159
tindakan dalam bentuk peringatan yang meningkat. Pada tahun 2012, sejalan dengan meningkatnya jumlah pelanggaran dan tindakan yang diberikan atas
pelanggaran  tersebut  meningkat  tajam  sebesar  60,8  dibanding  tahun sebelumnya.  Meskipun  tindakan  yang  dilakukan  meningkat,  namun  untuk
jenis  tindakan  penyitaan  pada  tahun  2012  ini  justru  menurun  sebesar 28,2  dibanding  tahun  sebelumnya.  Peningkatan  yang  besar  terjadi  untuk
jenis  tindakan  penyegelan  yang  meningkat  215,7.  Namun  secara  absolut penigkatan  paling  banyak  adalah  untuk  jenis  tindakan  peringatan  yang
bertambah 433 tindakan peringatan dibanding tahun 2011.
7.3.2. Laporan gangguan frekuensi
Selain melalui kegiatan monitoring yang dilakukan oleh UPT Monfrek, temuan gangguan frekuensi juga didapat dari laporan yang disampaikan masyarakat
atau stakeholder terhadap adanya gangguan frekuensi yang dialami. Laporan gangguan  frekuensi  tersebut  disampaikan  kepada  UPT  Monfrek  untuk
mendapatkan  tiindak  lanjut.  Pada  semester  2  tahun  2012  telah  diterima sebanyak 50 laporan gangguan frekuensi di 12 UPT Monfrek. Jumlah laporan
gangguan  ini  meningkat  56,3  dibanding  semester  2  tahun  2011  yang hanya 32 laporan. Jumlah UPT yang menyampaikan laporan gangguan juga
meningkat dibanding semester 2 tahun 2011. Namun dibandingkan dengan semester  1  tahun  2012,  laporan  gangguan  ini  jauh  lebih  kecil,  yaitu  hanya
43,5 dari laporan gangguan pada semester 1. Laporan gangguan frekuensi
No Tahun
PELANGGARAN TINDAKAN
Ilegal Izin
Kadaluarsa Tidak Sesuai
Peruntukkan
Jumlah Disita
Disegel Diperingatkan
Jumlah
1
2010
665 40
184 889
126 72
671 869
2 2011
731 79
55 865
85 51
718 854
3 2012
1139 146
88 1373
61 161
1151 1373
Tabel 7.5. Perbandingan Penertiban
oleh  seluruh UPT Tahun 2010-2012
200 400
600 800
1000 1200
1400
2010 2011
2012
gambar 7.4. Perbandingan jenis
pelanggaran dan tindakan untuk penertiban frekuensi
2010-2012
160
terbanyak  di  terima  di  UPT  Monfrek  di  wilayah  Jawa  terutama  di  Bandung yang mendapatkan 11 laporan temuan gangguan frekuensi, diikuti Surabaya
8 laporan gangguan. Sebaran laporan gangguan frekuensi menurut waktunya menunjukkan  bahwa  laporan  gangguan  frekuensi  paling  banyak  terjadi  di
bulan  Juli.  Sementara  pada  bulan  Desember  hanya  diterima  satu  laporan gangguan frekuensi pada seluruh UPT yang ada.
Tabel 7.6 gangguan frekuensi yang Ditemukan oleh UPT Monfrek Semester 2 tahun 2012
Data  yang  menarik  dari  laporan  gangguan  frekuensi  ini  adalah  adanya laporan  gangguan  frekuensi  yang  relatif  cukup  tinggi  di  UPT  Monfrek
Bandung dibanding UPT Monfrek lainnya. Laporan gangguan frekuensi yang
No UPT
Bulan Jumlah
Juli  Agustus September
Oktober November  Desember
1 Banda Aceh
2 Medan
1 1
3
Padang
4 Jambi
5 Pekanbaru
6 Batam
1 3
1 5
7
Palembang
8 Bengkulu
9 Lampung
10  Pangkal Pinang 11  DKI Jakarta
12  Banten
1 1
2
4 13  Bandung
7 2
2 11
14  Semarang 15  DI Yogyakarta
2
2 16  Surabaya
1 2
2 2
1
8 17  Pontianak
18  Banjarmasin 19  Palangkaraya
20  Samarinda 21  Balikpapan
1 1
2 22  Denpasar
5 2
7 23  Mataram
1 1
24  Kupang 25  Gorontalo
26  Manado
1
1 27  Palu
1 1
28  Makassar
1 1
2 1
5 29  Kendari
30  Jayapura 2
2 31  Merauke
32  Ambon 33  Ternate
34  Sorong 35  Tahuna
Total
16 7
11 8
7 1
50
161
relatif tinggi ini sejalan dengan temuan pelanggaran penggunaan frekuensi yang juga paling tinggi pada UPT Monfrek Bandung seperti ditunjukkan pada
tabel sebelumnya. Pada laporan hasil monitoring frekuensi, di UPT Monfrek Bandung ditemukan 200 pelanggaran penggunan frekuensi. Hal yang sama
terjadi  pada  UPT  Denpasar  dan  UPT  Surabaya  dimana  temuan  pelanggaran penggunaan frekuensi yang tinggi sejalan dengan laporan gangguan frekuensi
yang disampaikan.
Gambar 7.5 juga menunjukkan laporan gangguan frekuensi yang diterima UPT Monfrek pada semester 2 ini lebih rendah daripada semester 1. Pola ini sama
seperti yang terjadi pada tahun 2011 dimana laporan gangguan frekuensi pada semester 2 cenderung menurun. Bahkan pada beberapa UPT Monfrek dengan
daerah kerja yang memiliki intensitas penggunaan frekuensi yang tinggi, laporan gangguan frekuensi di semester 1 juga jauh lebih tinggi daripada di semester
2 seperti di Bandung dan Makassar. Sementara di UPT Monfrek Yogyakarta, UPT Monfrek Manado, UPT Monfrek Palu dan UPT Monfrek Jayapura laporan adanya
gangguan  frekuensi  baru  didapat  pada  semester  2  setelah  pada  semester  1 tidak ada laporan gangguan frekuensi.
Perbandingan  laporan  gangguan  frekuensi  antara  semester  1  dan  semester 2  tahun  2012  menurut  pulau  besar  menunjukkann  bahwa  di  pulau  dengan
intensitas  penggunaan  frekuensi  yang  tinggi,  laporan  gangguan  frekuensi lebih banyak didapat pada semester 1 daripada semester 2. Namun di Pulau
Sumatera,  laporan  gangguan  frekuensi  pada  semester  1  hanya  sedikit  lebih besar daripada daripada semester 2.  Laporan gangguan frekuensi yang lebih
besar didapat pada semester 2 hanya terjadi di wilayah Maluku-Papua. Pada wilayah ini yang terdiri dari 5 UPT Monfrek, selama semester 1 tahun 2012
tidak diterima adanya laporan gangguan frekuensi dan pada semester 2 hanya
10 20
30 40
50 60
70
Banda Aceh
M e
d a
n P
a d
a n
g Ja
m b
i P
e k
a n
b a
ru B
a ta
m P
a le
m b
a n
g Bengkulu
La m
p u
n g
P a
n g
k a
l P
in a
n g
D K
I J a
ka rt
a Banten
Bandung Semarang
D I Y
o g
y a
ka rt
a S
u ra
b a
y a
Pontianak B
a n
ja rm
a si
n P
a la
n g
ka ra
y a
Samarinda Balikpapan
D e
n p
a sa
r M
a ta
ra m
K u
p a
n g
Gorontalo Manado
P a
lu M
a ka
ss a
r Kendari
Ja y
a p
u ra
Merauke A
m b
o n
T e
rn a
te Sorong
T a
h u
n a
Semester 2 Semester 1
gambar 7.5. Perbandingan Temuan
gangguan frekuensi menurut Propinsi
Semester 1 dan 2 Tahun 2012
162
ditemukan  2  laporan  gangguan  frekuensi.  Hal  ini  diduga  karena  intensitas penggunaan frekuensi di kawasan tersebut yang relatif masih rendah.
Distribusi laporan adanya gangguan frekuensi menurut pulau besar seperti diperlihatkan pada gambar 7.7 menunjukkan bahwa proporsi terbesar laporan
gangguan  frekuensi  masih  terdapat  di  Pulau  Jawa.  Sekitar  57,4  laporan gangguan  frekuensi  selama  tahun  2012  terdapat  di  Pulau  Jawa  dengan
proporsi  yang  sedikit  berbeda  antara  semester  1  dan  semester  2.  Proporsi ini menurun dibanding tahun 2011 yang mencapai 66. Sementara proporsi
terbesar berikutnya justru terdapat di wilayah Sulawesi dan Bali-Nusa Tenggara dengan proporsi yag sama yaitu 13. Ini berbeda dengan tahun sebelumnya
dimana  proporsi  terbesar  kedua  terdapat  di  Sumatera  yang  juga  memiliki intensitas penggunaan frekuensi tinggi. Gambar 7.7 juga menunjukkan untuk
daerah dengan wilayah yang luas dan intensitas penggunaan frekuensi yang rendah, laporan gangguan frekuensinya juga lebih rendah. Proporsi laporan
gangguan  frekuensi  untuk  gabungan  pulau  Kalimantan-Maluku  dan  Papua totalnya  hanya  8,6.  Komposisi  ini  menunjukkan  adanya  korelasi  antara
tingginya  laporan  gangguan  frekuensi  dengan  kepadatan  penggunaan frekuensi di suatu daerah, meskipun di Sumatera untuk tahun 2012 ini terjadi
pengecualian.
10 20
30 40
50 60
70
Semester Semester
Sumatera 1
7 2
6 a
Jawa 68
25 Bali-Nus
13 8
sra Kalimant
10 2
tan Sulawe
14 7
esi Maluku-P 2
Papua
gambar 7.6. Perbandingan laporan
gangguan frekuensi menurut pulau besar
semester 1 dan 2 tahun 2012
163
Dari sisi jenis frekuensi yang paling sering mendapat gangguan, penggunaan frekuensi  untuk  radio  FM  dan  frekuensi  untuk  Dinas  Tetap  menjadi  yang
paling banyak mendapat gangguan. Selama tahun 2012 terdapat 13 laporan gangguan  untuk  frekuensi  radio  FM  dan  11  gangguan  untuk  Dinas  Tetap.
Sementara  untuk  frekuensi  penerbangan  mengalami  penurunan  gangguan frekuensi dari 11 pada tahun 2011 menjadi hanya 5 di tahun 2012. Laporan
gangguan frekuensi untuk kedua jenis frekuensi ini jauh lebih besar daripada gangguan untuk jenis frekuensi lain seperti terlihat pada gambar 7.8. Temuan
laporan gangguan frekuensi untuk jenis frekuensi satelit, konsesi dan Hankam serta jenis frekuensi untuk BWA masing-masing hanya 1 laporan.
20 40
60 80
100
Maluku-Papu Sulawesi
Kalimantan Bali-Nusra
Jawa Sumatera
Semes 1
ua 0.0
12.5 8.9
11.6 60.7
6.3 ster
S Semester
2 4.0
14.0 4.0
16.0 50.0
12.0 Total
1.2 13.0
7.4 13.0
57.4 8.0
gambar 7.7. Distribusi temuan
gangguan frekuensi menurut pulau besar
tahun 2012
Tahun  2012  ini  ditandai  dengan  temuan  laporan  gangguan  frekuensi  yang  lebih  tinggi di  Sulawesi  dan  di  Bali-Nusa  Tenggara  yang  lebih  besar  dibanding  Sumatera.  Padahal
intensitas penggunaan frekuensi di Sumatera lebih besar daripada Sulawesi.
Dinas T Micro
B Hanka
Konse Tetap Konse
owave Link Se Sat
GS Saran
BWA 2,3 GHz Radio AM
am 400 MHz esi 350 MHz
esi 150 MHz Penerbangan
Radio FM eluler 7 GHz
telit 2,5 GHz SM 2G dan 3G
a komrad lain
2 z
M z
z z
n M
z z
G n
1 2
1 1
1
4 6
2 5
4 4
8 1
6
10 12
11
14 13
gambar 7.8. Jumlah gangguan
frekuensi menurut jenis layanan frekuensi
tahun 2012
164
7.4.  Monitoring dan Penertiban Perangkat