a. Jenis-jenis Ketimpangan Pendapatan dan Pengukurannya
Pada umumnya, para ekonom membedakan ukuran pokok distribusi pendapatan menjadi dua, yaitu perseorangan dan fungsional
Todaro dan Smith, 2011. Namun Arsyad 2010 kemudian menam- bahkan satu lagi konsep pengukuran distribusi pendapatan, yaitu
distribusi pendapatan regional. Berikut merupakan penjelasannya.
1 Distribusi Pendapatan Peseorangan
Menurut Todaro dan Smith 2011, distribusi ketimpangan perseorangan merupakan indikator yang menunjukkan hubungan
antara individu-individu dengan pendapatan total yang mereka terima. Terdapat tiga cara untuk menganalisis disitribusi pendapatan
perseorangan, yaitu.
a Pangsa Pendapatan Kuintil dan Desil
Individu diurutkan bersadarkan pendapatan yang diterima dan dibagi dengan total populasi dalam sejumlah kelompok atau
ukuran, misalnya lima kelompok kuintil atau sepuluh kelompok desil. Selanjutnya, ditetapkan berapa proporsi yang
diterima dari pendapatan nasional. Tabel 1 di bawah memperlihatkan contoh distribusi
pendapatan yang diwakili oleh 20 individu untuk segenap penduduk. Kedua puluh rumah tangga itu kemudian diurutkan
berdasarkan jumlah pendapatannya per tahun, dari yang terendah 0,8 unit hingga yang tertinggi 15 unit. Adapun
pendapatan nasional yang merupakan penjumlahan dari pendapatan semua individu adalah 100 unit kolom 2. Dalam
kolom 3, segenap rumah tangga digolong-golongkan menjadi lima kelompok yang masing-masing terdiri dari empat individu.
Kuintil pertama mewakili 20 penduduk dalam skala pendapatan paling bawah yang hanya menerima 5 artinya,
total 5 unit uang dari pendapatan nasional total, dst.
Tabel 1 Contoh Distribusi Ukuran Pendapatan Perorangan Berdasarkan Pangsa Pendapatan
– Kuntil dan Desil
Individu Pendapatan
perorangan unit uang
Pangsa dari pendapatan total
kuintil Desil
1 0,8
2 1,0
1,8 3
1,4 4
1,8 5
3,2 5
1,9 6
2,0 3,9
7 2,4
8 2,7
9 5,1
9 2,8
10 3,0
5,8 11
3,4 12
3,8 13
7,2 13
4,2 14
4,8 9,0
15 5,9
16 7,1
22 13,0
17 10,5
18 12,0
22,5 19
13,5 20
15,0 51
28,5 Total
pendapatan nasional 100,0
100 100,0
Ukuran ketimpangan pendapatan income inequality yang dapat diperoleh dari kolom 3 adalah rasio pendapatan yang
diterima oleh 20 kelompok penduduk paling atas dan 40
penduduk paling bawah. Dari contoh di atas, rasio ketimpangan pendapatan itu adalah 51 dibagi 14, atau sekitar 3,64.
b Kurva Lorenz
Kurva Lorenz
merupakan suatu
gambar yang
menggambarkan perbedaan
distribusi pendapatan
dari kemerataan sempurna. Kurva ini memperlihatkan hubungan
kuantitatif aktual antara persentase penerima pendapatan dengan persentase pendapatan total yang benar-benar mereka terima
dalam periode waktu tertentu, misal satu tahun.
Gambar 4 Kurva Lorenz
Gambar 4 memperlihatkan cara membuat kurva Lorenz. Jumlah penerima pendapatan ditempatkan pada sumbu
horizontal, tidak dalam angka absolut tetapi dalam persentase kumulatif. Sebagai contoh, pada titik 20 kita memiliki 20
peduduk paling bawah termiskin; pada titik 60 kita memiliki 60 kelompok penduduk bagian bawah; dan pada ujung sumbu,
100 atau semua penduduk telah diperhitungkan. Gambar
tersebut berbentuk bujur sangkar dengan garis diagonal yang ditarik dari sudut bawah bagian kiri awal garis ke sudut kanan
bujur sangkar. Semakin jauh jarak kurva Lorenz dari garis diagonal yang
merupakan garis pemerataan sempurna, semakin timpang atau tidak merata distribusi pendapatannya. Semakin parah
ketidakmerataan atau ketimpangan distribusi pendapatan di suatu negara, maka bentuk kurva Lorenznya pun akan semakin
lengkung mendekati sumbu horizontal di bagian bawah.
c Koefisien Gini dan Ukuran Ketimpangan Agregat
Koefisien Gini merupakan ukuran ketimpangan agregat yang angkanya berkisar antara nol pemerataan sempurna
hingga satu ketimpangan sempurna. Namun pada umumnya, koefisien Gini untuk negara-negara yang derajat ketimpangan
tinggi berkisar antara 0,50 hingga 0,70, sedangkan untuk negara- negara yang distribusi pendapatannya relatif merata angkanya
berkisar antara 0,20 hingga 0,35.
Gambar 5 Perhitungan Koefisien Gini