Uji Diagnostik Estimasi ECM Jangka Pendek
signifikansi 0.01. Positifnya koefisien keterbukaan perdagangan OPEN dan negatifnya keterbukaan perdagangan kuadrat OPEN
2
menandakan bahwa tingkat keterbukaan perdagangan di Indonesia berpengaruh
terhadap tingkat ketimpangan pendapatan dalam hubungan yang berbentuk kurva U-terbalik.
Salah satu alasan menurut penulis mengapa dapat terdapat pola hubungan berbentuk kurva U-terbalik antara keterbukaan perdagangan
dan ketimpangan pendapatan sebelum krisis ini karena ketimpangan pendapatan di Indonesia meningkat seiring dengan meningkatnya
keterbukaan perdagangan. Peningkatan keterbukaan perdagangan Indonesia ini dapat terjadi karena penerapan kebijkan-kebijakan oleh
pemerintah, antara lain berupa: strategi inward looking, sejak awal orde baru hingga awal dekade
80-an strategi outward looking, pada awal dekade 80-an
kebijakan Inpres No. 5 tahun 1985 paket Kebijakan 6 Mei PAKEM 1986
paket Kebijakan 25 Oktober 1986, dan paket Kebijakan 15 Januari 1987.
Pada saat pemerintah mengeluarkan strategi outward looking, pemerintah mengembangkan industri domestik berorientasi ekspor dan
mengganti ekspor komoditi-komoditi primer dengan ekspor produk- produk manufaktur. Sektor manufaktur hanya dikuasasi oleh beberapa
provinsi namun dapat memberikan kontribusi yang besar terhadap perekonomian. Hal ini dapat menjelaskan peningkatan ketimpangan
pendapatan seiring dengan keterbukaan perdagangan karena berdasarkan komposisi PDB Indonesia berdasarkan lapangan usaha periode 2009-
2013, kontribusi 58 provinsi yang sektor utamanya adalah pertanian ternyata kalah jauh kontribusinya dengan 15 provinsi yang sektor
utamanya adalah industri pengolahan. Akan tetapi sesuai dengan gagasan Dollar 2009 bahwa
ketimpangan pendapatan ini tidak meningkat secara terus menerus. Keterbukaan perdagangan yang lebih lanjut dengan akses pasar bebas
dapat mengurangi tingkat ketimpangan pendapatan. Keterbukaan perdagangan yang dimaksud ini mengacu pada paket kebijakan 21
November 1988 PAKNOV, karena paket tersebut disebut-sebut sebagai cikal bakal masuknya liberalisasi perdagangan di Indonesia.
Selain itu pemerintah juga mengeluarkan rangkaian kebijakan perdagangan pada bulan juni 1991, Juli 1992, Juni dan Oktober 1993,
Juni 1994, Mei 1995 dan Juni 1996. Elemen-elemen utama dari paket- paket ini adalah suatu rangkaian dari penurunan-penurunan tarif,
perubahan pengaturan perdagangan komoditas tertentu penghapusan dari NTBs, dan penyempurnaan dalam fasilitas-fasilitas perdagangan.