara teknis apabila
seorang pemasar membuat nama, logo, atau simbol baru untuk sebuah produk baru, maka ia telah menciptakan sebuah merek.