Pola Busana KOMPETENSI POLA DASAR BUSANA

18 3 Hasil, Pada hasil pembuatan pola penilaian dilakukan pada: 1 ketepatan dan kelengkapan tanda-tanda pola yaitu sesuai dengan fungsi tanda pola, 2 keluwesan bentuk pada gambar pola rok yaitu pada garis lengkung rok, 3 kebersihan serta kerapian pola, dalam arti apabila pola dibuat dengan rapi dan bersih maka dapat mudah terbaca atau lebih mudah memahami bagian-bagian pola dan mem- perjelas saat memotong pola sampai merader.

2. Rok Pias

a. Pengertian Rok Pias

Menurut Porrie Muliawan 2002: 33 Rok pias adalah rok yang terdiri dari beberapa potongan dari bagian pinggang sampai panggul. Potongan-potongan kemudian dilebarkan sesuai panjang rok. Jumlah potongan yang terdapat pada rok pias menentukan jenis rok tersebut. Menurut Widjiningsih, dkk 1994 rok pias gore skirt, yaitu rok yang terdiri dari beberapa bagian pias, dengan jumlah pias yang ada akan menentukan nama piasnya, seperti pias 4, pias 6, pias 8, dan sebagainya. Rok pias pada umumnya berjumlah genap. Dari beberapa pendapat di atas pada prinsipnya pengertian rok pias yaitu rok yang berlembar sesuai dengan beberapa bagian pias dan jumlah bagian tersebut menentukan nama pias itu sendiri.

b. Ciri Rok Pias

Ciri rok pias adalah pada bagian pinggang dan panggul pas di badan, sedangkan dari panggul ke bawah melebar sesuai panjang rok. 19

c. Jenis Rok Pias

Menurut Widjiningsih 1994 jenis rok pias ada beberapa macam, yaitu: 1 Rok pias 4, rok pias dengan 4 bagian yang dikembangkan dan terda- pat garis potongan pada tengah muka serta tengah belakang. Gambar 2. Rok Pias 4 2 Rok Pias 6, rok pias dengan 6 bagian yang dikembangkan dan terda- pat 3 bagian pada muka serta 3 bagian pada bagian belakang. Gambar 3. Rok Pias 6 3 Rok pias 8 , rok pias dengan 8 bagian yang dikembangkan dan terda- pat 4 bagian pada bagian muka, dan 4 bagian pada bagian belakang. Gambar 4. Rok pias 8 20

3. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil belajar Hasil belajar pada hatikatnya adalah perubahan tingkah laku mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotor Nana Sudjana, 2011: 3. Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono 2013: 3 hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan hasil atas pencapaian belajar melalui perlakuan yang mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotor yang dilakukan dalam waktu tertentu. Menurut Nana Sudjana 2011: 23-31 ada beberapa unsur-unsur yang terdapat dalam ketiga tipe hasil belajar yaitu: a. Tipe hasil belajar bidang kognitif, tipe hasil belajar bidang kognitif dapat dibagi menjadi beberapa tipe yaitu: 1 tipe hasil belajar pengetahuan, 2 tipe hasil belajar pemahaman, 3 tipe hasil belajar aplikasi, 4 tipe hasil belajar analisis, 5 tipe hasil belajar sintesis, dan 6 tipe hasil belajar evaluasi. b. Tipe hasil belajar bidang afektif, bidang afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. c. Tipe hasil belajar psikomotor, hasil belajar psikomotor tampak pada bentuk ketrampilan skill, dan kemampuan bertindak individu. Untuk mengetahui tingkat hasil belajar siswa perlu diadakan pengu- kuran hasil belajar. Conny Semiawan Stamboel 1990: 209 membagi tes 21 hasil belajar ke dalam dua kelompok yaitu umum dan khusus. Tes hasil belajar yang bersifat umum dan khusus distandarisasikan sebagai berikut: a. Tujuan utama dari tes hasil belajar yang distandarisasikan yang bersifat umum adalah penilaian terhadap pengaruh pengajaranpendidikan kur- sus tertentu. Tes ini didasarkan tujuan pendidikan yang bersifat umum. b. Tes semacam ini dibuat oleh orang yang mempunyai keahlian dalam bidang konstruksi tes. c. Sampel yang diuji harus bisa mewakili dari populasi pada sekolah- sekolah umum yang tidak berkebutuhan khusus. d. Petunjuk untuk administrasi dan penilaian yang distandarisasikan ber- bentuk secara mendetail. Menurut Chabib Thoha 1991:46 fungsi tes dibagi menjadi 4 yaitu tes penempatan, tes formatif, tes diagnostik, dan tes sumatif sebagai berikut: a. Tes Penempatan Tes yang dilakukan untuk mengukur kemampuan dasar peserta didik, kemampuan dasar tersebut dapat digunakan untuk meramalkan kemampuan peserta didik di masa mendatang sehingga peserta didik dapat diarahkan atau ditempatkan pada jurusan yang sesuai dengan kemampuan dasarnya. b. Tes Pembinaan Tes pembinaan disebut juga tes formatif, diselenggarakan pada saat proses belajar mengajar secara periodik, isinya mencakup semua unit yang diajarkan.

Dokumen yang terkait

Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran Berbantuan Macromedia Flash untuk Meningkatkan Hasil Belajar Akuntansi di SMK Bhakti Nusantara Mranggen

10 144 207

PENINGKATAN HASIL BELAJAR KOMPETENSI PEMBUATAN POLA KEMEJA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBANTUAN JOB SHEET DI SMK.

0 0 310

PENGARUH PENERAPAN METODE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBUATAN POLA DASAR ROK KELAS X DI SMK KARYA RINI YOGYAKARTA.

0 1 240

PENINGKATAN KOMPETENSI SISWA PADA PEMBELAJARAN MEMBUAT POLA LENGAN MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING BERBANTUAN MEDIA JOBSHEET DI SMK KARYA RINI SLEMAN.

0 2 313

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MEMBUAT POLA DASAR ROK MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STAD BERBASIS MEDIA POWER POINT DI SMK PELITA BUANA BANTUL.

5 32 142

PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBUATAN POLA KEBAYA MELALUI PENERAPAN METODE DRILL AND PRACTICE BERBANTUAN MACROMEDIA FLASH DI SMK NEGERI 1 DEPOK SLEMAN.

0 0 1

PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBUATAN POLA KEBAYA MELALUI PENERAPAN METODE DRILL AND PRACTICE BERBANTUAN MACROMEDIA FLASH DI SMK NEGERI 1 DEPOK SLEMAN.

0 0 15

PENINGKATAN KOMPETENSI MEMBUAT POLA BUSANA ANAK MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG BERBANTUAN MEDIA MACROMEDIA FLASH DI SMK YPE SAWUNGGALIH KUTOARJO.

0 0 2

PENINGKATAN KOMPETENSI MEMBUAT POLA BUSANA ANAK MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG BERBANTUAN MEDIA MACROMEDIA FLASH DI SMK YPE SAWUNGGALIH KUTOARJO.

0 1 160

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN BERBANTUAN MACROMEDIA FLASH MX

0 0 6