98
C. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Pengaruh
Economic Value Added EVA terhadap Return Saham
Hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini yaitu Economic Value Added EVA berpengaruh dan signifikan terhadap Return Saham.
Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan analisis regresi linier sederhana dan uji statistik t. Hasil pengujian untuk variabel Economic Value Added
EVA diketahui bahwa koefisien regresi bernilai negatif sebesar 7,842. Uji statistik t untuk variabel Economic Value Added EVA diperoleh nilai t
hitung sebesar -0,384 lebih besar dari nilai t tabel sebesar -1,65964. Nilai signifikansi yang diperoleh sebesar 0,702 lebih besar dari nilai signifikansi
yang telah ditetapkan yaitu 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Economic Value Added EVA tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap Return
Saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis
pertama yang berbunyi “Economic Value Added EVA berpengaruh dan signifikan terhadap Return
Saham” ditolak. Perusahaan yang memiliki nilai EVA tinggi positif cenderung dapat
menarik minat investor untuk berinvestasi di perusahaan tersebut. Semakin tinggi nilai EVA maka semakin tinggi juga nilai perusahaan yang
menunjukkan bahwa perusahaan mampu menghasilkan kinerja keuangan yang efektif dan efisien serta mampu menciptakan nilai perusahaan yang
maksimal bagi investor. Hal tersebut mencerminkan laba perusahaan yang
99 tinggi. Apabila laba perusahaan tinggi seharusnya Return Saham yang
diberikan kepada para investor juga tinggi atau berbanding lurus. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan ternyata EVA tidak
berpengaruh dan tidak signifikan terhadap Return Saham, artinya bahwa meskipun nilai EVA perusahaan naik, belum tentu Return Saham yang akan
diterima oleh para investor juga akan naik, begitu pula sebaliknya. Hal ini menunjukkan bahwa perhitungan EVA kurang sesuai apabila digunakan
sebagai dasar pengambilan keputusan bagi investor untuk melakukan pembelian dan penjualan saham perusahaan. Perubahan Return Saham lebih
dipengaruhi oleh perubahan harga saham perusahaan. Apabila harga saham mengalami kenaikan, maka Return Saham yang diterima oleh investor juga
cenderung naik. Tidak berpengaruh dan tidak signifikannya EVA terhadap Return
Saham dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya kerumitan menghitung nilai EVA, pengambilan data penelitian yang kurang sesuai,
praktik window dressing, dan ketidakstabilan ekonomi. Tidak tersedianya nilai EVA secara langsung pada laporan keuangan perusahaan dan
kerumitan dalam menghitung nilai EVA kemungkinan menjadi kendala bagi para investor untuk menjadikannya sebagai dasar pengambilan keputusan
berinvestasi dan memperhitungkan Return Saham yang akan diterima. Perhitungan Return Saham dalam penelitian ini menggunakan data yang
diperoleh dari data perusahaan setiap akhir periode. Sedangkan perubahan Return Saham tidak beriringan dengan fundamental perusahaan, namun
100 dipengaruhi oleh corporate action. Pasar akan bereaksi setelah laporan
keuangan dipublikasikan atau informasi perusahaan telah diterima oleh pasar. Apabila informasi tersebut dianggap baik, investor akan menawarkan
harga yang tinggi terhadap saham. Perubahan harga saham akan berpengaruh pada perubahan Return Saham. Kemungkinan adanya praktik
window dressing terhadap laporan keuangan dilakukan agar kinerja perusahaan tampak lebih baik. Hal itu seringkali menyebabkan para investor
kurang percaya karena informasi tersebut belum tentu sesuai dengan kondisi perusahaan yang sebenarnya.
Selama tahun penelitian telah terjadi ketidakstabilan ekonomi akibat krisis berkepanjangan di Amerika Serikat dan Eropa yang turut berimbas ke
Indonesia. Persoalan yang dianggap mengganggu laju pertumbuhan ekonomi yaitu masalah perburuhan yang dianggap meresahkan investor
asing terutama yang bergerak di bidang industri manufaktur. Hal tersebut kemungkinan menyebabkan ketidaksignifikanan EVA terhadap Return
Saham. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Catur Septiana Wulandari 2016 yang berjudul ”Pengaruh Earnings
Per Share EPS, Economic Value Added EVA, dan Market Value Added MVA terhadap Return Saham pada Perusahaan Sektor Industri Barang
Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011- 2015”.
Hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa Economic Value Added EVA tidak berpengaruh terhadap Return Saham pada Perusahaan Sektor
101 Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI
periode 2011-2014.
2. Pengaruh Market Value Added MVA terhadap Return Saham
Hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini yaitu Market Value Added MVA berpengaruh dan signifikan terhadap Return Saham.
Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan analisis regresi linier sederhana dan uji statistik t. Hasil pengujian untuk variabel Market Value Added
MVA diketahui bahwa koefisien regresi bernilai negatif sebesar 1,605. Uji statistik t untuk variabel Market Value Added MVA menunjukkan nilai t
hitung sebesar -0,142 lebih besar dari nilai t tabel sebesar -1,65964. Nilai signifikansi yang diperoleh sebesar 0,887 lebih besar dari nilai signifikansi
yang telah ditetapkan yaitu 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Market Value Added MVA tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap Return
Saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis
kedua yang berbunyi “Market Value Added MVA berpengaruh dan
signifikan terhadap Return Saham” ditolak.
Nilai MVA yang tinggi mengindikasikan kinerja perusahaan yang baik. Hal tersebut dapat menarik minat para investor untuk berinvestasi pada
perusahaan tersebut. Semakin baik kinerja perusahaan maka semakin tinggi pula kredibilitas perusahaan sehingga para investor mempercayakan modal
mereka pada perusahaan tersebut dalam bentuk investasi. Tujuan investor melakukan investasi yaitu memperoleh return yang tinggi dengan risiko
102 yang rendah. Namun return yang tinggi diikuti oleh risiko yang tinggi pula.
Apabila MVA bernilai positif maka dapat diindikasikan bahwa perusahaan telah berhasil meningkatkan nilai modal yang telah diinvestasikan oleh
penyandang dana. Dengan demikian return yang akan diterima oleh para investor juga semakin meningkat.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan ternyata MVA tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap Return Saham, artinya bahwa
meskipun nilai MVA perusahaan naik, belum tentu Return Saham yang akan diterima oleh para investor juga akan naik, begitu pula sebaliknya. Hal
ini menunjukkan bahwa perhitungan MVA kurang sesuai apabila digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan bagi investor untuk melakukan
pembelian dan penjualan saham perusahaan. Perubahan Return Saham lebih dipengaruhi oleh perubahan harga saham perusahaan. Apabila harga saham
mengalami kenaikan, maka Return Saham yang diterima oleh investor juga cenderung naik.
Tidak berpengaruh dan tidak signifikannya MVA terhadap Return Saham dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya pengambilan
data penelitian yang kurang sesuai dan ketidakstabilan ekonomi. Perhitungan Return Saham dalam penelitian ini menggunakan data yang
diperoleh dari data perusahaan setiap akhir periode. Sedangkan perubahan Return Saham tidak beriringan dengan fundamental perusahaan, namun
dipengaruhi oleh corporate action. Pasar akan bereaksi setelah laporan keuangan dipublikasikan atau informasi perusahaan telah diterima oleh