12 Buku Guru Kelas VII SMP Edisi Revisi
e. Kegiatan Kelima: AnalisisMengasosiasi Informasi
1 Peserta didik dapat membandingkan informasi dari situasi saat ini dengan sumber bacaan yang terakhir diperoleh dengan
sumber yang diperoleh dari buku untuk menemukan hal yang lebih mendalam, meluas atau bahkan berbeda.
2 Peserta didik menarik kesimpulan atau generalisasi dari
informasi yang dibaca di buku dan informasi yang diperoleh dari sumber lainnya.
f. Kegiatan Keenam: Mengomunikasikan Hasil Analisis
1 Peserta didik melaporkan kesimpulan atau menyampaikan hasil analisis dalam bentuk lisan, tertulis, atau media lainnya.
2 Peserta didik dapat membuat cerita drama atau sinopsis kemudian diperankan oleh setiap peserta didik.
Buku teks pelajaran Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti Kelas VII terdiri atas delapan bab. Pembahasan materi dalam waktu
satu tahun akan memerlukan waktu sekitar 32 sampai 36 minggu. Untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti
diberikan tiga jam per minggu. Terkait dengan itu, penggunaan buku teks pelajaran Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti dapat dibuat
skenario sebagai berikut:
Semester I Bab
Pertemuan Minggu ke- 11-16 Pertemuan minggu ke- 1-10
√
I
√
II
√
III
√
IV
Semester II Bab
Pertemuan minggu ke- 22-32 Pertemuan minggu ke- 17-21
√
V
√
VI
√
VII
√
VIII
13
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti
4. Prinsip-Prinsip Penilaian
Prinsip-prinsip penilaian dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti kelas VII antara lain:
a. Menentukan aspek dari hasil belajar sejarah yang sudah dan belum dikuasai peserta didik setelah suatu proses
pembelajaran. b. Umpan balik bagi peserta didik untuk memperbaiki hasil
belajar yang kurang atau belum dikuasai. c. Umpan balik bagi guru untuk memberikan bantuan bagi
peserta didik yang mengalami masalah dalam penguasaan pengetahuan, kemampuan, nilai, dan sikap.
d. Umpan balik bagi guru untuk memperbaiki perencanaan pembelajaran berikutnya.
e. Aspek-aspek yang dinilaidievaluasi mencakup: 1 pengetahuan dan pemahaman tentang sejarah, Tripitaka,
keyakinan saddha, moralitas sila, meditasi Samadhi, dan kebijaksanaan panna.
2 kemampuan mengomunikasikan pemahaman mengenai sejarah, Tripitaka, keyakinan saddha, moralitas sila,
meditasi Samadhi, dan kebijaksanaan panna dalam bahasa lisan dan tulisan,
3 kemampuan menarik pelajarannilai dari suatu sejarah, Tripitaka, keyakinan saddha, moralitas sila, meditasi
Samadhi, dan kebijaksanaan panna. 4 kemampuan menerapkan pelajarannilai yang dipelajari
dari sejarah, Tripitaka, keyakinan saddha, moralitas sila, meditasi Samadhi, dan kebijaksanaan panna
dalam kehidupan sehari-hari, 5
kemampuan melakukan kritik dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber,
6 kemampuan berikir historis dalam mengkaji berbagai peristiwa berdasarkan nilai-nilai yang terkandung
dalam ajaran Buddha tentang semangat kebangsaan dan menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
Guru melakukan penilaian terhadap peserta didik selama proses dan setelah pembelajaran berlangsung. Penilaian observasi
dapat dilakukan untuk menilai keaktifan peserta didik dalam: bertanya, berdiskusi, mengekplorasi, dan menganalisis. Indikator ini
digunakan untuk menilai sikap dan kemampuan peserta didik dalam memahami hakikat sejarah. Observasi dilakukan dengan tujuan yang
jelas dan aspek-aspek yang menjadi tujuan observasi.
Pendidik membuat indikator yang jelas dalam melakukan