Pembuatan boss Pembuatan sudu

v. Paku Paku yang digunakan memiliki diameter betis 0,072 inci 4 buah dan 0,109 inci 3 buah. Berfungsi menyatukan silinder – silinder kayu kecil dan pola sudu terpasang untuk membangun pola boss vi. Pipa PVC Berfungsi sebagai bahan pembuatan pola sudu terpasang. Memiliki diameter 6 inci vii. Lilin Berfungsi melunakkan potongan pipa PVC sehingga mudah dibentuk dengan bantuan pola sudu master

3.4.1 Pembuatan boss

Boss dibuat dari lembaran kayu meranti yang telah diolah menjadi plywood. Langkah – langkah pembuatannya adalah sebagai berikut : a. Lingkaran – lingkaran kecil dibuat pada permukaan lembaran kayu meranti dengan diameter boss. Kemudian lingkaran – lingkaran tersebut dipotong bergiliran menjadi silinder – silinder dengan menggunakan mesin jigsaw Gambar 3.8 Pemotongan lingkaran, lingkaran ke 5 tidak dipotong b. Silinder - silinder yang terpotong kemudian ditumpuk satu sama lain dan kemudian tingginya diukur. Setelah mencapai tinggi boss silinder kayu yang diperlukan mencapai 4 buah, yakni 80 mm, tumpukan silinder tersebut disatukan dengan 3 buah paku sehingga menjadi sebuah inlet dengan diameter 56 mm dan tinggi 80 mm Universitas Sumatera Utara c. Masing –masing kedua sisi diameter boss dibagi 90 o dengan penandaan 4 buah garis disetiap permukaan tersebut dengan menggunakan pena, kemudian kedelapan garis yang telah dibuat dihubungkan dengan 4 buah garis yang melewati permukaan selimut boss seperti pada Gambar 3.9 di bawah Gambar 3.9 Garis – garis pembagi sudut 90 o pada boss d. Sisi selimut boss dikikir dengan kikir kayu hingga rata dan dihaluskan dengan kertas pasir. Garis – garis di selimut boss dibiarkan. Selama perataan dan penghalusan, ukuran diameter boss disepanjang selimut terus diperiksa dengan jangka sorong agar tidak ada pengurangan ukuran diameter e. Posisi sudu ditandai pada selimut boss seperti yang ada di Gambar 3.10 berikut Gambar 3.10 Garis miring penanda posisi sudu

3.4.2 Pembuatan sudu

Pembuatan sudu merupakan bagian dari pembuatan pola yang lebih kompleks. Pembuatan pola sudu memiliki 2 tahap, yakni : pembuatan pola master berbahan Universitas Sumatera Utara polyester dan pembuatan “pola terpasang” berbahan PVC. Berikut adalah langkah – langkah pembuatannya : a. “Pola master” dibuat berdasarkan bentuk sudu yang telah didesain. Kertas karton dipotong dengan gunting sesuai dengan bentuk desain sudu dan kemudian dipuntir sehingga menampilkan sudu inlet dalam dan sudu outlet luar b. Kertas tersebut ditempelkan kesalah satu tanda posisi sudu pada boss dengan menggunakan 2 buah kayu penyangga yang dipakukan pada kedua sisi diameter boss c. Pasta polyester merk Norton dicampurkan dengan bahan perekat diatas sebuah papan kayu. Kedua bahan tersebut diaduk hingga warna orange bahan perekat tidak terlihat lagi d. Campuran polyester tersebut kemudian diberikan diatas kertas tersebut dan diratakan disepanjang permukaannya dengan tebal 4 mm, kemudian ditunggu hingga mengeras Gambar 3.11 Pola sudu master e. Empat buah sudu untuk pola terpasang dipotong dari pipa PVC dengan ukuran sudu yang telah didesain, yakni : i. Arc dalam : 44 mm ii. Arc luar : 125.7 mm iii. Tinggi : 52 mm iv. Sudut lebar arc : 90 o Universitas Sumatera Utara Gambar 3.12 Ukuran sudu yang didesain kiri dan potongan pipa PVC kiri f. Pola master kemudian dilepas dari boss, kemudian dihaluskan dan ketebalan pinggirnya dikurangi secara manual Gambar 3.13 “Pola master” yang telah dihaluskan g. Potongan PVC kemudian dipanaskan dengan api lilin potongan PVC diposisikan berada diatas api, bukan menyentuhnya hingga menjadi lunak dan mudah dibentuk. Selama pemanasan potongan PVC dijaga agar tidak meleleh. Setelah dipanaskan, potongan PVC ditekankan secara perlahan kepermukaan atas pola master. Penekanan dilakukan hingga tidak ada celah diantara permukaan PVC dan pola master, selanjutnya PVC dibiarkan mengeras. Jika selama penekanan PVC mengeras lebih awal, maka proses pemanasan harus diulang. Proses ini dilakukan pada keempat potongan PVC yang telah dibuat Universitas Sumatera Utara Gambar 3.14 Ilustrasi proses pemanasan PVC kiri dan proses penekanan kanan h. Pola boss dilubangi sebanyak 4 kali dengan menggunakan mesin bor pada daerah – daerah yang telah ditandai sebagai tempat sudu, masing – masing tanda diberi sebuah lubang dibagian tengahnya i. Paku – paku kecil berjumlah 4 buah dipotong ujung tempat pemukulan palunya dengan mesin jigsaw, lalu ditancapkan terbalik kedalam lubang – lubang kecil yang telah dibuat pada boss j. Pola – pola sudu PVC yang telah dibuat kemudian dilubangi dibagian tengahnya, kemudian direkatkan dengan lem ke boss sesuai dengan tempat – tempat yang telah ditandai sehingga didapatkan sebuah pola runner propeller yang utuh k. Campuran polyester dan bahan perekatnya kembali disiapkan dengan cara sebelumnya, kemudian campuran tersebut diratakan kedaerah – daerah titik kontak antara pola sudu dengan boss, kemudian ditunggu hingga mengeras. Tujuan pemberian ini ialah agar campuran tersebut bekerja sebagai perekat sehingga sudu - sudu terpasang kokoh ke boss l. Campuran polyester tersebut juga diratakan tipis kesepanjang permukaan sudu dengan tujuan menutup bagian – bagian PVC yang tidak rata setelah proses penekanan dan pengerasan berakhir. Setelah diberikan, campuran polyester dibiarkan mengering m. Untuk mengantisipasi penyusutan, diameter luar ditingkatkan menjadi 170 mm dengan cara menambah batangan karet pada ujung tiap sudu n. Campuran polyester yang telah mengering dihaluskan dengan kertas pasir. Setelah penghalusan selesai, pola runner propeller siap digunakan Universitas Sumatera Utara Gambar 3.15 Pola runner propeller yang telah selesai dibuat

3.5 Uji kehalusan butiran pasir silika

Dokumen yang terkait

Desain Dan Pengecoran Runner Propeller Berbahan Kuningan (60% Cu / 40% Zn) Untuk Turbin Air Berdaya 118 W Dan Debit 12 L/S Dengan Cetakan Pasir

7 75 163

Teknik Pengecoran Logam Perancangan Pola Worm Screw Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir Untuk Pabrik Kelapa Sawit

5 109 114

Teknik Pengecoran Logam Perancangan Dan Pembuatan Worm Screw Untuk Pabrik Kelapa Sawit Dengan Kapasitas Olahan 10 Ton Tbs/Jam Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir

2 73 113

Perancangan Dan Pembuatan Poros Turbin Air Francis Yang Berdaya 950 Kw Dan Putaran 300 Rpm Dengan Proses Pengecoran Logam

1 47 91

Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir

10 50 108

Perancangan Dan Pembuatan Rumah Pompa Sentrifugal Dengan Kapasitas 20 M3/ Jam Air Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir

11 87 124

Perancangan Pembuatan Batang Torak Untuk Truck Dengan Daya 120 PS Dan Putaran Maksimum 2.850 RPM Dengan Pengecoran Logam Menggunakan Cetakan Pasir

10 97 78

BAB III METODOLOGI 3.1 Umum - Desain Dan Pengecoran Runner Propeller Berbahan Kuningan (60% Cu / 40% Zn) Untuk Turbin Air Berdaya 118 W Dan Debit 12 L/S Dengan Cetakan Pasir

0 0 58

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 - Desain Dan Pengecoran Runner Propeller Berbahan Kuningan (60% Cu / 40% Zn) Untuk Turbin Air Berdaya 118 W Dan Debit 12 L/S Dengan Cetakan Pasir

0 0 50

DESAIN DAN PENGECORAN RUNNER PROPELLER BERBAHAN KUNINGAN (60 Cu 40 Zn) UNTUK TURBIN AIR BERDAYA 118 W DAN DEBIT 12 LS DENGAN CETAKAN PASIR

0 2 26