Kegiatan Keenam: Mengomunikasikan Hasil Analisis

13 Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti

4. Prinsip-Prinsip Penilaian

Prinsip-prinsip penilaian dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti kelas VII antara lain: a. Menentukan aspek dari hasil belajar sejarah yang sudah dan belum dikuasai peserta didik setelah suatu proses pembelajaran. b. Umpan balik bagi peserta didik untuk memperbaiki hasil belajar yang kurang atau belum dikuasai. c. Umpan balik bagi guru untuk memberikan bantuan bagi peserta didik yang mengalami masalah dalam penguasaan pengetahuan, kemampuan, nilai, dan sikap. d. Umpan balik bagi guru untuk memperbaiki perencanaan pembelajaran berikutnya. e. Aspek-aspek yang dinilaidievaluasi mencakup: 1 pengetahuan dan pemahaman tentang sejarah, Tripitaka, keyakinan saddha, moralitas sila, meditasi Samadhi, dan kebijaksanaan panna. 2 kemampuan mengomunikasikan pemahaman mengenai sejarah, Tripitaka, keyakinan saddha, moralitas sila, meditasi Samadhi, dan kebijaksanaan panna dalam bahasa lisan dan tulisan, 3 kemampuan menarik pelajarannilai dari suatu sejarah, Tripitaka, keyakinan saddha, moralitas sila, meditasi Samadhi, dan kebijaksanaan panna. 4 kemampuan menerapkan pelajarannilai yang dipelajari dari sejarah, Tripitaka, keyakinan saddha, moralitas sila, meditasi Samadhi, dan kebijaksanaan panna dalam kehidupan sehari-hari, 5 kemampuan melakukan kritik dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber, 6 kemampuan berikir historis dalam mengkaji berbagai peristiwa berdasarkan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran Buddha tentang semangat kebangsaan dan menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Guru melakukan penilaian terhadap peserta didik selama proses dan setelah pembelajaran berlangsung. Penilaian observasi dapat dilakukan untuk menilai keaktifan peserta didik dalam: bertanya, berdiskusi, mengekplorasi, dan menganalisis. Indikator ini digunakan untuk menilai sikap dan kemampuan peserta didik dalam memahami hakikat sejarah. Observasi dilakukan dengan tujuan yang jelas dan aspek-aspek yang menjadi tujuan observasi. Pendidik membuat indikator yang jelas dalam melakukan 14 Buku Guru Kelas VII SMP Edisi Revisi observasi. Beberapa indikator yang digunakan dalam melakukan observasi terhadap peserta didik adalah sebagai berikut: a. Sikap dapat diukur melalui cara kerja sama, perhatian terhadap materi yang disampaikan, keaktifan bertanya, kesopanan dalam berbahasa, menghargai orang lain dan menunjukkan sikap terpuji. b. Bahasa dapat diukur melalui pemilihan kata-kata yang tepat, jelas, menarik, dan sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa Indonesia yang benar. c. Keaktifan peserta didik dalam memberikan masukan dapat diukur melalui relevansi dengan materi yang dibahas, sistematis, dan jelas. d. Kemampuan mengeksplorasi informasi dapat diukur dari, atau kemampuan peserta didik untuk mengaitkan hubungan antara peristiwa yang satu dengan peristiwa yang lain dengan menggunakan berbagai literatur dan sumber yang relevan. e. Kemampuan menganalisis dapat diukur dari kemampuan peserta didik untuk menuangkan gagasan dalam bentuk tulisan dan mengaitkan kondisi masa lalu dengan kondisi saat ini. Penilaian dapat dilakukan dengan memberikan skor dari angka 1–5 dengan kriteria sebagai berikut: 1 1 : sangat kurang 2 2 : kurang 3 3 : cukup 4 4 : baik 5 5 : sangat baik

a. Penilaian Pencapaian Kompetensi Sikap Cakupan, Pengertian, dan Indikator Penilaian Sikap

Kurikulum 2013 membagi kompetensi sikap menjadi dua, yaitu sikap spiritual yang terkait dengan pembentukan peserta didik yang beriman dan bertakwa, dan sikap sosial yang terkait dengan pembentukan peserta didik yang berakhlak mulia, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab. Pada jenjang SMP, kompetensi sikap spiritual mengacu pada: KI-1: Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya. KI-2: Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli toleransi, gotong royong, santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.