154
penggunaan frekuensi tersebut. Namun jika dilihat dari sisi kepatuhan terhadap legalitas penggunaan frekuensi, tingkat kepatuhan tertinggi
terdapat pada penggunaan pita frekuensi LM dan MF yang mencapai 97,6. Sedangkan untuk penggunaan pita frekuensi yang paling banyak termonitor
yaitu frekuensi SHF, tingkat kepatuhannya cukup tinggi dimana 80,8 dari yang teridentiikasi berstatus legal dan hanya 19,6 yang berstatus illegal.
Namun untuk tiga jenis pita spektrum yang paling banyak teridentiikasi yaitu VHF, UHF dna SHF juga menjadi yang paling banyak dilakukan monitoring
lanjutan dari hasil monitoring yang telah dilakukan.
7.3.2. Monitoring dan Penertiban frekuensi
Hasil monitoring penggunaan frekuensi yang dilakukan oleh UPT Monfrek menunjukkan adanya variasi jumlah temuan pelanggaran frekuensi untuk
masing-masing UPT Monfrek. Variasi banyaknya temuan gangguan frekuensi juga ternyata tidak menunjukkan korelasi dengan statusbesarnya UPT dan
tingginya intensitas penggunaan frekuensi dimana UPT Monfrek tersebut berada. Temuan pelanggaran penggunaan frekuensi paling tinggi pada tahun
2012 didapat oleh UPT Monfrek Bandung yang berstatus Balai Monitoring Kelas2, diikuti UPT Yogyakarta dan UPT Surabaya dengan temuan pelanggaran
mencapai lebih dari 100. Bahkan di UPT Bandung mencapai 200 temuan pelanggaran. Ketiga UPT tersebut memang tergolong UPT besar dan intensitas
penggunaan frekuensi di wilayah kerjanya tergolong tinggi. Namun temuan pelanggaran frekuensi terbesar berikutnya atau juga tergolong cukup tinggi
didapat oleh UPT Monfrek Bangka Belitung dengan 65 temuan, UPT Monfrek Jayapura dengan 70 temuan dan UPT Monfrek Samarinda dengan 86 temuan
pelanggaran selama tahun 2012. Untuk wilayah di luar Jawa dan Sumatera, temuan pelanggaran paling tinggi didapat oleh UPT Monfrek Samarinda dan
Jayapura.
Sementara beberapa UPT Monfrek yang tergolong besar dan intensitas penggunaan frekuensi di kota tersebut juga besar, justru menunjukkan temuan
pelanggaran penggunaan frekuensi yang tidak terlalu besar. Beberapa UPT
NO PITA FREKUENSI
HASIL MONITORING
Ter- Monitor
Ter- Identifikasi
Legal Illegal
Tdk Sesuai
Mon Lanjut
1 LF-MF 30-3000 KHz
776 761
743 15
3 15
2 HF 3-30 MHz 465
415 315
87 13
50
3 VHF 30-300 MHz 2152
2056 1661 368
27 96
4 UHF 300-3000 MHz 1508
1408 1047 330
31 100
5 SHF 3 – 30 GHz 3623
3504 2901 603
119
6 EHF 30-300 GHz
TOTAL 8524
8144 6667 1403
74 380
Tabel 7.3. Hasil monitoring
frekuensi berdasarkan pita
155
Monfrek yang besar di Jawa seperti UPT Monfrek Jakarta dan UPT Monfrek Semarang hanya mendapatkan 48 dan 43 pelanggaran pengguna frekuensi
meskipun intensitas penggunaan frekuensinya tergolong tinggi. Sementara wilayah kerja dengan temuan pelanggaran penggunaan frekuensi yang rendah
terdapat di UPT Bengkulu, UPT Lampung, UPT Ambon, UPT Gorontalo dan UPT Ternate. Bahkan di wilayah kerja UPT Ambon dan Ternate tidak ditemukan
adanya pelanggaran penggunaan frekuensi. Sementara di UPT bengkulu dan UPT Lampung hanya ditemukan masing-masing hanya 1 dan 4 pelanggaran
penggunaan frekuensi. Namun dibanding tahun 2011, temuan pelanggaran penggunaan frekuensi tahun 2012 ini relatif lebih tinggi dan hampir merata
disemua wilayah.
Tabel 7.4 Rekapitulasi Penertiban oleh masing-masing UPT Tahun 2012
No WILAYAH
PENERTIBAN PELANGGARAN
TINDAKAN
Ilegal Izin
Kada- luarsa
Tidak Sesuai
Peruntukk an
Jumlah Disita
Disegel Diperi-
ngatkan Jumlah
1
UPT NAD 22
1 23
23 23
2 UPT MEDAN
20 35
9 64
9 12
43 64
3
UPT PADANG 36
4 14
54 3
51 54
4 UPT PEKANBARU
41 41
1 17
23 41
5 UPT JAMBI
13 3
16 10
6 16
6
UPT BABEL 54
6 5
65 37
28 65
7 UPT BATAM
39 1
40 25
15 40
8 UPT PALEMBANG
47 5
6 58
4 54
58
9
UPT BENGKULU 1
1 1
1
10 UPT LAMPUNG
4 4
4 4
11 UPT DKI JAKARTA
42 6
48 48
48
12 UPT BANTEN
33 33
33 33
13 UPT BANDUNG
134 51
15 200
6 21
173 200
14
UPT YOGYAKARTA 162
12 2
176 2
6 168
176
15 UPT SEMARANG
42 1
43 10
33 43
16 UPT SURABAYA
105 9
114 19
41 54
114
17
UPT DENPASAR 83
2 1
86 20
66 86
18 UPT MATARAM
19 19
2 17
19
19 UPT KUPANG
46 18
9 73
73 73
20 UPT SAMARINDA
85 1
86 4
82 86
21 UPT BALIKPAPAN
24 2
8 34
34 34
22
UPT PONTIANAK 39
3 1
43 9
2 32
43
23 UPT PALANGKARAYA
32 2
2 36
2 34
36
24 UPT BANJARMASIN
34 6
24 64
64 64
25
UPT MANADO 45
45 5
40 45
26 UPT PALU
11 11
3 8
11
27 UPT MAKASAR
34 34
4 2
28 34
28
UPT AMBON
29 UPT GORONTALO
8 8
8 8
30
UPT TERNATE
31 UPT KENDARI
28 28
28 28
32 UPT JAYAPURA
50 20
70 70
70
33
UPT MERAUKE 12
12 12
12
34 UPT TAHUNA
10 10
10 10
35 UPT SORONG
25 1
26 4
22 26
156
Sedikit atau tidak adanya temuan pelanggaran penggunaan frekuensi pada daerah dengan intensitas frekuensi yang tinggi bisa berarti penggunaan
frekuensi yang sudah tertib dan sadar peraturan sehingga tidak ada pelanggaran. Pengguna frekuensi yang sudah tertib dan baik tidak akan
melakukan pelanggaran seperti penggunaan frekuensi secara illegal maupun tidak memperbaharui izin penggunaan frekuensi dan menggunakan frekuensi
yang tidak sesuai peruntukkan.
Komposisi jenis pelanggaran penggunaan frekuensi pada tahun 2012 seperti juga tahun-tahun sebelumnya sangat didominasi oleh pelanggaran dalam
bentuk penggunaan frekuensi secara illegal tidak memiliki izin penggunaan. Sekitar 82,9 dari pelanggaran yang ditemukan adalah dalam bentuk
penggunaan frekuensi secara illegal. Proporsi ini sedikit lebih rendah dibanding tahun 2011 dimana pelanggaran dalam bentuk penggunaan frekuensi ollegal
mencapai 84,1. Sementara proporsi pelanggaran penggunaan frekuensi dalam bentuk izin yang kadaluarsa dan penggunaan frekuensi yang tidak
sesuai peruntukan masing-masing hanya 9 dan 8,1.
Sesuai dengan jenis pelanggaran yang banyak dilakukan yaitu pelanggaran penggunaan frekuensi secara illegal, tindakan yang diberikan oleh UPT
Monfrek atas pelanggaran tersebut sebagian besar masih berupa peringatan kepada pengguna frekuensi. Sekitar 81,1dari tindakan yang diberikan atas
pelanggaran penggunaan frekuensi adalah dalam bentuk peringatan. Proporsi ini juga sedikit lebih rendah dibanding tahun 2011 yang mencapai 84,3.
Sementara proporsi tindakan dalam bentuk penyegelan hanya 11,5 dan dalam bentuk penyitaan hanya 7,3.
Dari komposisi tersebut juga terlihat bahwa ada pelanggaran penggunaan frekuensi dalam bentuk izin yang kadaluarsa maupunpelanggaran penggunaan
Kom Izin Kada
luarsa, 9.0 Gam
mposisi Jenis Pe -
Tid Sesu
Perun an, 8.
bar 7.1A elanggaran Tahu
Ilegal, 82. 9
ak uai
ntukk .1
un 2012 Ko
G omposisi Jenis T
Diperi- ngatkan
81.1 Gambar 7.1B.
Tindakan Penert Tahun 2012
Disita, 7.3
, tiban oleh UPT
Disegel, 11.5
157
frekuensi yang tidak sesuai peruntukkan dengan tindakan yang diberikan masih sebatas peringatan. Pada beberapa UPT Monfrek bahkan untuk semua
jenis pelanggaran penggunaan frekuensi yang ditemukan, tindakan yang diberikan masih sebatas peringatan seperti di UPT Monfrek Banda Aceh,
UPT Monfrek Jakarta, UPT Monfrek Kupang, UPT Monfrek Banjarmasin dan UPT Monfrek Jayapura. Sebagian besar UPT Monfrek masih menggunakan
pendekatan yang persuasif dalam melakukan tindakan terhadap pelanggaran penggunaan frekuensi. Sebaliknya, beberapa UPT Monfrek memberikan
tindakan yang cukup tegas meskipun pelanggarannya berupa penggunaan frekuensi secara illegal. UPT Monfrek Semarang, UPT Surabaya, UPT Denpasar
dan UPT Monfrek Medan misalnya memberikan tindakan dalam bentuk penyegelan meskipun pelanggaran yang ditemukan berupa penggunaan
frekuensi secara illegal.
Perbandingan hasil monitoring penggunaan frekuensi antara semester 1 dan semester 2 tahun 2012 menunjukkan bahwa secara total, lebih banyak
didapat temuan pelanggaran penggunaan frekuensi oleh UPT Monfrek pada semester 1 daripada semester 2. Kondisi ini adalah kebalikan dari temuan
pelanggaran di tahun 2011 yang lebih banyak terjadi di semester 2. Secara total selisih temuan pelangganaan frekuensi ini mencapai 266 temuan. Temuan
pelanggaran untuk semua jenis pelanggaran illegal dan pengunaan yang tidak sesuai peruntukan lebih banyak ditemukan di semester 1. Sementara
pelanggaran ijin yang kadaluarsa lebih banyak ditemukan di semester 2.
Sejalan dengan distribusi bentuk pelanggaran penggunaan frekuensinya antar semester, tindakan terhadap pelanggaran yang dilakukan juga lebih banyak
dilakukan pada semester 1 dibanding semester 2 tahun 2012. Tindakan atas pelanggaran dalam bentuk penyitaan dan terutama peringatan juga lebih
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
Semeste Semeste
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
Ile er 1
8 er 2
54 egal
15 40
Izin Kada-luars 62
88 a
Tida Peru
ak Sesuai untukkan
73 56
Total 950
684
gambar 7.2. Perbandingan Jenis
Pelanggaran frekuensi semester 1 dan 2
Tahun 2012
158
banyak dilakukan pada semester 1 tahun 2012 dibandingkan pada semester 2. Namun untuk tindakan dalam bentuk penyegelan lebih banyak dilakukan
di semester 2, sesuai dengan banyaknya pelanggaran dalan bentuk ijin yang kadaluarsa. Banyaknya tindakan dalam bentuk peringatan pada semester 1
yang jauh lebih banyak dibanding di semester 2 menyebabkan secara total jumlah tindakan atas pelanggaran juga lebih banyak dilakukan di semester 1
tahun 2012 dibanding semester 2.
Perbandingan penertiban yang dilakukan oleh UPT selama 3 tahun terakhir menunjukkan kecenderungan peningkatan pelanggaran yang semakin tinggi.
Jumlah pelanggaran yang menurun sebesar 2,7 pada tahun 2011, kemudian meningkat tajam sampai 58,7 pada tahun 2012. Namun jika dilihat jenis
pelanggarannya, terdapat perbedaan kenaikan untuk masing-masing jenis pelanggaran. Pada tahun 2011, jenis pelanggaran berupa tidak sesuai dengan
peruntukan justru menurun sebesar 70,1 dibanding tahun sebelumnya, sementara pelanggaran dalam bentuk penggunaan ilegal meningkat hanya
9,9 dan izin yang sudah kadaluarsa meningkat sangat tajam yaitu mencapai 97,5. Namun memasuki tahun 2012, ketiga jenis pelanggaran tersebut
kesemuanyamengalami peningkatan dengan peningkatan tertinggi pada jenis pelanggaran Izin yang sudah kadaluarsa yang mencapai 84,8. Sementara jika
diukur secara absolut, peningkatan paling banyak adalah untuk pelanggaran penggunaan secara illegal yang meningkat sebanyak 408 pelanggaran.
Dari sisi jenis tindakan, penurunan pada tahun 2011 terjadi untuk jenis tindakan penyitaan dan penyegalan sejakan dengan menurunnya jumlah
pelanggaran dan tindakan yang dilakukan. Jumlah tindakan pada tahun 2011 menurun sebesar 1,7, sementara jenis tindakan penyitaan menurun sebesar
32,5 dan tindakan dalam bentuk penyegalan sebesar 29,2. Hanya
gambar 7.3. Perbandingan
Jenis Tindakan atas Pelanggaran
frekuensi semester 1 dan 2 Tahun 2012
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
Semeste Semeste
00 00
00 00
00 00
00 00
00 00
Disita er 1
82 er 2
40 a
D Disegel
68 124
Diperi-ngatkan 800
520 Total
950 684
159
tindakan dalam bentuk peringatan yang meningkat. Pada tahun 2012, sejalan dengan meningkatnya jumlah pelanggaran dan tindakan yang diberikan atas
pelanggaran tersebut meningkat tajam sebesar 60,8 dibanding tahun sebelumnya. Meskipun tindakan yang dilakukan meningkat, namun untuk
jenis tindakan penyitaan pada tahun 2012 ini justru menurun sebesar 28,2 dibanding tahun sebelumnya. Peningkatan yang besar terjadi untuk
jenis tindakan penyegelan yang meningkat 215,7. Namun secara absolut penigkatan paling banyak adalah untuk jenis tindakan peringatan yang
bertambah 433 tindakan peringatan dibanding tahun 2011.
7.3.2. Laporan gangguan frekuensi