151
Khusus untuk kegiatan monitoring dan penertiban perangkat, tidak semua UPT melakukan jenis kegiatan monitoring dan penertiban yang sama.
7.3. Monitoring dan Penertiban frekuensi dan Perangkat Telekomunikasi
Salah satu tugas dan fungsi dari unit kerja di Direktorat Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika SDPPI terkait dengan penggunaan
frekuensi dan perangkat pos dan informatika oleh publik adalah melakukan monitoring dan penertiban. Monitoring dan penertiban dilakukan terhadap
penggunaan sumberdaya frekuensi maupun perangkat untuk penggunaan frekuensi terkait dengan aspek legalitas penggunaan, kepemilikan izin dan
kesesuaian perangkat yang digunakan dengan peraturan yang berlaku. Monitoring dilakukan melalui keberadaan UPT Monitoring Spektrum Frekuensi
Radio yang berada di 37 kota di seluruh Indonesia. Dua UPT yang baru bardiri yaitu UPT Mamuju dan UPT Manokwari belum menyampaikan kegiatan
monitoring yang dilakukan, mengingat belum adanya kegiatan monitoring tersebut pada tahun 2012.
7.3.1. Monitoring Penggunaan frekuensi
Dari kegiatan monitoring yang dilakukan selama tahun 2012, UPT yang menyampaikan laporan hasil monitoring mendapatkan adanya penggunaan
dan atau gangguan dalam penggunaan frekuensi. Hasi kegiatan monitoring diklasiikasikan berdasarkan statusnya yaitu terindikasi adanya penggunaan
frekuensi, status penggunaan dan lanjutan monitoring yang dilakukan.
Hasil monitoring yang dilakukan selama tahun 2012 seperti ditunjukkan dalam tabel rekapitulasi hasil monitoring UPT di tabel 7.1. Hasil monitoring di seluruh UPT
menunjukkan 8524 kegiatan yang termonitor dengan temuan termonitor terbanyak terdapat di UPT Mataram dan UPT Makassar yang masing-masing mencapai 1501
dan 1330 temuan. Beberapa UPT lain dengan jumlah temuan termonitor mencapai lebih dari 1000 adalah UPT Lampung dan UPT Yogyakarta. Sementara untuk
beberapa UPT yang besar seperti UPT Bandung, UPT DKI Jakarta, UPT Semarang dan UPT Surabaya justru hanya mendapatkan sedikit penggunaan atau ganguan
yang termonitor yaitu kurang dari 50 yang termonitor kecuali di UPT Jakarta yang mencapai 126. Bahkan untuk UPT Semarang hanya 11 yang termonitor.
152
Tabel 7.1 Rekapitulasi Hasil Monitoring oleh masing-masing UPT Tahun 2012
Dari kegitan yang termonitor, sebanyak 8144 teridentiikasi adanya penggunaan frekuensi atau sekitar 95,54 dari yang termonitor. Pada
sebagian besar UPT yang melakukan kegiatan monitoring, sebagian besar teridentiikasi 100 adanya kegiatan penggunaan frekuensi. Selanjutnya
dari kegiatan penggunaan frekuensi yang teridentiikasi, sebanyak 6667 atau 81,86 merupakan kegiatan yang legal. Sementara 1403 atau 17,23
merupakan kegiatan penggunaan frekuensi yang illegal. Berdasarkan kondisi tersebut terlihat bahwa tingkat kepatuhan dalam penggunaan frekuensi
sudah cukup tinggi yaitu mencapai 81,86.
Beberapa UPT akan melakukan kegiatan monitorng lanjutan terutama pada wilayah yang banyak teridentiikasi kegiatan penggunaan frekuensi seperti
No WILAYAH
PENERTIBAN MONITORING
Ter- Monitor
Ter- Identifikasi
Legal Illegal
Tidak Sesuai
Monitoring Lanjut
1 UPT NAD
768 768
690 73
5 2
UPT MEDAN 20
20 18
2 3
UPT PADANG 474
473 450
14 9
1 4
UPT PEKANBARU
103 62
53 4
5 41
5 UPT JAMBI
210 200
104 96
10 6
UPT BABEL 10
3 3
7 7
UPT BATAM
15 14
14 1
8 UPT PALEMBANG
282 282
220 53
9 9
UPT BENGKULU
10 5
5 5
10 UPT LAMPUNG
1221 1148
1108 40
73 11
UPT DKI JAKARTA 126
126 70
51 5
12
UPT BANTEN
33 33
33 13
UPT BANDUNG 48
48 18
27 3
14
UPT YOGYAKARTA
1100 1005
985 5
15 95
15 UPT SEMARANG
11 10
10 1
16 UPT SURABAYA
38 38
38 17
UPT DENPASAR
33 33
33 18
UPT MATARAM 1501
1501 1336
163 2
19
UPT KUPANG
14 14
14 20
UPT SAMARINDA 19
19 7
12 21
UPT BALIKPAPAN 47
13 3
10 34
22
UPT PONTIANAK
36 34
30 4
2 23
UPT PALANGKARAYA 18
18 18
24
UPT BANJARMASIN
22 22
22 25
UPT MANADO 19
19 19
26 UPT PALU
35 35
20 14
1 27
UPT MAKASAR
1330 1228
671 547
10 102
28 UPT AMBON
5 5
5 29
UPT GORONTALO 8
8 8
30 UPT TERNATE
215 209
100 105
4 6
31 UPT KENDARI
16 16
16 32
UPT JAYAPURA
11 9
6 3
2 33
UPT MERAUKE 5
5 5
34 UPT TAHUNA
695 695
695 35
UPT SORONG
26 26
26
TOTAL 8524
8144 6667
1403 74
380
153
UPT Yogyakarta dan UPT Makassar. Namun khusus untuk UPT Balikpapan meskipun penggunaan frekuensi yang teridentiikasi tidak banyak, namun
tetap akan banyak melakukan monitoring lanjutan
Jika dilihat dari jenis dinasservice yang termonitor, jenis dinasservice tetap dan siaran menjadi yang paling banyak teridentiikasi dari hasil monitoring
yang dilakukan. Sebanyak 3398 jenis frekuensi dinas tetap dan 2110 jenis service
siaran yang teridentiikasi dalam monitoring yang dilakukan. Meskipun untuk kedua jenis service ini tingkat kepatuhan legalitas dari frekuensi yang
termonitor cukup tinggi yaitu masing-masing 79,8 untuk dinas tetap dan 71 untuk service siaran, namun tingkat kepatuhan ini relatif lebih rendah
dibanding jenis dinasservice lain yang teridentiikasi.
Tingkat kepatuhan dari penggunaan frekuensi paling rendah terdapat untuk jenis amatir radio. Dari 92 yang teridentiikasi dari hasil monitoring, hanya 18,5
yang legal dan sisanya adalah penggunaan frekuensi yang illegal. Sementara tingkat kepatuhan yang paling tinggi terdapat untuk jenis service marabahaya dan
radio navigasi dimana dari total yang teridentiikasi penggunaanya, seluruhnya berstatus legal. Pada tahun 2012 ini tidak teridentiikasi penggunaan untuk jenis
service
astronomi. Hasil monitoring penggunaan frekuensi menurut pita frekuensi menunjukkan
bahwa pita frekuensi yang paling banyak termonitor dan teridentiikasi adalah pita SHF yang berada pada spektrum frekuensi 3 sampai 30 GHz yang
jumlahnya jauh lebih banyak dibanding jenis pita lain.Jenis pita terbanyak berikutnya yang termonitor adalah pita UHF dan pita VHF. Dari pita frekuensi
yang termonitor ini, sebagian besarnya 95,1 teridentiikasi adanya
NO. DINASSERVICE
HASIL MONITORING TAHUN 2012
Ter- identifikasi
Legal Illegal
Tdk Sesuai ISR
1 MARABAHAYA 36
36
2 RADIO NAVIGASI 740
740
3 ASTRONOMI 4 PENERBANGAN
748 735
13
5 MARITIM
198 173
25
6 SIARAN 2121
1548 573
7 TETAP 3394
2713 681
8 BERGERAK
815 705
61 49
9 AMATIR RADIO 92
17 75
8144 6667
1403 74
Tabel 7.2. Hasil monitoring
frekuensi berdasarkan dinasservice
154
penggunaan frekuensi tersebut. Namun jika dilihat dari sisi kepatuhan terhadap legalitas penggunaan frekuensi, tingkat kepatuhan tertinggi
terdapat pada penggunaan pita frekuensi LM dan MF yang mencapai 97,6. Sedangkan untuk penggunaan pita frekuensi yang paling banyak termonitor
yaitu frekuensi SHF, tingkat kepatuhannya cukup tinggi dimana 80,8 dari yang teridentiikasi berstatus legal dan hanya 19,6 yang berstatus illegal.
Namun untuk tiga jenis pita spektrum yang paling banyak teridentiikasi yaitu VHF, UHF dna SHF juga menjadi yang paling banyak dilakukan monitoring
lanjutan dari hasil monitoring yang telah dilakukan.
7.3.2. Monitoring dan Penertiban frekuensi