Uji Diagnostik Estimasi ECM Jangka Panjang
Lebih lanjut menurut Jalil 2012, bernilai negatif dan signifikannya variabel OPEN
2
dalam model ini memberikan sugesti bahwa ketimpangan pendapatan meningkat secara monoton seiring
dengan naiknya tingkat keterbukaan perdagangan. Negatifnya variabel OPEN
2
pada model juga mengimplikasikan bahwa efek marjinal dari peningkatan keterbukaan perdagangan terhadap ketimpangan pendapatan
itu semakin menurun. Sehingga dapat diasumsikan bahwa peningkatan tingkat ketimpangan itu sejalan dengan laju peningkatan keterbukaan
perdagangan. Namun dalam hasil penelitian ini, tingkat ketimpangan tidak menunjukkan peningkatan secara terus menerus. Akan tetapi
peneliti mendukung gagasan Dollar 2005 bahwa tingkat keterbukaan yang lebih lanjut dengan akses pasar bebas dapat mengurangi tingkat
ketimpangan pendapatan. Ketimpangan pendapatan pertama-tama akan naik kemudian akan turun seiring dengan meningkatnya tingkat
keterbukaan perdagangan. Dengan kata lain, Kurva Kuznet Keterbukaan atau Openness Kuznets Curve OKC berlaku di Indonesia periode 1983-
1997. Bukti adanya kurva U-terbalik di Indonesia sebelum krisis
ekonomi ini diperkuat dengan hasil empiris estimasi ECM jangka pendek. Pada tabel 10 terlihat bahwa variabel OPEN memiliki koefisien
negatif dan signifikan terhadap tingkat ketimpangan pada taraf signifikansi 0.01. Sedangkan variabel OPEN
2
juga memiliki koefisien negatif dan signifikan terhadap tingkat ketimpangan pada taraf
signifikansi 0.01. Positifnya koefisien keterbukaan perdagangan OPEN dan negatifnya keterbukaan perdagangan kuadrat OPEN
2
menandakan bahwa tingkat keterbukaan perdagangan di Indonesia berpengaruh
terhadap tingkat ketimpangan pendapatan dalam hubungan yang berbentuk kurva U-terbalik.
Salah satu alasan menurut penulis mengapa dapat terdapat pola hubungan berbentuk kurva U-terbalik antara keterbukaan perdagangan
dan ketimpangan pendapatan sebelum krisis ini karena ketimpangan pendapatan di Indonesia meningkat seiring dengan meningkatnya
keterbukaan perdagangan. Peningkatan keterbukaan perdagangan Indonesia ini dapat terjadi karena penerapan kebijkan-kebijakan oleh
pemerintah, antara lain berupa: strategi inward looking, sejak awal orde baru hingga awal dekade
80-an strategi outward looking, pada awal dekade 80-an
kebijakan Inpres No. 5 tahun 1985 paket Kebijakan 6 Mei PAKEM 1986
paket Kebijakan 25 Oktober 1986, dan paket Kebijakan 15 Januari 1987.
Pada saat pemerintah mengeluarkan strategi outward looking, pemerintah mengembangkan industri domestik berorientasi ekspor dan
mengganti ekspor komoditi-komoditi primer dengan ekspor produk- produk manufaktur. Sektor manufaktur hanya dikuasasi oleh beberapa