22 c. Tes Sumatif
Tes ini disebut juga tes akhir semester atau evaluasi belajar tahap akhir EBTA dengan tujuan mengukur keberhasilan belajar peserta didik
secara menyeluruh. d. Tes Diagnostik
Tes diagnostik digunakan untuk mengetahui sebab kegagalan pe- serta didik, oleh karena itu dalam menyusun butir-butir soal menggu-
nakan item yang memiliki tingkat kesukaran rendah. Berdasarkan dari beberapa kajian di atas hasil belajar kompetensi
pembuatan pola rok pias adalah kualitas siswa dalam pencapaian kompe- tensi pembuatan pola rok pias pada mata pelajaran dasar pola yang dinilai
berdasarkan ranah kognitif, afektif dan psikomotor.
4. Metode Pembelajaran Kooperatif Cooperative Learning
a. Pengertian pembelajaran kooperatif
Abdurrahman dan Bintoro 2000 menyatakan pembelajaran koo- peratif adalah suatu sistem yang di dalamnya terdapat elemen-elemen
yang saling terkait. Adapun berbagai elemen dalam pembelajaran koo- peratif adalah adanya: 1 saling ketergantungan positif, 2 interaksi
tatap muka, 3 akuntabilitas individual, dan 4 keterampilan untuk menjalin hubungan antara pribadi atau keterampilan sosial yang secara
sengaja diajarkan. Robert E. Slavin 2005: 2 menjelaskan bahwa pembelajaran koo-
peratif adalah metode pembelajaran dimana siswa akan duduk bersama dalam kelompok untuk menguasai materi yang disampaikan oleh guru.
23 Menurut Isjoni 2010:14, pembelajaran kooperatif merupakan strategi
belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah metode pembelajaran yang dilakukan dengan sistem
kelompok dan memiliki strategi agar siswa mampu menguasai materi. Menurut Ibrahim, dkk. 2000: 6 karakteristik pembelajaran koo-
peratif sebagai berikut: 1 Siswa bekerja dalam kelompok untuk mentuntaskan materi belajar.
2 Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki keterampilan tinggi, sedang, dan rendah.
3 Bila memungkinkan, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku dan jenis kelamin yang berbeda.
4 Penghargaan lebih berorientasi kelompok ketimbang individu.
b. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif siswa harus memiliki peran di dalam kelompok untuk membangun sebuah kerjasama, dan guru harus mampu
mengembangkan keterampilan siswa. Menurut Isjoni 2010:27 ada be- berapa ciri-ciri dari pembelajaran kooperatif adalah:
1 Setiap anggota memiliki peran. 2 Terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa.
3 Setiap anggota kelompok bertanggungjawab atas belajarnya, dan juga teman-teman sekelompoknya.