218
yang dihasilkan oleh perekonomian suatu negara melalui sektor-sektor ekonomi di negara tersebut.
10.3. Peran Direktorat Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika dalam Penerimaan Negara
Melalui perannya dalam mengelola kegiatan dan kebijakan dalam bidang pemanfaatan sumber daya dan perangkat pos dan informatika, Ditjen Sumber
Daya dan Perangkat Pos dan Informatika memperoleh penerimaan dari jasa yang diberikan dalam pengelolaan sumber daya telekomunikasi maupun
jasa lainnya. Penerimaan tersebut masuk sebagai penerimaan negara bukan pajak PNBP yang disetorkan kas negara setiap hari. PNBP yang diterima
Ditjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika berasal dari beberapa bidang yaitu: i PNBP dari BHP Frekuensi, ii PNBP dari penerbitan sertiikat
standarperangkat telekomunikasi dan pengujian perangkat telekomuniksi,iii PNBP dari penyelenggaraan ujian operator radio yaitu REOR dan SKOR, iv PNBP
dari IAR dan IKRAP, dan v PNBP sumber lain-lain termasuk sewa rumah dinas.
Kontribusi Direktorat Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika SDPPI dalam penerimaan negara dianalisis dari besaran PNBP
yang dihasilkan dari jasa-jasa di bidangpemanfaatan dan pengujian serta sertiikasi sumber daya dan perangkat pos dan informatika yang diberikan
oleh unit-unit kerja di lingkungan Direktorat Jenderal SDPPI tersebut dan kontribusinya terhadap penerimaan negara yang tercatat dalam APBN.
Pemaparan data PNBP ini terbagi menjadi dua bagian. Pertama adalah perkembangan penerimaan PNBP dari masing-masing sumber di Direktorat
Jenderal SDPPI, pertumbuhannya serta pencapaiannya dibandingkan dengan target yang ditetapkan. Pada bagian kedua, dilakukan analisis kontribusi dari
total penerimaan PNBP tersebut terhadap penerimaan negara dari tiga jenis yaitu total penerimaan negara dalam negeri PNDN, total penerimaan negara
bukan pajak PNBP dan total penerimaan negara bukan pajak lainnya PNBP lainnya.
10.3.1. PNbP bidang frekuensi
PNBP bidang frekuensi menjadi sumber penerimaan terbesar untuk penerimaan negara bukan pajak dari Direktorat Jenderal SDPPI maupun
Kementerian Komunikasi dan Informatika. PNBP bidang frekuensi yang nilainya besar tersebut merupakan PNBP dari Biaya Hak Penggunaan BHP
Frekuensi. Ketika masih bergabung berada dalam struktur Direktorat Jenderal
219
Pos dan Telekomunikasi, PNBP dari BHP Frekuensi ini juga menjadi sumber penerimaan utama bagi PNBP bidang komunikasi dan informatika.
Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, penerimaan PNBP dari BHP Frekuensi pada tahun 2012 dapat melebihi target yang ditetapkan meskipun dengan
pencapaian hanya 101,7 dari target penerimaan. Pencapaian ini relatif normal mengingat PNBP dari BHP Frekuensi pada semester 1 sudah mencapai
52,1 dari target PNBP BHP Frekuensi tahun 2012. Meskipun telah melampui target yang ditetapkan, namun penerimaan PNBP dari BHP Frekuensi ini
hanya meningkat sedikit dibanding tahun sebelumnya dan juga hanya sedikit melebihi target yang ditetapkan. Penerimaan dari BHP Frekuensi tahun 2012
sebesar Rp. 9,085 triliun ini hanya meningkat sebesar 3,3 dibanding tahun sebelumnya. Namun kemampuan melebihi target yang sudah ditetapkan
untuk penerimaan BHP Frekuensi ini cukup menjadi prestasi mengingat pada saat yang sama, target PNBP dari BHP Frekuensi ini ditingkatkan sebesar
5,6. Peningkatan realisasi penerimaan sebesar 3,3 ini juga jauh lebih baik dibanding pencapaian pada tahun 2011 dimana realisasi PNBP dari BHP
Frekuensi justru menurun sebesar 17.8.
Diagram pada gambar 10.1 menunjukkan bahwa realisasi penerimaan PNBP dari BHP Frekuensi ini menunjukkan trend peningkatan dari tahun ke tahun. Realisasi
penerimaan PNBP dari BHP Frekuensi ini juga selalu melebihi target yang ditetapkan setiap tahunnya. Dalam periode 2008-2010, realisasi penerimaan
PNBP dari BHP Frekuensi ini mengalami masa dimana pertumbuhan penerimaan BHP Freluensi yang tinggi. Sehingga meskipun target penerimaan PNBP dari
BHP frekuensi ini ditingkatkan cukup tinggi pada periode tersebut, realisasi penerimaan tetap dapat memenuhi target. Ketika target PNBP dari BHP Frekuensi
ditingkatkan sebesar 5,6, realisasi penerimaannya masih tetap melampaui target yang ditetapkan. Sebagaimana tahun sebelumnya, realisasi PNBP dari BHP
Frekuensi ini juga baru mengalami lonjakan pada semester 2.
Tabel 10.1. Perkembangan PNbP
dari bHP frekuensi Tahun 2005-2011
No Tahun Target
Ribu Rp. Realisasi
Ribu Rp. Pertumbuhan
Target Pertumbuhan
Realisasi Tingkat
Pencapaian Target
1 2006
2.516.907.000 2.675.569.428,2
120,1 102,3
106,3
2
2007 2.409.289.000
3.368.167.814,7 -4,3
25,9 139,8
3
2008 4.612.975.824
6.016.990.913,7 91,5
78,6 130,4
4 2009
5.269.827.618 8.109.402.315,9
14,2 34,8
153,9
5 2010
8.202.947.427 10.693.583.819,4
55,7 31,9
130,4
6
2011 8.461.222.688
8.790.907.340,2 3,1
-17,8 103,9
7 2012
8.933.544.384 9.085.108.514,3
5.6 3.3
101.7
220
10.3.2. PNbP bidang Standardisasi