Inti core Pembekuan logam

Gambar 2.29 Skema pola yang dilengkapi dengan saluran dan riser [17]

2.4.7 Inti core

Untuk menciptakan rongga pada produk, digunakan inti. Inti merupakan bagian cetakan yang memiliki bentuk rongga produk. Saat penuangan, inti yang menempati daerah yang diinginkan berongga akan dikelilingi oleh logam cair yang kemudian mulai membeku. Sebelum pembekuan selesai, inti disingkirkan dari mold cavity sehingga didapatkan rongga yang sesuai bentuk inti pada produk. Pembuatan inti biasanya dilakukan bersama dengan pembuatan pola. Namun, karena harus menyentuh logam cair yang panas saat penuangan, maka inti harus terbuat dari bahan – bahan yang tahan terhadap suhu logam cair tersebut.

2.4.8 Pembekuan logam

Logam cair mulai mengalami proses pembekuan dengan kecepatan tertentu saat diambil dari tungku peleburan. Kecepatan pembekuan tersebut berbeda – beda menurut jenis logam cair yang telah dilebur. Pembekuan bahan coran logam cair dimulai dari bagian yang bersentuhan dengan permukaan mold cavity bagian luar, dimana panas yang ada dari logam cair tersebut berpindah ke permukaan mold cavity. Pada saat ini inti – inti kristal terbentuk dibagian luar logam cair. Universitas Sumatera Utara Kemudian, pembekuan menjalar kebagian dalam logam cair seiring dengan perpindahan panas ke mold cavity tadi sehingga menyebabkan inti kristal berkembang kearah dalam logam cair tersebut. Karena posisinya tersebut, bagian dalam logam cair memiliki laju pembekuan yang lebih lambat dibanding bagian luarnya sehingga perkembangan kristal tersebut membentuk struktur panjang yang disebut struktur kolom. Struktur ini mudah terlihat jika ada perbedaan suhu yang besar pada cetakan dan bagian dalam logam cair, misalnya dengan cetakan logam. Sebaliknya, struktur ini sulit diamati pada cetakan pasir yang menghasilkan perbedaan suhu yang rendah. Lamanya proses pembekuan dinyatakan dalam selisih antara suhu pembekuan dimulai dan suhu pembekuan selesai. Kehalusan permukaan produk dipengaruhi oleh besarnya selisih tersebut. Semakin kecil selisih tersebut maka permukaan produk semakin halus dan sebaliknya permukaan yang kasar diakibatnkan oleh selisih suhu pendinginan yang besar. Logam murni yang dibiarkan akan mengalami pembekuan pada temperatur konstan yang disebut titik beku. Titik beku merupakan suhu tertinggi logam cair dimana proses pembekuan mulai terjadi. Titik beku pada beberapa bahan misalnya adalah : tembaga 1083 o C, aluminium 660 o C dan timah 232 o C. Pembekuan logam cair dimulai dengan pembentukan inti – inti kristal didalam logam cair tersebut. Kemudian inti – inti tersebut berkembang disekelilingnya hingga menjadi butiran – butiran kristal. Pada akhirnya, seluruh logam cair habis menjadi butiran – butiran kristal tersebut. Pembentukan butiran kristal tersebut dipengaruhi oleh laju pembentukan inti dan laju perkembangannya. Jika inti – inti kristal berkembang lebih cepat dibanding pembentukan inti – inti baru, maka didapatkan butiran – butiran kristal yang besar. Sebaliknya jika pembentukan inti yang lebih cepat, maka didapat butiran – butiran kristal halus. Dalam pembekuan paduan logam, dihasilkan butiran kristal yang merupakan perpaduan logam – logam yang dicampur, disamping beberapa butiran kristal logam murni. Jika dimisalkan logam A dan logam B dipadukan, maka ada 2 peristiwa yang Universitas Sumatera Utara menyebabkan keduanya terpadu : salah satu dari keduanya larut terhadap yang lainnya membentuk struktur larutan padat atau keduanya saling terikat dengan perbandingan tertentu membentuk struktur senyawa antar-logam. Pada larutan padat, atom logam A menggantikan konfigurasi atom logam B atau sebaliknya. Sementara pada senyawa antar – logam memiliki butiran kristal yang berbeda dengan logam A ataupun logam B. Dengan demikian, didalam sebuah logam paduan bisa terdapat 3 jenis struktur, yakni logam murni, larutan padat dan senyawa antar logam. Perubahan komposisi paduan menyebabkan pertambahan macam kristal dan struktur. Didalam ilmu logam, struktur tersebut disebut fasa. Oleh karena itu, logam paduan merupakan perpaduan dari beberapa fasa. Penggunaan inti dapat mempengaruhi laju pembekuan. Pembekuan juga terjadi mulai dari permukaan inti hingga menuju bagian dalam logam cair. Karena inti ditempatkan dibagian dalam logam cair, maka laju pembekuan juga terjadi dari bagian dalam logam cair kebagian luar sehingga dapat menyebabkan bagian dalam lebih cepat beku. Untuk mengatasi hal ini, inti harus dipanaskan agar tidak terlalu banyak menyerap panas dibanding mold cavity.

2.4.9 Cacat pada produk coran

Dokumen yang terkait

Desain Dan Pengecoran Runner Propeller Berbahan Kuningan (60% Cu / 40% Zn) Untuk Turbin Air Berdaya 118 W Dan Debit 12 L/S Dengan Cetakan Pasir

7 75 163

Teknik Pengecoran Logam Perancangan Pola Worm Screw Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir Untuk Pabrik Kelapa Sawit

5 109 114

Teknik Pengecoran Logam Perancangan Dan Pembuatan Worm Screw Untuk Pabrik Kelapa Sawit Dengan Kapasitas Olahan 10 Ton Tbs/Jam Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir

2 73 113

Perancangan Dan Pembuatan Poros Turbin Air Francis Yang Berdaya 950 Kw Dan Putaran 300 Rpm Dengan Proses Pengecoran Logam

1 47 91

Perancangan Dan Pembuatan Sproket Untuk Penggerak Rantai (Track) Pada Bulldozer Dengan Daya 105 Hp Dan Putaran 150 Rpm Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir

10 50 108

Perancangan Dan Pembuatan Rumah Pompa Sentrifugal Dengan Kapasitas 20 M3/ Jam Air Dengan Proses Pengecoran Menggunakan Cetakan Pasir

11 87 124

Perancangan Pembuatan Batang Torak Untuk Truck Dengan Daya 120 PS Dan Putaran Maksimum 2.850 RPM Dengan Pengecoran Logam Menggunakan Cetakan Pasir

10 97 78

BAB III METODOLOGI 3.1 Umum - Desain Dan Pengecoran Runner Propeller Berbahan Kuningan (60% Cu / 40% Zn) Untuk Turbin Air Berdaya 118 W Dan Debit 12 L/S Dengan Cetakan Pasir

0 0 58

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 - Desain Dan Pengecoran Runner Propeller Berbahan Kuningan (60% Cu / 40% Zn) Untuk Turbin Air Berdaya 118 W Dan Debit 12 L/S Dengan Cetakan Pasir

0 0 50

DESAIN DAN PENGECORAN RUNNER PROPELLER BERBAHAN KUNINGAN (60 Cu 40 Zn) UNTUK TURBIN AIR BERDAYA 118 W DAN DEBIT 12 LS DENGAN CETAKAN PASIR

0 2 26