30
Dari sisi komposisinya, sampai akhir tahun 2012 terjadi perkembangan yang positif dimana proporsi pegawai berpendidikan sarjana mengalami
peningkatan signiikan dan menjadi yang terbesar dibanding pegawai dengan jenjang pendidikan lainnya dan hanya berselisih sedikit dengan jumlah
pegawai jenjang SLTA ke bawah. Proporsi pegawai berpendidikan sarjana mencapai 40 atau hanya berselisih 0,1 dari pegawai berpendidikan SLTA
ke bawah yang sebelumnya menjadi yang terbesar. Pada tahun sebelumnya, selisih antara proporsi pegawai berpendidikan SLTA kebawah dengan pegawai
berpendidikan sarjana mencapai 12,2. Sejalan dengan peningkatan proporsi pegawai berpendidikan sarjana, proporsi pegawai UPT berpendidikan diploma
juga menurun dari 16,4 pada tahun 2011 menjadi 12,7 pada tahun 2012. Peningkatan juga terjadi untuk pegawai berpendidikan pascasarjana
yang proporsinya meningkat dari 5,6 pada tahun 2011 menjadi 7,3 pada akhir tahun 2012.
3.3.2. Pegawai UPT Monitor Spektrum frekuensi Radio UPT Monfrek
Khusus untuk pegawai di UPT Monitoring Spektrum Frekuensi Radio, distribusi jumlah pegawai menurut UPT yang tersebar di 37 lokasi menunjukkan adanya
Tabel 3.3. Perkembangan
Jumlah Pegawai UPT Ditjen SDPPI
Menurut Tingkat Pendidikan
No . Tahun S2
S1 Diploma
SLTA ke bawah
Jumlah
1 2006
32 240
103 331
706
2 2007
27 211
101 335
674
3 2008
48 270
136 384
838
4 2009
58 290
139 396
883
5 2010
63 325
148 424
960
6 2011
51 302
151 414
918
7 2012
65 358
114 359
896
S D
S S
20 40
60 80
100
2008 SLTA ke bawah 45.8
Diploma 16.2
S1 32.2
S2 5.7
2009 2010
2 44.8
44.2 4
15.7 15.4
1 32.8
33.9 3
6.6 6.6
5 011
2012 45.1
40.1 6.4
12.7 2.9
40.0 5.6
7.3
gambar 3.4. Perkembangan
Komposisi Pegawai UPT menurut
pendidikan 2008- 2012
31
variasi jumlah pegawai antar UPT. Variasi ini sesuai dengan kelas dari UPT Monitoring Spektrum Frekuensi Radio di masing-masing daerah. UPT Monitor
Spektrum Frekuensi Radio terdiri dari beberapa kelas yaitu Balai Monitoring Kelas 1, Balai Monitoring Kelas 2, Loka Monitoring, dan Pos Monitoring sesuai dengan
beban kerja monitoringnya. UPT dengan beban kerja yang besar karena tingginya penggunaan spektrum frekuensi radio di daerah tersebut memiliki jumlah pegawai
lebih banyak. Empat UPT dengan jumlah tenaga kerja terbesar 40 pegawai atau lebih adalah UPT yang berada di Jawa yaitu UPT Semarang, UPT Surabaya, UPT
DKI Jakarta dan UPT Bandung. Pada keempat UPT tersebut, jumlah pegawai berpendidikan sarjana atau lebih tidak terlalu menonjol. Di UPT Semarang, total
proporsi pegawai berpendidikan sarjana atau lebih memang mencapai 66,5. Namun di UPT DKI Jakarta dan UPT Bandung proporsi pegawai berpendidikan
sarjana atau lebih hanya 36,6 dan 37,5.
Meskipun demikian terjadi peningkatan yang signiikan komposisi pegawai berpendidikan Sarjana dan pascasarjana di 2 UPT yang cukup besar yaitu UPT
Jakarta dan UPT Bandung yang semula proporsinya relatif rendah. Pegawai berpendidikan sarjana dan magister di UPT Jakarta meningkat dari 23,3 pada
2011 menjadi 36,6 pada akhir tahun 2012. Sementara proporsi pegawai berpendidikan Sarjana dan magister di UPT Bandung meningkat dari 30
pada 2011 menjadi 37,5. Sementara untuk UPT Semarang dan UPT Surabaya proporsinya mencapai 67,4 dan 54,8.
Pada beberapa UPT di daerah dengan tingkat penggunaan frekuensi yang tidak terlalu besar dengan dinamika sosial ekonomi serta tingkat kemajuan daerah yang
tidak terlalu tinggi, jumlah pegawai di UPT tersebut juga cenderung tidak besar. Empat UPT dengan dengan jumlah pegawai paling sedikit kurang dari 10 adalah
UPT yang terletak di kota kecil yaitu UPT Sorong, UPT Tahuna, UPT Mamuju dan UPT Manokwari. Hal ini terkait dengan beban monitoring frekuensi yang relatif lebih
sedikit dibanding UPT lainnya. Tabel 3.4 menunjukkan bahwa pada UPT dengan jumlah pegawai antara 10 sampai 20 orang, proporsi jumlah pegawai dengan
pendidikan Sarjana dan Magister bervariasi. Pada UPT Palangkaraya, UPT Pangkal Pinang dan UPT Kendari, proporsi pegawai berpendidikan sarjana atau lebih masih
dibawah 30, bahkan untuk UPT Pangkal Pinang hanya 17,6. Namun di UPT Palu proporsi pegawai berpendidikan sarjana dan magister mencapai 78,9. Sementara
di 3 UPT lain yang juga jumlah pegawainya kurang dari 20 yaitu UPT Jayapura, UPT Bengkulu dan UPT Ternate, proporsi pegawai dengan pendidikan sarjana
dan magister mencapai lebih dari 55. Ketiga UPT ini mengalami peningkatan signiikan untuk jumlah pegawai berpendidikan sarjana dan magister karena pada
tahun 2011 proporsinya masih kurang dari 35. Peningkatan jumlah pegawai
32
yang berpendidikan Sarjana dan Magister ini merupakan upaya dari UPT untuk meningkatkan kinerja monitoring dan penertiban penggunaan frekuensi yang
semakin tinggi dan kompleks.
3.3.3. Penyidik Pegawai Negeri Sipil PPNS