ii. Oli
Berfungsi sebagai pemberi beban hidrolik pada mesin uji Brinell. Oli yang dipakai berjumlah 100 ml. Oli ini bermerek Mesran dengan
sertifikasi SAE 20W-50 Prosedur pengujian kekerasan ini adalah sebagai berikut :
a. Setiap spesimen diberi nomor 1-3 dengan menggunakan spidol
b. Oli diisikan ke dalam tangki oli mesin uji Brinell
c. Salah satu spesimen diletakkan di landasan spesimen mesin uji Brinell
d. Bola baja indenter ditempatkan menyentuh sebuah bagian permukaan
spesimen yang telah dihaluskan e.
Katup tekanan mesin uji Brinell ditutup f.
Beban diaplikasikan dengan handle hingga mencapai 500 kg, kemudian ditahan hingga 5 detik
g. Setelah 5 detik, katup tekanan dibuka dan spesimen diambil setelah gauge
beban mencapai 0 kg, sekarang pada titik yang tersentuh indenter telah terdapat deformasi berupa kawah kecil
h. Langkah d hingga g diulang kembali pada 2 titik lainnya disekitar titik yang
terdeformasi tadi i.
Masing - masing deformasi diberi nomor 1-3 disampingnya j.
Dengan menggunakan teropong mikro, diameter tiap deformasi diukur dalam satuan mm. Lalu diameter ketiga deformasi tersebut dicatat
k. Langkah b hingga j diulang kembali terhadap kedua spesimen berikutnya
l.
Nilai BHN tiap deformasi pada ketiga spesimen tersebut dihitung m.
Nilai BHN rata – rata tiap spesimen dihitung dari ketiga deformasi mereka, kemudian dilanjutkan dengan menghitung nilai BHN rata
– rata akhir dari BHN rata
– rata tiap spesimen tadi
3.6.2 Pengujian tensil
Pengujian tensil dilaksanakan di Laboratorium Mekanika Teknik Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara pada tanggal 20 Maret 2014.
Universitas Sumatera Utara
Tujuan diadakannya pengujian ini adalah untuk medapatkan sifat – sifat material berikut
yang dimiliki kuningan Cu 60 Zn 40 : a.
Batas luluh yield point b.
Kekuatan tarik atau ultimate tensile strength UTS c.
Penguluran atau elongation d.
Ketangguhan atau toughness Pengujian ini dilakukan terhadap spesimen yang telah dibentuk melalui proses
pembubutan dari bentuknya semula yang berupa billet silinder. Peralatan dan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Alat
i. Mesin uji tarik
Berfungsi sebagai alat penguji tarik. Beban tarik maksimum yang dapat diberikan mencapai 10 tonne force. Mesin ini bermerek Torsee dengan
tipe AMU-10. Mesin ini dilengkapi dengan pencatat grafik beban –
perpanjangan yang beroperasi bersamaan dengan berlangsungnya proses penarikan spesimen
Gambar 3.22 Mesin uji tarik ii.
Jangka sorong Berfungsi mengukur dimensi
– dimensi spesimen iii.
Spidol Berfungsi menandai spesimen
Universitas Sumatera Utara
b. Bahan
i. Silinder kuningan Cu 60 Zn 40
Gambar 3.23 Ketiga spesimen sebelum pengujian Ketiga silinder ini berfungsi sebagai spesimen pengujian. Ketiganya
dibentuk di Laboratorium Teknologi Mekanik Departemen Teknik Mesin Universitas Sumatera Utara melalui proses pembubutan dengan
dimensi – dimensi sebagai berikut :
Tabel 3.8 Dimensi spesimen uji tarik Urutan spesimen
A B
C Diameter pegangan
mm 12,8
12,9 13,1
Diameter kecil mm 9,35
9,10 9,45
Panjang daerah diameter kecil mm
55,25 52,30
55,20
ii. Kertas grafik
Berfungsi sebagai tempat mencatat grafik beban – perpanjangan selama
pengujian Prosedur pengujian tarik ini adalah sebagai berikut :
a. Salah satu spesimen dipasangkan pada bagian pencengkram chuck mesin
penguji, kemudian sebuah kertas grafik dipasang pada alat pencatat grafiknya
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.24 Spesimen terpasang pada pencengkram, siap ditarik b.
Mesin dihidupkan dan pembebanan tarik disetel, pembebanan terus meningkat hingga spesimen putus
c. Pembebanan diakhiri setelah spesimen putus. Kertas grafik dan spesimen
diambil untuk dianalisa d.
Langkah a hingga c diulang kembali untuk kedua spesimen berikutnya e.
Pertambahan panjang tiap spesimen diukur, kemudian grafik masing – masing dianalisa. Data - data yang diambil dari grafik ialah beban yield,
beban maksimum dan beban patah f.
Dengan menggunakan data – data yang diperoleh, nilai – nilai tegangan mulur, kekuatan tarik, tegangan patah, persen penguluran dan ketangguhan
tiap spesimen dihitung g.
Nilai – nilai yang didapat pada poin f kemudian dihitung nilai rata – ratanya
3.7 Perhitungan permeabilitas campuran pasir cetak