Struktur KI dan KD Pelajaran Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti

8 Buku Guru Kelas VII SMP Edisi Revisi Untuk efektivitas dan optimalisasi pelaksanaan pembelajaran pihak pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menerbitkan buku teks pelajaran untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti Kelas VII. Berdasarkan jumlah KD terutama yang terkait dengan penjabaran KI 3, buku teks pelajaran Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti Kelas VII disusun menjadi delapan bab, yaitu: Bab 1: Pascapenerangan Sempurna Buddha Gotama Bab 2: Pancasila Buddhis Bab 3: Pancadharma Bab 4: Tripitaka Bab 5: Tempat Ibadah Bab 6: Lambang-Lambang Agama Buddha Bab 7: Kriteria Agama Buddha Indonesia Bab 8: Kelompok Umat Buddha

E. Strategi dan Model Umum Pembelajaran 1. Alokasi Waktu

Penguasaan KD dicapai melalui proses pembelajaran dan pengembangan pengalaman belajar atas dasar indikator yang telah dirumuskan dari setiap KD, terutama KD-KD penjabaran dari KI 3 . Kompetensi dasar pada KI 3 untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti Kelas VII dapat dijabarkan alokasi waktu sebagai berikut: Bab Judul Bab Alokasi Waktu Bab 1 Pascapenerangan Sempurna Buddha Gotama 27 JP Bab 2 Pancasila Buddhis 12 JP Bab 3 Pancadharma 12 JP Bab 4 Tripitaka 12 JP Bab 5 Tempat Ibadah Agama Buddha 9 JP Bab 6 Lambang-Lambang Agama Buddha 6 JP Bab 7 Kriteria Agama Buddha 12 JP Bab 8 Kelompok Umat Buddha 18 JP 9 Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti

2. Pengalaman Belajar

Melalui proses pembelajaran, diharapkan indikator-indikator yang telah dirumuskan di atas dapat tercapai. Tercapainya indikator-indikator itu berarti tercapai pula seluruh KD yang telah ditetapkan pada struktur kurikulum mata pelajaran Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti. Dalam kaitan pencapaian indikator, guru perlu juga mengingat pengalaman belajar yang secara umum diperoleh oleh peserta didik seperti dirumuskan dalam KI dan KD. Beberapa pengalaman belajar itu terkait dengan: a. Pengembangan ranah kognitif, atau pengembangan pengetahuan dapat dilakukan dalam bentuk penguasaan materi dan pemberian tugas dengan unjuk kerja; mengetahui, memahami, menganalisis, dan mengevaluasi. b. Pengembangan ranah afektif atau pengembangan sikap sikap sosial dapat dilakukan dengan pemberian tugas belajar dengan beberapa sikap dan unjuk kerja: menerima, menghargai, menghayati, menjalankan dan mengamalkan. c. Pengembangan ranah psikomotorik atau pengembangan keterampilan skill melalui tugas belajar dengan beberapa aktivitas mengamati, menanya, menalar, mencoba, mengolah, menyaji dan mencipta. Terkait dengan beberapa aspek pengalaman belajar, dalam setiap pembelajaran Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti Kelas VII peserta didik diharapkan mampu mengembangkan proses kognitif yang lebih tinggi. Dari pemahaman sampai dengan metakognitif pendalaman pengetahuan. Pembelajaran diharapkan mampu mengembangkan pengetahuan, yaitu menerapkan konsep, prinsip atau prosedur, menganalisis masalah, dan mengevaluasi sesuatu produk atau mengembangkan keterampilan, seperti: mencoba membuat sesuatu atau mengolah informasi, menerapkan prosedur hingga mengamalkan nilai-nilai kesejarahan.

3. Model dan Skenario Pembelajaran

Paradigma belajar bagi peserta didik menurut jiwa kurikulum 2013 adalah peserta didik aktif mencari bukan lagi peserta didik menerima. Oleh karena itu, pembelajaran harus dikembangkan menjadi pembelajaran yang aktif, inovatif, dan kreatif. Indonesia sebenarnya sudah lama mengembangkan pendekatan pembelajaran yang dikenal dengan Paikem. Pendekatan ini tampaknya sangat relevan dengan kemauan model pembelajaran untuk mendukung